33. KERAS KEPALA

7.2K 445 3
                                    

Suasana pada pagi hari ini kembali seperti biasanya. Beberapa minggu ini hanya Aya dan Haykal yang sarapan berdua. Dan terkadang bertiga bersama Zayn. Sekarang, mereka sudah kembali berkumpul. Zafran dan Syena sudah pulang dari perjalanan bisnis mereka.

"Selama di rumah, kalian gimana? Aman?" tanya Zavier menyelesaikan makannya.

"Iya, gak berantem, kan? Aya gak dinangisin sama Haykal, kan?" tanya Syena pada pasangan muda yang duduk di sebrangnya.

"Aman."

"Bohong. Kak Haykal masih buat kak Aya nangis," sahut Zayn sok tahu.

"Tau dari mana? Kan Zayn di rumah kak Riana," Syena menatap putra bungsunya bingung.

"Pas itu Zayn lihat,"

"Kapan? Nggak usah gak jelas." kesal Haykal. Tak pernah dia membuat Aya nangis saat ada Zayn.

Bukan hanya Haykal, Zavier, dan Syena yang bingung, Aya pun bingung. Setaunya dia dan Haykal berdebat saat Zayn sudah tak ada di rumah.

"Ih Zayn serius! Pas itu Zayn mau ke kamar kak Haykal. Eh, Zayn denger ada yang nangis. Zayn gak ketuk pintu, jadi Zayn masuk aja. Zayn ngumpet di dekat rak. Terus...,"

"Terus?" tanya mereka semua.

Zayn meletakan sendoknya. Dia berdiri di kursi. Hal itu membuat Syena jantungan bukan main. "Zayn duduk!"

Zayn tak mendengarkan Syena. Bocah laki-laki itu berdeham. "Terus kan Zayn masuk. Ternyata Kak Haykal bobo di pangkuan kak Aya. Zayn lihatin terus sampai kak Aya nangis. Tau gak karena apa, ma, pa?"

Syena dan Zavier menggeleng bersamaan.

Zayn menatap Aya dan Haykal dengan berdecak. Kepalanya ikut geleng-geleng. "Kak Haykal lagi gigit bibir kak Aya. Pantes aja kak Aya nangis,"

"HAH!?"

Semua wajah yang bervisual itu sudah menganga lebar. Mata dan mulut yang terbuka. Dan jangan lupa, teriakan yang keluar keras.

"Kenapa gak ketuk pintu?" tanya Haykal menatap adiknya tajam.

"Kata mama, papa, kalo ke kamar kakak jangan ketuk pintu. Soalnya takut ganggu kak Haykal dan kak Aya yang pengen ketemu baby," jawab Zayn dengan polosnya.

Syena dan Zavier menahan tawa. Mimik muka Haykal dan Aya sangat menggemaskan. Pasutri muda itu terlihat malu-malu dan kesal.

"Aya, Haykal gigitnya keras gak?" tanya Syena menggoda menantunya yang menunduk malu.

"Kalo digigit, gigit balik aja ya Nak," saran Zavier.

"Ma, pa." Haykal memberi lirikan tajamnya kepada kedua orang tuanya.

Aya hanya mengangguk sebagai jawaban.

Tawa Syena dan Zavier seketika pecah. "HAHAHA,"

Tidak dengan Haykal yang menampilkan raut masam dan tak sukanya.

***

Mansion kembali sepi. Semua yang berada di sini sudah kembali melakukan kegiatan mereka.

Haykal dan Zayn sekolah, Zavier ke kantor, Syena sedang arisan, dan sekarang tersisa Aya yang sedang menyiram tanaman.

Perempuan yang memakai tanktop dan shortpant itu baru saja membeli tanaman. Tanaman anggrek yang berasal dari Papua. Harganya lumayan, tapi ya dia ingin sekali.

"Lucu banget," kikiknya mencoel bunga milik Syena.

Syena sangat menyukai tanaman. Jujur saja, dia juga menyukai tanaman. Ingin sekali dia menanam tanaman di taman rumahnya, tapi takut Emily tak menyukai.

Disappointed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang