Di pagi hari, Aya terbangun dalam tidurnya. Pertama kali dia terbangun, Ia merasakan tubuhnya pegal-pegal.
Lalu, mata setengah terbukanya mengedar ke ruangan yang tadi malam dia tiduri. Kamar yang mendominasi warna hitam dan abu-abu. Warna lelaki sekali.
Pandangan Aya terpaku pada seorang pemuda yang sejak kemarin telah menjadi suaminya itu. Haykal tertidur di sofa. Ia ingin menyuruh Haykal tidur di ranjang tapi Ia takut. Pasti sakit tuh badannya, yaudah entar aja deh bilangnya pas dia udah bangun.
Aya bangun dari tidurnya dan masuk ke kamar mandi. Ini masih pukul 5.30, Aya sudah terbiasa bangun pagi. Hari ini adalah hari Minggu, tentu sekolah libur. Setelah selesai mandi, Aya keluar dari kamar mandi. Ia melihat pemuda tampan yang masih tertidur nyenyak. Tidur aja ganteng. Aya ingin membangunkan namun Ia tau kalau Haykal pasti lelah.
Lalu, Aya keluar dari kamar dan pergi ke dapur. Ia mengedarkan pandangannya ke rumah yang sekarang Ia tepati. Ini bagus banget gila, kayak bukan rumah dah. Sebenarnya Aya tidak tau dapur dimana. Tapi, tiba-tiba ada yang memanggilnya.
"Aya,kamu sudah bangun. Gimana tidurnya? Nyenyak," itu Syena. Wanita setengah paruh baya tapi masih sangat cantik.
"Eh, Iya ma." jawab Aya gugup. "Dapur dimana ma? Aya mau ikutan masak boleh?" tanyanya ragu.
"Ayo ikut mama sini, mama juga mau masak. Emang kamu gak capek hm?" Tanya Syena sambil menarik tangan Aya dengan lembut menuju dapur.
"Mau bantu aja ma, hehe." Gugup bet dah gua sama mertua.
"Yaudah, tapi harus hati-hati ya. Mama gak mau kamu sama calon cucu mama kenapa-napa,"
Aya yang mendengarnya tersenyum dan hatinya merasa menghangat mendengar itu. "Haykal udah bangun?" Tanya Syena sambil menyapa para pelayan yang ada di rumah ini. Pelayannya aja bejibun.
"Belum ma, Aya liat Kak Haykal pules banget,"
Aya sudah ikut membantu Syena memotong wortel. Syena memang memiliki banyak pelayan, tapi lebih ingin memasak untuk suami dan anak-anaknya. Istri dan mama idaman.
Makanan telah selesai dimasak dan dihidangkan di meja makan. Lalu, Aya naik ke atas berniat membangunkan Haykal "Ma, Aya ke atas dulu ya. Aya pengen bangunin Haykal biar sarapan dulu,"
"Iya mama juga mau bangunin Zayn." jawab Emily.
Aya menaikki tangga dan sekali-kali melihat foto yang ada di dinding. Kak Haykal dari dulu aja udah ganteng hihi. Lalu Aya membuka pintu kamar Haykal yang sekarang Ia tepati itu.
Sebelum Aya membangunkan Haykal, Aya memajukan tubuhnya lebih dekat dengan wajah Haykal untuk melihat lekuk wajah Haykal yang lebih dari kata sempurna itu. Kenapa kakak ganteng banget sih? Hidung Haykal yang mancung, alis yang tebal, bulu mata yang lentik, bibir yang tidak tebal tapi tidak tipis mungkin rasanya enak untuk di ci— hey Aya kamu kesini untuk banguni Haykal bukan berpikiran mesum. Aya merutuki kebodohnnya itu sambil memukul kepalanya.
"Ngapain pukul kepala?,"
oh god! Kenapa Haykal berbicara saat matanya masih tertutup dan tunggu, mengapa Ia tau Aya memukul kepala? Ngigau kali.
Matanya membukat melihat mata tajam yang sudah terbuka sempurna. Jarak mereka sangat dekat sekarang.
Aya yang merasa tertangkap basah pipinya memerah. Ia ingin mengalihkan pandangannya dari mata indah Haykal, tapi ini mengapa matanya diam di tempat doang. Seolah ada magnet di antara mata mereka.
Haykal yang sudah mulai tersadar, langsung memutuskan kontak mata.
"Eh, sarapan di bawah dulu. T-tadi mama manggil," Aya sungguh malu. Oh ayolah, apa kabar pipi dan jantungnya sekarang.
Aya turun ke bawah dan Ia melihat Zayn dan Syena yang sudah memulai memakan sarapan di meja makan. "Pagi Kak Aya," ucap Zayn dengan nada cerianya itu.
"Pagi Zayn sayang," jawab Aya membalas sapaan Zayn.
"Haykalnya belum bangun?" Tanya Syena sambil mengambil piring untuk Aya.
"Eh gak usah ma, biar Aya aja yang ngambil," sergah Aya menolak tangan Syena yang ingin mengambil piring. "Udah bangun kok ma Kak Haykalnya,"
"Pagi,"
Haykal datang dan mengecup kening mamanya, lalu adiknya. Kebiasaan rutin.
"Istrinya masa gak dicium juga Kak?" goda Syena.
Aya yang sedang mengambil makanan untuk Haykal dan dirinya, sedang gugup setengah mati saat mendengar perkataan Syena . Lalu, Aya merasakan ada ciuman hangat di atas kepalanya "Terimakasih,". Eh sumpah, ini gua udah shampooan kan ya. Aduh semoga wangi. Dan tadi kak Haykal bilang makasih sama guaa huaaa. Lebay banget dah gua. Tapi, Ini ya yang namanya morning kiss dari suami? Ternyata enak.
"Papa mana ma?" Tanya Haykal kepada Syena yang sedak asik makan sarapannya.
"Keluar kota, kemarin mama ditelpon," jawab Syena dan memakan makanannya lagi. Haykal hanya berohria dan mulai makan makanan yang tadi disiapkan oleh Aya.
***
"Yey Zayn menanggg!!! Kakak kalah lagi deh," ucap Zayn dengan nada bahagianya itu. Zayn dan Aya sekarang sedang bermain lego di Ruang tamu.
"Yahh Zayn parah nih. Kakak kan gak begitu ngerti mainnya,"
"Yah Kak Aya jangan sedih dong. Zayn ajarin deh," Zayn merasa bersalah. Dan membujuk Aya yang gampang sedih itu. Aya pun tidak tau mengapa Ia jadi sensitif sekali.
"Yey gitu dong, gimana cara mainnya?" Aya seperti anak kecil yang baru diberi mainan.
Disela-sela mereka bermain, Haykal tiba-tiba lewat dengan pakaian Casualnya. Sepertinya ingin pergi.
Aya melihat Haykal keluar pintu utama rumah dengan baju casualnya. Kak Haykal mau pergi kemana? Rapi banget. Aya ingin bertanya namun Ia gengsi. Lagian pula, Haykal sudah hilang dibalik pintu besar dan Aya sudah mendengar deru motor sport milik Haykal. Kenapa Haykal tidak pamit dengannya?
"Kak. KAK AYAA!" Teriak Zayn yang merasa diacuhkan oleh Aya. "IH KAK AYA NIH,"
Lamunan Aya pun buyar ketika mendengar teriakan Zayn dan Ia melihat raut muka Zayn yang sebentar lagi akan menangis " Eh, ih Zayn kenapa? Yah yah jangan nangis dong, kakak minta maaf ya ya ya."
"Kakak jahat, huaaa,"
Aya yang mendapat pelukkan mendadak langsung menahan tubuhnya. Untung perutnya tidak kena kaki Zayn. Walaupun, Aya merasa sedikit nyeri. "Eh pelan-pelan Zayn, Kakak minta maaf ya. Tadi kakak lagi mikir, bukan diemin Zayn,"
Tapi tunggu, tumben Zayn tidak menyahut ucapannya dan hembusan nafas Zayn juga sudah teratur. "Oalah, tidur rupanyaa." Gumam Aya pelan agar tidak membangunkan Zayn. Ia tersenyum dan mengeratkan pelukannya. Ia lupa ternyata ini jam tidur siang Zayn, pantesan Zayn cengeng sekali.
Syena yang melihat interaksi Aya dengan Zayn hanya tersenyum. "Mama seneng kamu yang jatuh kepelukan Haykal,"
***
MAAF YAA KALO ADA KESALAAHANN KATA..
VOTE DAN COMMENTNYA YA SIS!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Disappointed.
Teen FictionAku kecewa terhadap diriku. Aku kecewa terhadap logika otakku. Aku kecewa kepada semua yang ada dalam diriku. Aku kecewa karena hanya memikirkan diriku saja. Kesalahan terbesarku membuatku menjadi membenci diriku sendiri. Musuh terbesarku adalah aku...