Malam ini di balkon kamar bernuansa putih, di sana sedang duduklah seorang perempuan dengan perut besarnya menatap langit malam yang banyak sekali bintang-bintang.
"Kakak kayak bulan. Selalu dikelilingi sama bintang-bintang. Aku cemburu," gumamnya sambil tersenyum.
"Kalo aku boleh request, boleh gak aku jadi langit malam?"
"Soalnya aku pengen nemenin bulan terus. Walaupun bulan lagi marah," lanjutnya dengan senyum yang terus merekah.
"Baby mau jadi apa?" tanyanya kepada perut yang sedang dia elus. Duk!
Tendangan diperutnya sangat kencang, "Mau apa hm? Mau jadi bintang? Atau bulan juga?"
Aya tertawa pelan saat mendapat tendangan kencang di akhir. "Oh mau jadi bulan rupanya. Mama maunya kamu jadi bintang mama,"
"Soalnya kamu bakal selalu terangin mama yang sering nangis ini," sambungnya.
Dia mengangkat kepalanya dan menatap langit malam lagi, "Aku kangen," gumamnya dengan air mata yang sudah mengalir.
Duk!
Aya terkejut saat kembali mendapat tendangan keras di perutnya. Sepertinya bayinya ini tidak suka dia menangis, "Iya mama gak nangis,"
"Mama kangen papa. Papa kamu itu dingin, datar, sama cuek banget. Tapi mama suka,"
"Papa itu banyak banget fansnya. Kamu juga pasti kayak gitu kalo udah gede," Aya terkikik geli ketika mendapat tendangan kembali.
"Kamu sehat-sehat didalem ya sayang," ujar Aya dengan mengelus perutnya.
Dia memasuki kamarnya saat dirasa angin malam semakin kencang.
Kemudian membaringkan tubuhnya. Sudah sekitar seminggu dia tidur sendiri. Biasanya ada tubuh hangat ya memeluknya.
Tapi tak apa, yang penting dia bisa tertidur di kamar yang menjadi aroma khas suaminya. Suaminya? Apa dia masih bisa mengklaim Haykal menjadi suaminya?
Dia langsung menghapus air matanya."Selamat memulai aktivitas kak," gumamnya yang mulai
tertutup. I love you.***
Haykal mendudukan bokongnya di sofa apartemen mewah miliknya.
Dia menghembuskan nafasnya keras. Hari ini cukup melelahkan karena dia harus bolak-balik test.
Di saat dia memejamkan matanya, tiba-tiba muncul bayangan wajah perempuan yang saat itu menahannya dan di situ saat terakhir dia mendengar suara yang selalu dia rindukan.
Aya.
Gumam hatinya secara tak sadar.
Dengan cepat dia membuka kedua matanya ketika mengingat sesuatu.
Dia berjalan cepat ke kamarnya. Matanya tertuju pada nakas sebelah ranjang. Dia berlari cepat ke sana, membuka laci tersebut, dan mengambil buku warna pink.
Haykal duduk di ranjang. Mulai membuka cover pink yang sejak kemarin membuatnya penasaran.
Di lembar pertama, Haykal kurang mengerti cara membacanya karena tulisan yang tak begitu jelas. Tapi dari tanggalnya Haykal tau bahwa Aya masih sangat kecil menulis ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Disappointed.
Novela JuvenilAku kecewa terhadap diriku. Aku kecewa terhadap logika otakku. Aku kecewa kepada semua yang ada dalam diriku. Aku kecewa karena hanya memikirkan diriku saja. Kesalahan terbesarku membuatku menjadi membenci diriku sendiri. Musuh terbesarku adalah aku...