41. TANPA BUKTI

6.1K 392 1
                                    

Sudah sekitar setengah jam, Aya berjalan mondar-mandir di kamarnya. Perasaannya khawatir. Sudah dari tadi malam Haykal belum pulang. Kemana cowok itu?

Padahal tepat hari ini dia harus control kandungan. Apakah dia harus sendiri lagi? Sepertinya iya.

Tak ingin kejadian yang lalu terulang, lebih baik Aya mengirimi Haykal pesan dahulu.

Athayam
Kak, kamu dimana?
Kmu masih marah sama aku?
Aku hri ini check kandungan loh
Kamu gak mau ikut?
Ya udah aku sendiri aja:(
Hati-hati disana yaa❤️

Aya mengambil tas selempangnya, kemudian berjalan turun ke bawah.

Di ruang TV terdapat Syena dan Zavier yang seperti biasa bermesraan. Jujur saja, Aya merasa iri dengan kemsreaan Zavier dan Syena. "Ma, pa," panggilnya.

Sepasang sejoli tersebut menoleh ke arahnya, "Kok rapih banget. Mau kemana?" tanya Zavier.

Aya tersenyum pada Syena yang hanya meliriknya. Dia merasakan perubahan dari Syena beberapa hari ini, "Aya mau control kandungan,"

"Haykal belum pulang?" Zavier tau bahwa hubungan Aya dan Haykal ada masalah.

Aya menggeleng, "Belum, pa,"

"Tunggu dia pulang aja,"

"Nggak bisa, pa. Aya udah izin sama dokternya hari ini,"

"Ya udah hati-hati ya,"

Aya menyalim kedua tangan Zavier dan Syena. "Aya pergi ya ma, pa,"

Setelah Aya pergi, Zavier menatap istrinya dengan tatapan yang hanya dia sendiri yang tau.

"Aku pernah bilanh kalau aku gak janji untuk memperlakukan dia seperti biasa," ujar Syena seolah menjawab pertanyaan yang ada dibenak Zavier.

"Terserah!"

***

Aya menutup pintu ruangan Yuli. Dia mengusap air mata yang tiba-tiba mengalir di sudut matanya. 

Langkahnya terasa gontai. Untung saja koridor rumah sakit sedang sepi, jadi mereka tak melihat keadaan Aya yang cukup mengenaskan.

"Jaga kandungan kamu, Aya. Jangan sampai melakukan hal fatal yang dapat bikin kalian berdua kenapa-napa,"

"Di umur kamu yang masih sangat muda, mempersulit kamu untuk lahiran nanti. Ditambah janin kamu yang sedang tidak baik-baik saja,"

"Untung janin di dalamnya sangat kuat. Kalau tidak, saya tidak tau bagaimana,"

Perkataan Yuli tadi terus mengisi otaknya. Sungguh dia pening memikirkan ini.

Sekarang dia sangat membutuhkan pelukan Haykal. Ingin sekali dia menceritakan hal ini, tetapi hubungannya dengan Haykal masih renggang.

Tak terasa ternyata di sudah berdiri lobby. Matanya menyusuri sekitar untuk mencari taksi kosong.

"Entah jodoh atau bukan, kita ketemu terus, eh tapi kayaknya jodoh deh,"

Disappointed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang