3. BERHASIL

15.6K 763 7
                                    

"Aduh kebelet banget," ucap Aya sambil berlari mencari toliet.

"Ih toiletnya mana sih," gerutu Aya yang sejak tadi tidak menemukan toilet. "Nah, itu dia." Namun langkahnya terhenti karena tiba-tiba ada yang menarik tangannya. Dia sangat takut sekarang.

"Hai cantik! Mau kemana sih buru-buru banget, sini sama saya dulu," ucap bapak-bapak tua yang—Oh itu bukan tipe Aya sekali. Gendut, perutnya buncit, dan oh no.

"Hmm saya mau ke toilet pak," ucap Aya dengan nada takut.

"Kesini aja dulu temenin om," Aya sekarang ketakutan sekali. 'Aduh mama papa Aya takut Huaaa!!.'

"En-enggak pak. Sa-saya mau ke to-ilet sa-saya udah ke-belet," lirihnya ketakutan.

"Jangan takut sama om, ayo sini om pangku," Ucap bapak-bapak tua itu dengan nada desah akhirannya.

Sumpah Aya ingin kabur sekarang juga. 'Hua tolongin!'

"Enggak mau ih, saya mau pergi," ucap Aya dengan ancang-ancang ingin kabur. Namun, kekuatannya tidak sekuat bapak-bapak tua ini.

"Kan saya bilang temenin saya dulu, nikmati malam panjang nanti sayang," Oh sungguh itu menjijikan.

Lalu, bapak-bapak tua itu menarik tangannya hingga Ia jatuh di atas bapak tua itu dan tunggu, muka peyot itu semakin maju. Dengan reflek Aya menutup mata.

Sedangkan di tempat lain, cowok berperawakan tinggi, berkulit putih, dan memiliki kilatan mata yang tajam, baru saja keluar dari toilet. Ya itu Haykal. Namun saat keluar, perhatiannya tak sengaja melihat ke arah samping. Seulas smirk tertampil di wajah tampan itu, "Murahan." sinisnya, tapi langkahnya membawa ke tempat itu.

"Najis." ketus Haykal berhasil membuat dua orang itu terdiam.

Sedangkan bapak-bapak tadi langsung memundurkan kepalanya karena aktivitasnya terganggu dan melihat keatas, tepatnya ke arah seorang pemuda yang menampilkan wajah datar.

"Siapa?"

Aya langsung bangun dari tempat Ia duduk, "Kak Haykal, dia nakal," adunya menunjuk pria tua yang sudah tertidur. Ternyata mabuk.

"Makasih ya kak," ucap Aya malu-malu.

Haykal tak berniat membalas. Cowok itu lebih dulu berlalu pergi begitu saja, meninggalkan gadis itu sendirian.

"Kamu tuh kenapa sih susah banget aku raih. Giliran si cewek itu aja, kamu langsung mau," lirih Aya memandang punggung tegap Haykal.

Seketika otak cantiknya mengingat sesuatu. Gadis berwajah cantik dan menggemaskan itu mengambil sesuatu di tas berwarna pinknya.

Mata yang berukuran bulat itu memperhatikan yang dia beli tadi. "Terus caranya gimana ya? Hmm,"

"Minum pil dengan air atau masukan bubuk dalam pil ke dalam air," gumamnya membaca komposisi obat ini.

Bibirnya membulat saat otak cantiknya kembali memiliki ide. "Aya, ih kamu pinter banget tau!!"

Kaki yang terbalut high heels itu berlari ke arah tempat jualan minuman. "Mas!" panggilnya pada seorang bartender berwajah manis itu.

"Ada yang bisa saya bantu kak?"

"Mas, pesen minuman satu ya. Terus Mas masukin ini ke dalam ya. Bubuknya aja," Aya memberi satu pil.

Bartender itu terlihat bingung dan sedikit terkejut. Wajah gadis ini sangat polos, tetapi sifatnya sangat tidak polos. Licik.

"Terus saya kasih ke siapa?"

"Yang itu. Atas nama Haykal Jevan Keandra. Jangan kasih tau dari aku ya," tunjuk Aya pada meja di paling pojok.

Haykal? Bartender itu menggelengkan kepalanya. Ia mengenal cowok itu. "Lu ngapain lakuin itu ke dia?"

"Ih Mas, aku tuh temennya. Aku mau ngungkapin cinta aku sama dia, tapi dia harus bobo. Soalnya dia tuh udah punya pacar, makanya aku mau ngungkapin cinta aku,"

Bartender itu menghela nafasnya. Benar-benar polos dan bego. "Totalnya tiga ratus ribu,"

Aya memberi tiga uang berwarna merah. "Makasih ya Mas,"

Setelahnya, bartender itu berjalan ke arah gerombolan cowok-cowok langganan di sini. Tangannya meletakan satu gelas wine di meja membuat mereka sebagai pemilik meja menoleh. "Buat Haykal. Hadiah dari atasan gua,"

"Widih setan apa tuh?"

"Buat Haykal," ulangnya menatap kesal Maliq.

"Ya udah. Si Haykal udah kenyang. Mendingan buat gua,"

"Buat Haykal. Minum sekarang," ulang bartender itu ketiga kalinya.

Cowok yang namanya terus disebutkan itu mengangkat kepalanya. Karena gak mau ambil pusing, Haykal meminum minuman itu sampai habis. "Udah kan. Bilang ke atasan lo, gak usah terlalu baik."

Dari ujung sana, seorang gadis sudah melompat kegirangan.

***

VOMENT YA GUYS. TERIMA KASIH.

Disappointed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang