"Woi Kal, Aya ada di rumah kagak?" tanya Rayya mendatangi meja Haykal.
"Hai by," sapa Naufal yang dibalas sapaan lembut juga.
"Geli ew," segala umpatan dikeluarkan dari mulut para jones itu.
"Anying si kutukupret baru dateng bukannya salam dulu," ketus Maliq memegang dadanya seperti orang kaget.
"Berisik! Gua kagak nanya lu, tapi nanya Haykal," Rayya menatap Maliq sinis.
"Untung pacar Naufal," gumam Maliq.
"Emang kamu mau ngapain?," tanya Naufal.
Rayya menatap kekasihnya yang kebetulan duduk di sebelah Haykal. "Mau main. Bosen, udah lama juga gak main," jawabnya lembut.
"Giliran sama doi ngomong udah kek betina, lah sama gua udah kek jantan," cetus Maliq yang langsung dapat tabokan dari Ryan di kepalanya. "Anjing sakit bego yan,"
"HAHAHA Mampus lo," Rayya tertawa melihat wajah kesakitan Maliq. Sepupunya itu memang de best. "Ah udah gece jawab. Di rumah ada Aya gak?" Rayya sekarang menatap Haykal yang hanya diam memainkan ponselnya.
"Hm." gumam Haykal yang diangguki oleh Rayya.
"Oke. Gua mau main. Bye semuanya," Rayya melenggang pergi, tapi sebelum itu Ia menendang meja Maliq yang berbicara ngasal itu.
"Main apa lu? Parah anak polos diajak main yang enggak-enggak," tuduh Maliq. "Bangsat!" umpatnya sambil mengelus tulang kakinya.
"Hahaha goblok lu Liq," tawa Kenan yang hanya memperhatikan keisengan Maliq pada Rayya. Dia sedang absen untuk iseng hari ini.
"Bacot!" Ketus Maliq.
"Eh, ngemeng-ngemeng lu udah baikan sama Aya?" lanjut Maliq menghentikan aktivitas mereka semua lalu beralih menatap Haykal yang seperti biasa hanya bermain ponsel.
"Belum."
"Kasihan bego Kal," ucap Ryan.
"Iya, entar kalo banyak pikiran bayinya juga kasihan," Naufal memberi pengertian ke Haykal agar sifat gengsi Haykal cepat punah sekarang juga.
"Hm."
"Serah jing," Ryan yang sudah kesal balik ke tempat duduknya, diikuti yang lain.
"Weh entar balik ke rumah Haykal aja cus. Ada Rayya juga ahay," saran Kenan yang langsung dapat pelototan dari Naufal, "Eh bukan gitu maksudnya,"
"Yok lah. Mau kan? MAU LAH," tanya Maliq yang dijawab sendiri.
***
Rayya mengambil ponselnya untuk mengirim pesan ke Naufal. Dia mungkin akan berangkat dengan Revan.
"Lama banget si lu ngechat doang," ketus Revan yang sudah duduk di motor sportnya.
"Sabar elah," Rayya menaiki motor sport Revan yang dengan cepat meninggalkan parkiran sekolah.
"AYA MAIN YOKK!!!! AYAAA!!!," teriak Rayya dari depan rumah besar milik keluarga Haykal.
"AY—-," Revan langsung membekap mulut Rayya.
"Lu goblok apa gimana sih?! Itu bel tolol. Lagian satpamnya juga tinggal buka," decak Revan.
"Aing lupa. Gua jadi bego kayak Aya. Eh tangan lu bau tau," ujar Rayya menunjukan muka masamnya.
Revan langsung mencium tangannya.
"Tapi boong," lanjut Rayya lalu berjalan terbirit-birit ke arah tempat bel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Disappointed.
Teen FictionAku kecewa terhadap diriku. Aku kecewa terhadap logika otakku. Aku kecewa kepada semua yang ada dalam diriku. Aku kecewa karena hanya memikirkan diriku saja. Kesalahan terbesarku membuatku menjadi membenci diriku sendiri. Musuh terbesarku adalah aku...