58. BERBEDA

12.7K 691 49
                                    

"Jadikan dia kebahagian kamu,"

***

Yuli tersenyum melihat Aya yang kembali meneteskan air mata. Dia tau bahwa Aya masih sangat mencintai Haykal. "Udah ya. Kamu istirahat dulu. Tubuh kamu masih lemah banget. Aku panggil—,"

"Aku mau sendiri," potong Aya, masih menatap lurus kedepan.

Yuli mengangguk maklum. "Baiklah. Aku keluar," pamitnya yang tidak mendapat jawaban sama sekali.

Sedangkan di luar ruangan. Mereka semua tersenyum kala pintu kembali terbuka, menampikan seorang perempuan dengan jas putihnya.

"Aya udah gakpapa kan? Keadaan dia gimana?" tanya Haykal.

"Biarin dokternya jelasin dulu, Kal," Syena mengelus bahu putranya.

Yuli tersenyum, "Entah mujizat Tuhan, keadaan pasien sudah tidak seburuk sebelumnya. Tapi, kondisi pasien belum sepenuhnya membaik,"

"Syukurlah,"

"Udah boleh masuk, dok?," tanya Emily.

Mereka semua menautkan alisnya melihat wajah ragu dari Yuli.

"Kenapa, dok? Aya gakpapa, kan?," Haykal benar-benar bingung apa maksud dari tatapan itu.

"Dia tidak apa-apa cuma katanya dia lagi ingin sendiri. Jadi, biarkan dia sendiri terlebih dahulu," jawab Yuli. "Maaf, saya ada jadwal operasi setelah ini. Jadi saya duluan. Permisi," pamitnya.

"Haykal, bisa kita bicara berdua?," tanya Zefran memecah keheningan yang ada.

Haykal mengangguk.

"Papa gak apa-apain dia," Zafran melepas pelan cekalan Emily yang berada di lengannya. Memberikan tatapan penuh keyakinan.

Setelah itu mereka berdua berjalan ke arah taman rumah sakit. Tidak terlalu ramai, ya karena hari sudah gelap. Hanya ada lampu taman saja yang mengisi kegelapan.

"Duduk," ucap Zafran, menepuk kursi di sebelahnya.

Hanya suara hewan-hewan di taman ini saja yang mengisi keheningan mereka. Diam dalam pikiran masing-masing.

"Apa kamu cinta sama putri papa?," tanya Zafran setelah sekian lama akhirnya mengisi keheningan.

Tidak ada jawaban.

Haykal menolehkan kepalanya mendengarkan kekehan dari pria paruh baya yang duduk di sebelahnya.

"Bingung kenapa papa ketawa?," tanya Zafran. Sudut bibirnya terangkat melihat wajah Haykal yang semakin terlihat bingung, "Ternyata papa salah menempatkan anak gadis papa sama kamu,"

Perkataan Zafran entah kenapa membuat emosi Haykal tiba-tiba tersulut.

Zafran memaklumi itu. "Dunia papa terasa hancur pas mendengar kabar yang entah itu bahagia atau sedih. Putri semata wayang papa telah mengandung. Dan yang semakin membuat papa sedih, anak yang dikandung putri papa itu calon penerus perusahaan Keandra. Sedih? Iya, Kecewa? Sangat,"

"Papa udah kenal kamu dari kecil. Tapi, pas itu perusahaan papa sama perusahaan papa kamu masih baik-baik sampai akhirnya ada masalah dan kita sedikit renggang. Dan sekarang sudah hancur," Zafran tersenyum membayangkan kebersamaannya dulu dengan Zavier.

Disappointed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang