"Anak mama belum bangun ya? Mama kangen banget lho. Ini ada buah kesukaan Aya mama bawa,"
Emily tersenyum melihat wajah cantik putrinya. Walaupun sedang pucat, tetapi tetap saja cantik.
"Beruntung banget suami kamu bisa dapet kamu sayang. Pasti mereka seneng banget punya perempuan kayak kamu. Perempuan yang sangat hebat,"
"Iyalah, kan ini anak papa," ujar Zafran yang tengah mengelus wajah putri kesayangannya. "Pasti Aya bakal nanya kenapa papa sama mama ada di sini. Kenapa papa sama mama gak kerja. Kenapa papa sama mama tumben pulang,"
"Aya tau gak, papa tuh sayang banget sama anak papa ini. Papa pengen yang terbaik untuk putri kesayangan papa, tapi cara papa salah sayang. Papa ninggalin kamu. Papa gak becus jadi seorang kepala keluarga. Papa gak becus jaga keluarga kecil papa. Papa lebih mentingin kekayaan dari pada kebahaagian putri papa yang butuh kasih sayang. Ternyata kekayaan bukan kebahagiaan kita sayang," sambungnya.
Tak terasa setetes cairan terjatuh. Sakit. Sedih. Kecewa. Marah. Putrinya seperti ini karena keegoisannya.
"Papa gak kuat ngelihat Aya yang kayak gini. Aya yang selalu senyum sama papa, mama. Papa butuh senyum manis kamu lagi sayang. Senyuman yang bikin masalah papa terasa hilang,"
Emily mengelus pundak Zafran. Menenangkan suaminya yang sangat terpuruk. Keadaan pekerjaan yang sedang kacau dan keadaan putri semata wayang mereka yang juga sedang koma. "Lihat de Ay, papa masa nangis sih. Cengeng banget gak sih,"
Zafran membawa tangan Emily ke dalam genggamannya. Dia menikmati sentuhan hangat di rahangnya. "Maafin aku karena belum bisa jadi papa dan suami yang baik buat kamu dan Aya,"
"Kamu udah lakuin yang terbaik buat kita berdua. Ini cuma rintangan buat kita. Inilah dimana kita diuji kesabarannya. Sudah banyak kita bersenang-senang, hingga lupain anak kita. Sampai saatnya hari ini, apa yang kita punya sedikit demi sedikit menghilang. Ini kesalahan kita berdua. Bukan kamu," Emily berusaha sekali menahan air matanya.
"Sisa anak kita. Dia yang harus kita pertahanin. Kekayaan masih bisa dicari. Kamu harus kuat. Aku ada sama kamu dalam keadaan apapun," lanjutnya memberi senyuman hangat.
Zafran ikut menarik sudut bibirnya. "Kita akan mulai hidup yang baru lagi,"
"Pasti Aya seneng lihat papanya udah kuat. Gak kayak tadi lembek banget," Emily terkekeh membayangkan putrinya yang tertawa melihat Zafran yang menangis.
Zafran mencium kening Aya, "Papa akan ngelakuin apa saja buat kamu. Meskipun mereka gak peduliin kamu lagi. You're my treasure. My little princess,"
***
"Kalian tetap harus dinikahkan! Itu sudah perjanjian kontrak antara tuan Keandra dan saya!" tekan Rudi dengan nada dingin nan tegasnya.
"Saya tak pernah membuat perjanjian kontrak seperti itu dengan anda," sahut Zavier dengan nada sinisnya.
Mereka terkejut melihat Zavier dengan beberapa anak buahnya yang berdiri. "Sejak kapan saya berbuat perjanjian seperti itu?,"
"Bukti?" tanya Rudi dengan smirknya. Dia mengambil sebuah dokumen dari salah satu anak buahnya dan memberikan ke Zavier yang terlihat bingung. "Jika anda lupa,"
KAMU SEDANG MEMBACA
Disappointed.
Teen FictionAku kecewa terhadap diriku. Aku kecewa terhadap logika otakku. Aku kecewa kepada semua yang ada dalam diriku. Aku kecewa karena hanya memikirkan diriku saja. Kesalahan terbesarku membuatku menjadi membenci diriku sendiri. Musuh terbesarku adalah aku...