PROLOG

9.2K 259 22
                                    

Gadis itu berusaha menutup sebagian  wajahnya menggunakan tas gendong yang ia kenakan agar tak dikenali adik kelas. "Ehh itu Kakak yang kemarin ngasih ice cream tuh!"

Avisha yang sudah melewati segerombolan adik kelas 10 itu mendengarkan bisikan lirih dari salah satu mulut mereka. "Lah udah nggak punya malu dia," cemooh mereka bergantian

Karena kesal dirinya jadi bahan gunjingan Avisha membuka tas yang tadinya menutup sebagian wajahnya dan melangkah menuju segerombolan adik kelas. "Kenapa?" bentaknya kesal dengan kedua tangan terlipat di depan dada dan dagu setengah terangkat. "Kenapa? Ko diem? ngomong dong tadi dibelakang gue aja lancar tuh gibahnya!"

Tiba-tiba salah satu segerombolan adik kelas itu berdiri dengan gaya tak kalah songong. "Kak, kakak itu perempuan kan bisa nggak sih nggak usah gatel sama gebetan aku."

Avisha melongo sejak kapan Alano yang cool itu punya gebetan. Avisha pun melirik name tag milik adik kelas itu tertera Rara Anastasya.

"Gebetan kan belum tentu pacaran," seru Avisha dengan lantang.

"Dasar Kakak kelas cablak." Rara hampir saja menjambak rambut Avisha namun tangannya seketika dicekal oleh seseorang lelaki dengan tangan kirinya menenteng jas sekolah khas SMA NUSA BANGSA.

"Hayo mau apa lo?" ucapnya sambil mencekal pergelangan tangan Rara yang mencoba melepaskan cengkraman lelaki tersebut.

"Siapa lo berani-beraninya pegang tangan gue," ucap Rara kesal dengan tangan yang berhasil terlepas dari cengkraman lelaki tersebut

"Kenalin gue Revan 11 IPA 1," ucapnya pada adik kelas sepuluh itu sembari menyodorkan tangan kanannya khas seperti orang yang mengajak bersalaman.

Seketika segerombolan adik kelas sepuluh termasuk Rara melongo kaget ternyata itu kakak kelas bukan satu angkatan dengan mereka. "Oh maaf kak tadi itu-."

"Udah lain kali jangan ribut, malu lah masa anak sekolah kelakuannya kayak bocah," ucap Revan seperti sedang memberi mereka arahan.

Setelah mengucapkan demikian Revan berlalu sambil menggandeng paksa tangan Avisha dengan gaya sedikit menyeret.

"Apa-apaan si," ucap Avisha berusaha melepaskan genggaman lelaki tersebut saat tiba di sebelah kelasnya.

"Sejak kapan lo suka adik kelas?" tanya Revan dengan tatapan serius. Avisha hanya menatap Revan dengan tatapan penuh emosi.

"Ada masalah kalo gue suka adik kelas?" Mata Avisha memanas, emosinya mulai naik. "Gue harus terus suka sama lo yang jelas-jelas tolak gue depan banyak orang, dan lo maunya apa hah? Gue udah berusaha lupain lo tapi lo sering ancam kalo gue lagi dek-," ucapan Avisha terhenti saat kepalanya mendarat tepat di dada bidang milik Revan.

"Tetap cinta sama gue, gue nggakga suka lo deket sama yang lain," ucap Revan perlahan melepaskan pelukannya dan berhenti membelai punggung Avisha

"Masuk kelas, taro tas, ambil topi, ikut upacara, jangan lupa pilih gue jadi ketos," ucap Revan berlalu meninggalkan Avisha di samping kelasnya.

Bagaimana Avisha bisa lupa jika Revan saja masih bersikap manis padanya, rasanya sulit melupakan cinta pertama yang begitu menyakitkan.

.
.

Kira-kira seperti itu gays visualnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kira-kira seperti itu gays visualnya.
Semoga cerita ini selesai sampai akhir yah, amiin.

Jangan lupa follow, vote, comment, and share😊

Yang mau ambil vectorku wajib komen yah!

Up chapter 1 nanti malam🤗

Follow ig: @putrivelisa_kn
Fb: putri velisa

Persahabatan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang