Kenangan buruk seseorang bukanlah suatu keinginan, melainkan suatu kejadian yang hadir tak terelakkan.
Tak banyak mereka melupakan atau bahkan sebagian dari mereka mungkin berusaha melupakan meski kejadian itu terus membekas setiap detik di hidupny...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Mon maap reader's aku numpang post vector lagii😁 🌹
"Halo Pah, aku udah selesai nih!" ucap Anya pada seseorang di seberang telepon
"Jemput sekarang Anya?"
"Iya!"
"Ya udah papah otw!"
Anya memasukkan kembali ponselnya, menunggu Arkan datang menjemputnya.
Saat ini dirinya tengah berada di tempat les, karena sedang berlangsung UAS maka pulang les semakin malam, bahkan Anya dapat tidur pulas saat pulang. Karena semua mata pelajaran besok sudah di bahas.
Anya melirik kelas les untuk jurusan IPA, kenapa ia seperti mengenal lelaki itu? Yah pasti Anya mengenalinya.
"Itu kan Alano?" gumamnya
Alano tampak berdiri sembari mengeratkan pegangan pada tasnya, namun selang beberapa menit ada satu perempuan menggandeng tangan Alano secara tiba-tiba.
Anya semakin di buat penasaran, itu Alano kan? Lalu itu benar Rara?
Anya mendekat ke arah mereka berbincang, namun ia bersembunyi di balik semak untuk sekedar menguping pembicaraan Alano dan Rara, yah benar itu Rara.
"Lano hari ini kamu di jemput om Ahdi?" tanya Rara antusias
"Nggak tau!"
"Ya udah kamu ikut aku aja ya, bentar lagi juga mami dateng kok!"
"Oke!"
Anya mengerutkan dahinya tak paham, sebernarnya kenapa Alano ini? Jadi dia berselingkuh dengan Rara? Jadi dia mengkhianati sahabatnya? Wah tidak terima saya.
Anya keluar dari tempat persembunyiannya, menampakan wajahnya penuh amarah, "oh jadi ini kelakuan lo selama ini? Tega ya lo khianatin sahabat gue!"
Alano dan Rara tampak bingung, kenapa tiba-tiba ada Anya? Sepertinya semak itu aman-aman saja kenapa tiba-tiba memunculkan satu makhluk?
"Kak Anya?" tanya Alano lirih
"Kenapa? Kaget tiba-tiba gue dateng?" sentak Anya
"Kakak ngapain disini? Nguntit kita ya?" tanya Rara dengan suara lembutnya
Anya berdecak, seakan jijik dengan pelakor cilik itu, "kita les di tempat yang sama!"
Rara tampak melongo tak percaya, jadi Anya les disini juga? Bagian kelas sebelas?
"Alano, lo tega ya nyakitin perasaan sahabat gue!" seru Anya sembari menatap Alano, "ternyata lo nggak sepolos apa yang gue liat."
"Kak! Kakak nggak tahu apa-apa ya, jadi lebih baik kakak diem!" sahut Rara
"Gue ngomong sama Alano, bukan sama lo!"
"Tapi Lano itu-"
"Udah, sebentar ya Ra aku mau ngomong sama kak Anya!"