Bagian 57|| Lakukan

290 30 4
                                    

Syila membersihkan baju OSIS yang Avisha kenakan dengan tissue basah, ia juga mengambil semua roti dan beberapa makanan yang menempel di rambut Avisha.

Avisha terus menangis, meski sudah tidak lagi tersedu-sedu, kini ia sesenggukan dan mencoba untuk berhenti menangis.

"Sa, aku bawa kamu ke UKS aja, ya?" tanya Syila

Avisha menggeleng, "bawa gue ke BK bisa nggak? Gue mau pulang aja."

Syila mengangguk, ia menuntun tubuh Avisha untuk keluar dari kamar mandi.

"Eumm Syi," ujar Avisha dan menghentikan langkahnya

"Kenapa, Sa?"

"Mending lo ke kelas aja deh, udah bel masuk dari tadi. Gue takut lo telat."

"Ngga pa-pa kali, kan aku mau bantu kamu!" jawab Syila

Avisha tersenyum, mereka kembali melangkah namun tiba-tiba Avisha menghentikan langkahnya dan otomatis Syila ikut berhenti.

"Ada apa lagi, Sa?"

Avisha memandang wajah Syila sejenak, sebelum akhirnya ia memeluk Syila dan menangis, "maafin gue Syi, maaf!" ujarnya sembari menangis

Syila membelai bahu Avisha, hubungan keduanya memang sempat tidak baik dan Avisha selalu mengira bahwa Syila adalah perempuan yang menyebalkan, tapi nyatanya Syila adalah perempuan yang baik dan lembut, tidak pernah menyimpan dendam kepada siapapun.

"Minta maaf buat apa? Kamu nggak salah kok!"

Avisha melepas pelukannya, ia menyeka air matanya dan menatap Syila, "Maaf dulu gue sempet benci sama lo, maaf!"

Syila tersenyum, "ngga pa-pa, semua orang pasti memiliki pandangan yang berbeda, entah itu dilihat dari segi kebaikannya atau keburukannya. Aku percaya kok semua orang bisa menilaiku dengan baik!"

"Aku juga percaya, kalo Avisha itu orang baik!" lanjut Syila

Mereka kembali berjalan menuju ruang BK, entahlah berita besar itu muncul dari mana Avisha sendiri tidak tahu, bahkan toko Mamanya bangkrut saja Avisha tidak tahu.

"Avisha!" teriak seseorang yang tengah berlari kencang dari belakang

Secara refleks mereka berdua menoleh dan memperhatikan Revan tengah berlari menuju kearahnya.

Begitu tiba, Revan langsung membekap tubuh Avisha meski nafasnya belum stabil, ia sangat khawatir dengan keadaan Avisha, ia merasa kecewa karena di saat seperti ini ia tidak di sampingnya.

Awalnya Syila dan Avisha bergandengan, namun karena tubuh Avisha menjauh jadi Syila melepas tautannya, hanya menatap datar dua orang yang tengah berpelukan itu, sebelum akhirnya Syila tersenyum.

"Lo nggak pa-pa? Siapa yang udah bikin lo kaya gini? Bilang sama gue dari kelas mana dia?!" tanya Revan dengan gelisah

"Gue nggak pa-pa kok, tadi gue di tolongin sama Syila," jawab Avisha

Seketika itu Revan menatap kearah Syila, "thank's ya Syi, sorry!"

Syila tersenyum menanggapi ucapan Revan, "kita mau ke ruang BK, Avisha mau izin pulang katanya!"

"Oh biar gue aja, lo bisa balik ke kelas," ujar Revan, "sekali lagi makasih ya, Syi!"

"Santai aja Van, yaudah aku duluan ya!" pamit Syila

Revan mengantar Avisha ke ruang BK, sesampainya di ruangan itu hanya Revan yang menjelaskan bahwa Avisha dirundung, sedangkan Avisha hanya diam karena air matanya akan turun jika harus menjelaskannya sendiri.

Setelah selesai, Avisha menunggu Revan di parkiran ia menunggu Revan yang tengah mengambil tasnya karena tadi Revan sendiri yang menginginkan mengantarkan Avisha pulang.

Persahabatan [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang