Bagian 45|| Balasan

316 30 7
                                    

AnyaNikmala

AnyaNikmala

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Love you❤️

🌹

Acara yang mengesankan, ada dua orang yang hubungannya selangkah lebih dekat dengan pernikahan adapula dua orang yang semakin bimbang dengan perasaannya.

Saat acara foto bersama, Revan terus saja menatap Avisha bahkan saat Avisha ikut foto Revan memilih berdiri di sampingnya dan menggenggam tangannya, setelah itu mereka saling tatap dan Avisha mengalihkan tatapannya lebih dulu.

Saat maka pun seperti itu, Avisha memilih duduk bersama Bisma dan bercerita jika surat yang pernah ia beri sudah Avisha kasihkan ke Revan, dan reaksi Bisma biasa saja, karena baginya surat itu tidak terlalu penting. Tidak lama kemudian Revan datang dan mengusir Bisma, katanya dia hanya ingin bersama Avisha malam ini.

"Gimana, Sa? Enak?" tanya Revan sembari menatap Avisha yang tengah menyantap cake

Avisha hanya mengangguk canggung

"Lo cantik, kalo senyum!"

Lagi-lagi Avisha mengangguk, entah sejak kapan ia jadi bisu seperti ini biasanya ia akan memukul atau mengeplak Revan jika kata-katanya sangat menggangu.

Lalu saat Revan mengantar Avisha pulang, tangan satu untuk menyetir dan tangan satunya untuk menggenggam lengan Avisha. Avisha sempat menolak karena keadaan akan canggung jika harus seperti itu, namun hal itu langsung di bantah oleh Revan.

"Nurut dong!" perintah Revan

"Nggak ah," tolak Avisha

"Yaudah, kalo nggak mau," jawab Revan dengan muka memelas, "nanti abis pulang nganterin lo nggak tahu gue masih ada atau enggak."

"Iya iya ya!" Avisha langsung menerima genggaman tangan Revan, setelah itu Revan tersenyum puas.

Saat sampai di depan rumahpun seperti itu, Revan sempat ingin mengelus rambut Avisha, namun lengannya langsung ditepis oleh Avisha, saat mereka telah sampai di depan pintu.

"Kenapa?" tanya Revan

"Harusnya lo tahu, kita nggak akan bersatu dan itu nggak mungkin! Kenapa lo bersikap manis ke gue? Kenapa lo bersikap seolah-olah kita akan bersatu suatu saat, bahkan lo sendiri aja sadar kita nggak akan pernah menjalin hubungan lebih dari seorang teman. Van lo jangan bikin perasaan gue bimbang dong!" mohon Avisha dengan mata yang memerah

"Sikap gue bikin lo bimbang ya?" tanya Revan

Avisha tertunduk, ia menyembunyikan tangisnya saat jemari Revan akan menyentuh wajahnya Avisha langsung menepisnya dan menghapus air mata itu sendiri.

"Lebih baik lo pulang!"

"Sorry, Sa!"

"Gue maafin!"

"Gue sayang sama lo, sampai nanti bahkan selamanya. Itu berlaku meski kita nggak menyatu!"

Setelah itu Revan pamit dan pergi meninggalkan pekarangan rumah Avisha.

Persahabatan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang