28. SIAPA?

8.2K 425 0
                                    

Aya memakan gado-gado di depannya dengan tak nafsu. Semua makanan yang masuk ke mulutnya terasa hambar.

Bukan karena rasanya tak enak. Tidak. Tetapi karena Haykal yang tadi datang bersama Riexa. Dan sekarang mereka berdua sedang belajar bersama di ruang perpustakaan milik Zavier.

Dia orangnya cemburuan. Karena itu lah semua terjadi.

"Haha ya udah ya gua balik dulu. Bokap udah nungguin. Dah!"

Suara gelak tawa dari depan membuat Aya cepat-cepat berdiri dari duduknya. Dia berlari kecil ke arah suara itu berasal.

Kepalanya mengintip ke arah dua orang sejoli yang sepertinya sedang pamitan bersama. Setelah Riexa keluar, Aya berjalan ke arah Haykal.

Tanpa aba-aba apapun, dia memeluk Haykal erat. Menenggelamkan kepalanya di dada bidang hangat itu.

Haykal mengusap puncak kepala Aya. "Udah dimakan?" tanyanya dijawab gelengan. "Kenapa?"

"Nggak jadi. Buat kamu aja. Aku pengen kamu yang makan,"

"Gua gak suka."

"Kamu kenapa bawa dia ke sini?" tanya Aya mengalihkan topik yang jauh lebih penting.

"Tugas kelompok."

"Kenapa harus di sini?"

"Karena gua gak mau ninggalin lo lama-lama di rumah." jawab Haykal.

Aya tersenyum malu. "Tapi tadi hampir ketauan."

"Biarin." Haykal melepas pelukan Aya. Dia menatap tatapan polos dan lugu Aya. "Ikut gua." ujarnya menarik Aya pelan.

"Kemana?"

"Lo harus makan gado-gadonya."

"Suapin ya?"

"Nggak." Jawaban Haykal membuat Aya kesal bukan main. Ah tapi tak apa, yang penting makan siangnya hari ini tak sendirian.

***

"Zavier," panggil Syena memasuki ruangan kerja suaminya. "Kamu lagi apa? Aku buatin kamu kopi,"

"Thank's babe," Zavier mengecup pipi Syena.

"Lagi ngapain?" tanya Syena memperhatikan dokumen-dokumen yang Zavier kerjakan.

"Santai aja,"

"Santai? Kayak gini kamu bilang santai?" Syena berdecak.

"Ini bukan kerjaan kantor,"

"Tapi?"

Zavier menggelengkan jawabnya. "Lupain," ucapnya kembali menelisik setiap kalimat yang tertulis di kertas yang berada di genggamannya.

Keningnya sekali-kali berkerut memahami maksud perkatanya. Sengaja, tetapi tidak sengaja. "Apa maksudnya?"

"Kamu ngapain sih, sayang?" Syena ikut mengintip apa yang Zavier baca, tetapi lebih cepat Zavier menutupnya. "Papa," Syena.  menatap Zavier curiga.

Disappointed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang