"Kak Haykal," Aya membangunkan Haykal dengan pelan. Tiba-tiba dia ingin sesuatu.
"Kak," Aya memegang lengan kekar Haykal.
Haykal sedikit demi sedikit membuka matanya. Menatap buram Aya yang sudah cemberut, "Kenapa?"
"Aku mau nasi goreng,"
Haykal melihat jam yang menunjuk pukul 2 pagi. Dia mengacak kasar rambutnya. Mulai bangun dari berbaringnya, "Gua beli."
"Aku gak mau beli." rengek Aya membuat kening Haykal mengekerut. "Aku mau kamu yang masak," lanjutnya ceria.
"Beli aja ya." Oh, ayolah. Untuk memasuki dapur saja bisa dihitung pakai jari berapa kali dia masuk.
"Ini anak kamu yang minta. Masa kamu tega sih. Emang kamu mau dia ileran?"
Melihat wajah memelas wanita hamil ini membuat Haykal akhirnya mengangguk pasrah. "Ck! Iya."
Walaupun terdengar pasrah, tapi tak membuat rasa senang Aya pudar. Dia mengikuti Haykal yang berjalan lesu di depannya. Tawa kecilnya sejak tadi tak berhenti.
"Semangat papa!" hiburnya menyemangati Haykal yang sudah bergulat di dapur. Aya hanya duduk di pantry.
Haykal dipusingkan oleh chef yang membuat tutorial di Youtube. Sudah hampir setengah jam, tapi masakannya belum juga selesai. Bahkan sudah lebih dari tiga kali dia mengulang video ini. Percayalah mengerjakan soal UN lebih mudah dari memasak ini.
Sebaliknya, ibu hamil yang sedang duduk di pantry sejak tadi hanya terkikik geli. Kedua telapak tangannya menopang dagunya sambil memperhatikan si tampannya itu.
Kapan lagi bukan, melihat sang most wanted sekolah yang terkenal akan jiwa dingin dan datarnya kini berkutat pada pisau dan panci.
Seperti menunggu jodoh, itulah yang terjadi sekarang. Akhirnya masakan yang akhirnya ditunggu-tunggu telah selesai.
Air liur Aya sejak tadi ingin keluar dari sangkarnya saat melihat hidangan yang menggiurkan.
Cepat-cepat Ia mengambil sendok dan garpu. Lalu, menyodorkannya ke arah Haykal.
Haykal yang sedang meredakan rasa panas pada jemarinya yang tadi terkena bawang dan cabai, mengangkat kepalanya. Memperhatikan sodoran yang Aya tujukan ke arahnya.
"Aku mau kakak yang makan,"
"Buat lo aja. Gua kenyang."
Aya cemberut mendengar jawaban Haykal, "Makan ya. Baby mau papanya yang makan,"
Helaan nafas kesal sangat ketara sekali. Tapi itu tetap membuat perempuan hamil itu kekeuh pada keinginannya. Mengapa Ibu hamil begitu menyebalkan?
Haykal menerima sodoran yang Aya berikan. Satu kali kunyah..Dua kali kunyah..dan..SIAL! Masakannya enak juga. Not bad.
Aya memperhatikannya dengan senyam-senyum. "Pinter banget deh. Good boy!" pujinya menepuk pelan puncak kepala Haykal.
"Kampret!"
Aya hanya menyengir tak jelas.
Haykal memutar bola matanya malas. Masakannya sudah habis. "Ayo naik!" ajaknya menarik tangan Aya.
Aya mengangguk, "Kamu cocok jadi chef,"
"Chef gigi lu!"
***
![](https://img.wattpad.com/cover/222813174-288-k278988.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Disappointed.
Fiksi RemajaAku kecewa terhadap diriku. Aku kecewa terhadap logika otakku. Aku kecewa kepada semua yang ada dalam diriku. Aku kecewa karena hanya memikirkan diriku saja. Kesalahan terbesarku membuatku menjadi membenci diriku sendiri. Musuh terbesarku adalah aku...