45. SYARAT

5.8K 363 5
                                    

"Hari ini hari terakhir UN?" tanya Zavier memecahkan keheningan di meja makan.

Haykal hanya mengangguk.

"Kamu cepet makannya. Biar nanti di sekolah bisa belajar lagi," ucap Syena menatap anaknya yang terlihat santai memakan sarapannya.

"Iya."

Mereka semua kembali memakan sarapan. Tidak dengan Aya yang sedang menahan rintihannya. Perutnya sangat sakit.

Kenapa sakit ini muncul saat disuasana seperti ini? Sangat tidak tepat.

Aya melirik Haykal, lalu kedua mertuanya. Untung saja mereka semua tak menyadarinya.

Salah, ternyata Zayn menyadari keanehan dari Aya sejak tadi. Bocah laki-laki itu membuka mulutnya, "Ka—,"

"Cepet makannya, dek! Papa udah mau selesai loh makannya," Syena membersihkan sisa makanan di pipi dan mulut Zayn.

"Udah belum?" tanya Zavier diangguki Zayn.

"Sana duluan ke mobil. Ish! belum apa-apa udah kotor! Sini ikut mama ganti baju dulu," oceh Syena menarik tangan Zayn keluar dari ruang makan.

Sebelum berlalu, Zayn sempat menyentuh tangan Aya. Aya hanya membalasnya dengan senyuman.

"PAPA CEPET MAKANNYA!!"

"Iya!" Zavier berdiri dari duduknya. "Papa berangkat," ujarnya pada Haykal dan Aya.

Haykal ikut berdiri dari duduknya. Cowok itu mengambil kunci motornya di meja. Kemudian menoleh ke arah Aya yang sudah menatapnya sendu.

"Gua jalan."

"Kak," Aya menahan tangan Haykal. "Peluk dulu, boleh gak?" Aya menggaruk tengkuknya. Tujuannya memeluk Haykal agar rasa nyeri pada perutnya sedikit mereda.

"Hm."

Aya berlari masuk ke dalam dekapan Haykal. Desiran hangat terasa saat puncak kepalanya
merasakan sebuah kecupan.

"Hati-hati di rumah."

Aya melepas pelukannya, "Pasti!!"

Haykal mengangguk. Kemudian cowok itu berlalu keluar.

Aya meneteskan air matanya yang sejak tadi dia tahan. "Aku takut aku gak bisa jadi ibu hebat kayak ibu lainnya,"

Duk!

Seolah mengerti perasaan sang mama, baby menendang perutnya keras.

Aya mengelus pelan perutnya dengan senyum yang tertampil di wajahnya. "Mama takut, sweetie,"

***

"WOI GILA AKHIRNYA SELESAI JUGA MASA SMA GUA!" teriak  Kenan menggelegar di koridor kelas 12.

Cowok itu tidak mempedulikan tatapan dan bisikan mereka semua.

"Ganteng sih. Tapi gila,"

"Bangke si Kenan. Kaget gua,"

"Untung ganteng,"

"Emang lulus?" tanya Ryan nyelekit.

"Anjing parah banget lu!" Lagian Kenan tidak bodoh, hanya kurang terlatih saja.

"Sumpah, Yan. Kali ini gua gak setuju dengan pertanyaan lu. Karena pertanyaan lu meragukan kebegoan si Kenan. Ya, jawabannya pasti kagak lulus," decak Maliq.

Disappointed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang