5. RINDU

17K 719 4
                                    

"Maaf."

Satu kata itu terulang kembali. Aya sejak tadi terus menangis. Keadaannya sekarang sangat miris. Gaun indahnya sudah koyak begitu saja di lantai, dan keadaan tubuhnya juga sudah hancur.

"Gua akan tanggung jawab."

Eratan Aya pada selimut tebal ini semakin kencang. Selintas kejadian tadi malam membuatnya sungguh takut. Bagaimana perlakuan Haykal yang tak seharusnya pria itu lakukan.

"Nggak mau," isak Aya.

"Kenapa? Lo udah punya pacar?" Haykal melirik Aya yang hanya terduduk di sebelahnya sembari memeluk kaki erat.

Aya langsung menggelengkan kepalanya keras. "Aku gak mau kakak entar dimarahin mama sama papa kakak gara-gara ini," jawabnya polos.

"Bodoh!"

"Kok bodoh?"

"Gua bukan anak bocah. Bonyok gua ngajarin gua tanggung jawab sama apa yang gua lakuin. Bukan pengecut!" kesal Haykal mengacak rambutnya yang berantakan semakin berantakan.

Rasa cinta Aya kepada Haykal semakin meningkat sekarang. Ini adalah perkataan terpanjang yang pernah Ia dengar. Decakan kagum terus keluar dari bibirnya.

"Pake baju lo. Gua anter pulang." Haykal tidak mempedulikan wajah aneh perempuan di sampingnya.

Aya yang tersadar pun mengangguk. Dia meneguk salivanya. "Baju aku udah kakak robek,"

"Pake baju gua."

"Emang boleh?"

Haykal menggeram tertahan. "Emang lu mau telanjang hah!?"

Secara refleks perempuan itu menggeleng. Karena tak melihat pergerakan dari Aya, Haykal menatap perempuan itu datar. "Kenapa diem?"

"Aku pake baju di depan kakak? Aku malu tau,"

Perkataan Aya membuat Haykal berbalik. Hal itu membuat Aya cepat-cepat memakai hoodie cowok itu yang sangat wangi.

"Ayo pulang." ajak Haykal berdiri dari duduknya hendak berjalan keluar.

"Aku?" tanya Aya polos.

"Setan!" ketus Haykal melangkah menggunakan kaki panjangnya.

Aya ingin berlari mengejar Haykal yang telah menghilang dibalik pintu. Namun, saat ingin berdiri, bagian bawahnya terasa sakit.

Secara terpaksa dia harus berjalan tertatih-tatih agar Haykal tak menunggunya lama. "Huhu sakit,"

Aya berjalan keluar masih dengan ringisan yang keluar dari bibirnya. Mata polosnya itu menangkap sebuah mobil yang dipastikan milik Haykal karena plat mobil itu persis seperti tanggal lahir cowok itu.

Aya menundukan kepalanya, mengetuk pintu mobil mahal ini berulang kali, "Kakak,"

Sedangkan Haykal di dalam mobil tengah memainkan ponselnya, suara ketukan yang berasal dari luar mengalihkannya, decakan kesal keluar dari bibir merahnya melihat perempuan yang diakui sebagai adik kelasnya ini hanya mengintip, tanpa berniat masuk.

Kaca mobilnya dia buka hingga wajah perempuan itu terlihat lebih jelas. "Masuk!" perintahnya keras.

Aya mengangguk pelan. Aya membuka pintu, masuk ke dalam mobil diiringi gumaman permisi, lalu menutupnya kembali.

Mobil berjalan keluar dari parkiran yang khusus di club malam ini.

Mata Aya lurus menatap jalan di depannya sembari sekali-kali dia melirik sosok lelaki yang sangat dia idamkan sejak lama.

Disappointed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang