Aya sekarang sedang berada di kamar Haykal. Mungkin bisa dibilang kamar dia juga, tapi Aya gak mau mengakui dulu sebelum pemiliknya mengijinkan. Ia baru saja selesai mandi, tadi Aya ikut ketiduran di ruang tamu dengan Zayn.
Sekarang dia sedang duduk di sofa dan membuka ponselnya yang berlogo apel kegigit untuk membuka aplikasi Instagram yang sudah lama tidak Ia buka. Ia melihat artis-artis luar dan sekali-kali membalas pesan teman sekelasnya.
Tiba-tiba pintu kamar terbuka, Ya itu Haykal. Aya hanya diam, lalu mengalihkan pandangannya dari Haykal ke ponselnya itu. Sebenarnya Ia sedikit marah ke Haykal. Kenapa Haykal tadi tidak pamit kepadanya? Setidaknya ke Zayn.
Haykal juga tidak memperdulikan itu dan melenggang masuk ke kamar mandi tanpa menyapa Aya.
Aya yang melihatnya semakin menggeram kesal. "Ishh nyebelin," gumamnya pelan.
Aya mematikan ponselnya itu dan membaringkan tubuhnya di sofa, tapi sebelum itu dia mengambil bantal. Dia ingin tidur di sofa daripada Haykal yang tidur di sofa. Ini kamar Haykal, jadi dia tidak mau semena-mena.
Sebelum Aya menutup matanya, Aya mengelus perutnya yang sudah menonjol itu. "Good night, baby!" Gumam Aya pelan.
Haykal baru saja selesai mandi, pandangannya terpaku ke Aya yang sedang tidur di sofa. Ia menghembuskan nafas kasar dan mendekati Aya. Haykal sebenarnya tidak tega membangunkan Aya. Dengan pasti Haykal menggendong perempuan ini ala bridal style.
Aya yang belum sepenuhnya tidur nyenyak pun terbangun karena merasa tidurnya terusik. Ia terkejuy dan langsung melingkarkan tangganya yang mungil di leher Haykal.
"Ih kaget tau," lenguh Aya dengan suara serak khas baru bangun tidur.
Haykal membaringkan Aya dengan sedikit kasar dan kembali ke sofa.
"Kakak ngapain?"
"Tidur,"
"Tidur di sofa?"
Tidak ada suara.
Aya secara cepat berdiri dari duduknya, kemudian dia berkacak pinggang di samping lelaki yang tengah berbaring sembari memainkan ponsel.
"Ih dari tadi diem mulu. Kalo orang tanya tuh dijawab, bukan didiemin. Aku kan dari tadi nanya. Udah pergi gak pamit, pulang asal pulang aja, terus pake ngangkat orang segala, ditanya kenapa tidur di sofa gak dijawab, IHH KAK HAYKAL NYEBELIN BANGET SIH," cerocos Aya. Akhir-akhir ini Aya menjadi sangat cerewet dan bawel.
Haykal hanya mengangguk-angguk, "Oh."
Tarik nafas, hembuskan itulah yang dilakukan Aya sekarang untuk meredam emosinya.
"Tidur di kasur kak," titah Aya datar. Ia ingin mengikuti Haykal. Biar tau rasa, gak enak tau diginiin.
"Modus." ketusnya singkat dengan mata terpejam.
"HUA DEBAY PAPA HAYKAL JAHAT. KITA CARI PAPA YANG LAIN AJA YOK!" Teriak Aya berlari ke ranjang, lalu menyembunyikan tubuhnya di dalam selimut dengan tangisan yang semakin terdengar keras.
Haykal yang mendengar itu langsung membuka matanya lagi dan berdiri, "Ngomong apa tadi?" Tanya Haykal tajam.
Aya menyingkap seimutnya sebatas leher. "Mau cari papa baru. Wlekk," ujarnya di akhiri juluran lidah kemudian dia menutup kepalanya lagi dan kembali menangis di dalam selimut.
Haykal yang mendengar itu menggeram kesal. Mengapa Aya menjadi seperti ini? Ke mana sifat pemalu Aya? Huh! Kebanyakan bermain dengan Zayn.
Pergerakan dari ranjang sebelahnya membuat Aya mulai membuka selimutnya. Wajah yang sembab itu kini telah menampilkan senyum sumringah. "Good night,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Disappointed.
Teen FictionAku kecewa terhadap diriku. Aku kecewa terhadap logika otakku. Aku kecewa kepada semua yang ada dalam diriku. Aku kecewa karena hanya memikirkan diriku saja. Kesalahan terbesarku membuatku menjadi membenci diriku sendiri. Musuh terbesarku adalah aku...