Aya memasuki kamarnya, dia mengkerutkan keningnya saat melihat Haykal yang memakai pakaian formal.
"Kamu mau kemana?" tanyanya mulai mendekati Haykal yang sedang memakai jam tangan.
"Kantor," Hari ini Haykal disuruh oleh Zavier mengikuti rapat yang ada sangkut pautnya dengan pekerjaannya.
Aya hanya berohria. Seketika dia membayangkan Haykal yang akan ke kantor setiap hari, lalu dia memakaikan Haykal dasi setiap paginya. Membayangkan itu membuatnya senyam-senyum.
Dari pantulan cermin Haykal melihatnya. "Ngapain senyum-senyum. Mikirin siapa!?"
Aya tersadar dari lamunannya. Dia sudah gelabakan sendiri, "Nggak!"
Aya membalikan tubuh Haykal. Mulai membantu Haykal memasangkan dasi.
Haykal memperhatikan wajah Aya yang terlihat fokus. Terlihat menggemaskan.
"Tau kok cantik. Gak usah diliatin gitu,"
Haykal berdecak. Pede sekali wanita didepannya ini. Ia mengambil jas yang sudah disiapkan. Lalu kembali bercemin, lihatlah betapa tam—
"Ngapain sih ngaca-ngaca segala?! Ke sana buat kerja bukan cari pacar! Gak usah kecentilan!" ketus Aya melipatkan kedua tangannya di dada.
Haykal tersenyum kecil. Ia membalikkan tubuhnya dan mengecup kening Aya, "Gua pergi."
Aya mengangguk, "DADAH!"
***
"Ganteng banget,"
"Siapa sih itu?!"
"Itu loh anaknya Pak Zavier. Penerus disini,"
"Hah serius?! Pantesan, si Pak Zavier aja udah ganteng banget,"
"Iya. Udah punya pacar belum dia?"
"Udah punya istri. Udah lah sana kerja kerja,"
"Serius?!"
Haykal mengabaikan pembicaraan karyawan-karyawati yang tertuju padanya. Dia memasuki gedung besar yang berdesign rapih dan mewah.
Dia berjalan masuk ke dalam lift. Memencet tombol yang menuju ke lantai 14.
Ting!
Pintu lift terbuka menampilkan satu pintu yang paling besar dari pintu yang lainnya. Di lantai 14 hanya berisi ruangan CEO yang dijaga sangat ketat.
"Selamat siang tuan muda," sapa seluruh anak buah Zavier dan sekretaris pria itu.
"Maaf tuan muda, tunggu sebentar ya. Tuan Zavier sedang ada tamu," ujar Rama, sekretaris Zavier yang sudah menemani Zavier dari lama.
Haykal mengangguk. Dia mendudukan bokongnya di salah satu sofa yang disediakan.
Ceklek
"Haykal," panggil Zavier mengajak Haykal masuk, setelah kliennya itu keluar.
"Kenapa?" tanya Haykal duduk di salah satu sofa yang berada di ruangan yang sangat besar dan elegan.
"Kamu ikut papa meeting sama klien baru papa ya," Zavier mendudukan dirinya di sofa yang Haykal duduki, lalu memberikan dokumen untuk Haykal pelajari.
Haykal menganggukkan kepalanya. "Siapa?" tanyanya mulai membuka dokumen dan mulai membacanya.
"R' Co. Dia dulu sempet kerja sama dengan kita. Tapi, gak jadi. Papa gak tau kenapa," Zavier memang tidak tau mengapa perusahaan itu membatalkan kerja sama mereka. Padahal cukup bagus.
KAMU SEDANG MEMBACA
Disappointed.
Teen FictionAku kecewa terhadap diriku. Aku kecewa terhadap logika otakku. Aku kecewa kepada semua yang ada dalam diriku. Aku kecewa karena hanya memikirkan diriku saja. Kesalahan terbesarku membuatku menjadi membenci diriku sendiri. Musuh terbesarku adalah aku...