Seorang gadis yang memakai seragam putih abu-abu berjalan melintasi trotoar yang juga ramai akan teman-teman yang seragamnya serupa dengannya.
"TIA!"
Tia membalikan tubuhnya. Menatap bertanya temannya.
"Lo lewat mana?" tanya seorang perempuan diakui sebagai teman Tia.
"Biasa. Jalan Buntu, kenapa emang?"
"Ohh. Nggak mau bareng gue?"
Tia menggeleng. Identitasnya selama ini tidak diketahui oleh seluruh temannya. Tak ingin rasanya dia ditanya sana-sini yang malah mempermalukannya. "Makasih. Gue duluan,"
"Oke deh! Dadah!"
Tia berjalan menyusuri jalan yang berlawanan dari jalanan yang dia sebut tadi. Tujuannya hanya satu, SMA GARUDA.
Matanya menyusuri jalanan yang terlihat sepi. Tak ada angkot sama sekali yang lewat. "Ini gue yang salah jalan atau gimana?"
Saat dia ingin kembali melangkah, tiba-tiba ada tepukan keras dari belakangnya. "Sendiri aja nih," ujar seseorang di belakangnya.
Tia dengan refleks berbalik dan menendang perut seseorang yang menyentuhnya begitu saja. "SIAPA LO!?"
Terdapat dua orang yang berperawakan tak jelas. Tubuh yang oleng seolah tak bisa menahan beban sendiri.
Dari sini Tia bisa mencium aroma alkohol yang menyeruak. "Ngapain kalian!?"
"Ayo sayang main dulu. Tadi aku udah tungguin," ujar seorang pria berompi menarik tangan Tia.
Tia meronta untuk melepaskan cekalan pria tersebut, tetapi ternyata tangannya yang satu lagi dicekal oleh si perut buncit yang tadi memegang pundaknya. "LEPAS!"
"Main dulu yuk,"
"GOBLOK!" Tia menendang mereka. Kali ini dia tidak berhasil, lebih dulu tubuhnya di dorong ke arah tembok yang permukaannya cukup kasar.
"Auw!" Punggungnya terasa sakit.
"Bibirnya lucu banget deh. Sini aku mau coba," Pria berompi tersebut menangkup pipi Tia.
Tia dengan cepat meludahinya. Cih! "Brengsek lo berdua!"
"KURANG AJAR!" Salah satu tangan pria itu melayang ke arah pipi Tia. Tia sudah menutup matanya.
Brak!
"ANJING! NGAPAIN LO BERDUA!?"
"DASAR JELEK! BISA-BISANYA LO GANGGU SI CAKEP!"
Bugh!
Bugh!
Tia membuka kedua matanya. Hal pertama yang dia lihat adalah Haykal dan teman-teman cowok itu.
"Gakpapa?" tanya Haykal setelah menghabisi preman tak jelas itu.
Blep!
Bukan hanya Haykal yang terkejut, bahkan para lelaki tampan yang melihatnya juga terkejut. Tia memeluk Haykal.
Gadis tersebut mulai menangis di dalam dekapan Haykal. "Makasih udah bantuin, kak,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Disappointed.
Genç KurguAku kecewa terhadap diriku. Aku kecewa terhadap logika otakku. Aku kecewa kepada semua yang ada dalam diriku. Aku kecewa karena hanya memikirkan diriku saja. Kesalahan terbesarku membuatku menjadi membenci diriku sendiri. Musuh terbesarku adalah aku...