Shinta dan Ahdi telah sampai dirumahnya, ternyata sudah ada Revan dan Bisma yang sudah menunggu dari tadi.
"Om, Tante. Gimana? Avisha udah ketemu?" tanya Revan ketika mereka baru saja sampai rumah
Shinta yang sedari menangis tidak sanggup mengatakan sepatah katapun, dan Ahdi yang menjelaskan semuanya. Pada akhirnya mereka terkejut, pasalnya Rara yang selama ini terlihat polos dan baik ternyata penyebab hilangnya Avisha malam itu.
Ahdi tidak menjelaskan, masalah pribadinya.
"Jadi, sekarang Avisha ada di rumah Bang Ihza?" tanya Bisma
"Iya, tapi dari tadi kita telfonin Ihza tidak di angkat, bahkan kami sempat kembali ke rumah Dikto untuk menanyakan keberadaan Ihza tapi dia tidak di rumah!"
Revan dan Bisma terlihat kebingungan, memangnya Ihza membawa Avisha kemana?
"Ini sudah malam, kita lanjut cari besok aja, yang penting Avisha sudah dalam keadaan baik-baik aja!" ujar Shinta, ia menyuruh kedua anak muda yang ada dirumahnya untuk pulang.
"Jadi, besok Avisha absen Tante?" tanya Revan
Shinta mengangguk, "bisa minta tolong Revan? Tolong izinkan Avisha di kelasnya?!"
"Bisa Tante, kalo begitu kami permisi ya tante, om!" pamit Revan dan disusul oleh Bisma
Mereka berjalan menuju rumah Bisma, pasalnya tadi Revan menitipkan motornya disana
"Van!"
"Hm," sahut Revan
"Lo sadar nggak si? Tadi Tante Shinta nangis sampai sesenggukan dan, om Ahdi juga agak-"
"Iya, gue juga ngrasa!" ujarnya dengan semangat
Bisma memutar bola matanya malas, belum saja selesai bicara sudah dipotong.
"Van gue curiga deh, jangan-jangan Avisha beneran kabur dan nggak balik lagi?"
"Nggak mungkin, Tante Shinta sendiri yang bilang dia udah sama Bang Ihza, mungkin dia lagi pengen sendiri aja, atau belum terbiasa dengan kehadiran Ayah baru!"
"Gimana kalo besok lo ke apartemen Bang Ihza Van? Lo bolos sehari mau kan?" tawar Bisma
"Emang ada masalah apa sih Mes? Kenapa jadi rumit gini, lagian si Rara apa urusannya sampe culik-culik Avisha segala!"
"Bukan itu Van, gue takut Avisha pergi jauh!"
"Loh kok bisa?"
"Gue pernah liat pasport di tas Bang Ihza waktu latihan basket, pasport atas nama Avisha sama dia!"
"Hah, yang bener lo?"
"Yakali gue boong, makanya itu gue minta lo ke apartemen Bang Ihza ya! Nanti gue kasih alamatnya!"
"Kenapa nggak sekarang aja? Gue takut Avisha pergi malam ini juga!"
"Nggak mungkin Van, tadi gue ketemu sama temen seangkatannya Bang Ihza katanya dia lagi tinggal di kosannya!" ujar Bisma, pasalnya ia baru saja pulang latihan basket.
"Habis subuh, Lo harus siap ya?!"
"Terus lo?" tanya Revan
"Kalo gue langsung nunggu mereka di bandara aja Van, takutnya kalo kita bareng-bareng malah ketinggalan dua-duanya!"
"Oke sip, besok habis subuh langsung ya!"
***
Bahu Avisha merosot sembari menatap layar notebook dihadapannya.
Ihza yang sedari tadi sibuk mengemasi barang, perhatiannya teralihkan karena suara helaan nafas adiknya, kemudian ia datang menghampiri Avisha, "ada apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Persahabatan [END]
Teen FictionKenangan buruk seseorang bukanlah suatu keinginan, melainkan suatu kejadian yang hadir tak terelakkan. Tak banyak mereka melupakan atau bahkan sebagian dari mereka mungkin berusaha melupakan meski kejadian itu terus membekas setiap detik di hidupny...