27. LUAR DUGAAN

8.6K 453 10
                                    

Haykal merampas kunci motornya yang diambil oleh gadis di depannya.

"Kasar banget sih lo sekarang, Kal," Riexa mengerucutkan bibirnya.

Haykal tidak mempedulikan itu. Kembali dia melanjutkan langkahnya. Meninggalkan Riexa yang masih berdumel.

"KAL!" Riexa menghalangi jalan Haykal. "Anterin gua dong. Bokap gua gak bisa jemput," lesunya.

"Minta anter yang lain."

"Gua maunya sama lo," bujuk Riexa yang sudah menggenggam telapak tangan Haykal.

"Jangan sentuh gua!" sentak Haykal.

"Ih kamu kenapa sih!?"

"Minggir."

"Nggak!"

"Minggir!" Haykal memberi tatapan tajamnya.

"Nggak!" Riexa tetap kekeuh.

"GUA BILANG MINGGIR YA MINGGIR!" bentak Haykal.

Suara bentakan Haykal menggema di koridor sekolah yang sudah sepi. Yang sekarang hanya menyisakan mereka berdua.

Riexa menggelengkan kepalanya. Bibirnya sudah bergetar menahan tangis. Baru kali ini Haykal membentaknya. "Kal," lirihnya.

Haykal sudah mengepalkan kedua tangannya untuk meredakan emosinya. "Gua anter lo." kali ini suaranya mengecil.

Riexa mengangguk. Mengikuti cowok yang berjalan di depannya. Senyumnya sudah tercetak. Ternyata Haykal masih peduli kepadanya.

***

"Ngapain kita kesini?" tanya Riexa yang bingung saat motor sport Haykal berhenti di depan penjual gado-gado. Tak mungkin Haykal beli, karena setaunya cowok itu tak menyukai gado-gado.

Haykal tak menjawab apapun. Dia berjalan untuk memesan gado-gado yang gadisnya pesan. "Satu." ujarnya.

"Oke! Ditunggu ya mas ganteng!"

"Kal, lu beli untuk siapa? Bukannya lu gak suka ya?" tanya Riexa yang sudah berdiri di sebelah Haykal.

"Ya."

"Untuk nyokap lo? Atau Zayn? Eh, bukannya nyokap lo lagi perjalanan bisnis?"

Haykal menghela nafasnya. "Untuk Aya."

"Aya?" Riexa mengkerutkan keningnya. Kenapa perempuan itu menitip ke Haykal?

"Lu ada hubungan apa sih sama dia? Kayaknya deket banget,"

"Bukan urusan lo."

"Kal, gua juga pengen tau kali. Serius, lo ada hubungan apa sama dia?" tanya Riexa.

"Permisi mas ganteng. Ini pesenannya," Abang gado-gado itu memberi sebungkus pesanan Haykal. Kemudian Haykal memberi uang berwarna biru.

"Ambil aja kembaliannya." ujar Haykal, selanjutnya berlalu meninggalkan Riexa.

***

Aya berlari pelan ke arah pintu utama saat mendengar suara deru motor yang sudah Ia tunggu-tunggu. "Kak Hay—," ucapannya terpotong ketika melihat dengan siapa Haykal pulang. Riexa!?

Terlihat Riexa yang terkejut dan terlihat..marah?

Habislah nyawa Aya.

"Ini." Haykal memberi yang tadi Aya pesan. Aya menerimanya dengan tangan bergetar. Tatapan lekat yang Riexa berikan membuatnya takut dan gugup.

"Kenapa lo ada disini?" tanya Riexa yang sejak tadi hanya diam. Mulutnya memang diam, tetapi tidak dengan otaknya yang terus berpikir keras. Ada hubungan apa Aya dan Haykal?

"Dia sepupu gua." jawab Haykal.

Aya bisa bernafas lega mendengar jawaban yang Haykal berikan.

Riexa menautkan alisnya. Matanya menelusur tubuh Aya dari atas hingga bawah. Gadis di depannya berbeda dari di sekolah saat itu. "Setau gua sepupu lo cuma Riana,"

Aya menatap Haykal. Meminta bantuan pada lelaki yang sedang menahan amarahnya.

"Dan tunggu.." bola matanya mengarah ke arah perut gadis di depannya. "Perut lo.."

"Lo duluan masuk ke dalam." potong Haykal.

"Perut lo kenapa buncit gitu?"

Pertanyaan yang kembali Riexa pertanyakan membuat mereka berdua terdiam.

Aya menyesali pakaian yang sedang Ia gunakan. Kaos berwarna putih yang membuat perutnya benar-benar tercetak jelas. "Emang perut gak boleh buncit!?" Terdengar nada kesal yang dia gunakan.

Riexa menaikan alisnya. Berani-beraninya gadis ini membalasnya ketus. "Setau gua, perut lo gak kayak gitu!"

"Perut-perut aku, kenapa kakak yang sotoy!"

"Jelas gua sotoy! Karena keberadaan lo yang tiba-tiba di rumah Haykal dan dalam keadaan kayak gini! Mana lo tadi nitip gado-gado ke dia. Setau gua kan Haykal gak suka,"

Aya mengepalkan jemarinya. Emosinya benar-benar tersurut. Dia yang penakut jadi berani pada Riexa. Mungkin bawaan bayinya. "Ya suka-suka dia dong! Kan yang mau an—," Aya menghentikan ucapannya. Astaga, hampir saja.

"An? An apa?" tanya Riexa memberi tatapan mengintimidasi.

Haykal menghela nafasnya. "Lo masuk. Tunggu gua di ruang tengah." perintahnya berlalu meninggalkan mereka berdua yang tak hentinya berdebat.

Melihat tubuh Haykal yang sudah menghilang di balik pintu, membuat Riexa memberi senyum sinisnya ke arah gadis yang tadi sudah menantangnya. "Caper juga lo di depan Haykal,"

"A-aku gak caper!" elak Aya. Tangannya memegang erat plastik kresek yang tadi Haykal beri.

"Ngaku sama gua. Lo hamil kan? Apa ini alasan lo keluar dari sekolah?"

Aya menggeram kesal. Sekali hentakan dia mendorong bahu Riexa. "Kalo aku hamil juga kenapa!? Gak usah ngatur hidup orang!" kesalnya berlalu masuk ke dalam.

Riexa menatap punggung mungil Aya dengan pandangan yang tak bisa diungkapkan. "Hamil? Anak siapa? Haykal? Masa sepupu kayak gitu?"

Segera dia mengambil ponselnya untuk men-dial seseorang di sebrang sana. Tut. "Tolong cari tahu yang gua kirim tadi."

"Lo gak usah cari tau. Karena gua udah tau semuanya."

Perkataan orang disebelahnya membuat Riexa terkejut. "Lo siapa?"

"Gua.."

***

Hayoo siapa itu??

JANGAN LUPA UNTUK VOTE DAN COMMENT KAWAN,

Disappointed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang