"Weh kantin yok!" Ajak Ryan kepada teman-temannya tersebut.
"Yok lah yok!" Ucap Maliq dan langsung keluar kelas.
"Nyusul." jawab Haykal yang sedari tadi memainkan benda pipih itu.
"Gua juga." Ujar Naufal singkat.
Kenan yang melihat kedua temannya ini seperti ada masalah, langsung menarik tangan mereka berdua. "Ah cepet lah, kek cewek lu pada!,"
Ryan yang melihat itu, ikut menarik kedua tangan mereka berdua. "Tau, kalo ada masalah itu bilang. Jangan malu-maluin kaum cowok,"
"WOI LU BEREMPAT NGAPA ROMANTIS BENER. KAGAK NGAJAK-NGAJAK LAGI," teriak Maliq yang langsung menjadi pusat perhatian siswa-siswi di kantin, oh lebih tepatnya para siswi-siswi yang memandang kagum Maliq walaupun perilakunya 'memalukan'
"Berisik lo, kek ibu-ibu!"
"Galak banget mas. Eh ayo duduk-duduk anggap aja rumah sendiri," ucap Maliq dengan nada dibuat seperti ibu-ibu arisan.
"Oh makasih loh Jeng, jadi ngerepotin." Ucap Kenan ikut menyauti temannya itu. Ya seperti yang kalian liat, sikap mereka berdua sebelas duabelas.
"Jijik!"
"Maaf ya makanannya ala kadarnya saja hehe," ucap Maliq yang melanjutkan aksi menjijikannya itu.
Haykal yang melihat itu ikut tersenyum tipis. Sangat tipis.
"Udah lah geli gua Liq," ucap Kenan yang sudah jengah dengan Maliq.
"Iye elah, Eh ada Dedek Rayya. Makin cantik aja nih dek," genit Maliq saat melihat Rayya dan Aya melawati meja mereka.
"Bacot lo kek anjing!" Ketus Ray. Ryan dan Kenan yang mendengar jawaban Rayya tertawa terbahak-bahak.
"Jieh, gua dikatain anjing. Yaudah deh gua nyapa dedek gemesh Aya aja. Hai Ay, makin cute aja kamu," ucap Maliq dengan nada genit dan kedipan matanya.
Haykal yang mendengar ada nama yang akhir-akhir ini memenuhi pikirannya langsung mengangkat kepalanya.
"Hmm hai kak!" Ucap Aya malu-malu. Dia malu sekarang karena sedang ditatap kakak kelasnya itu, apalagi ada Haykal.
"Ayo sini duduk-duduk," ucap Ryan yang sedari tadi melihat gerak-gerik adek kelasnya itu. Rayya yang mendengar itu langsung duduk di sebelah Ryan yang kebetulan berada di sebelahnya. Aya yang melihat Rayya duduk, langsung duduk di sebelah Haykal karena di tempat Rayya sudah tidak muat lagi. Aya gugup sekarang.
"Kalian gak makan?" Tanya Naufal yang sejak tadi diam, akhirnya membuka suara. Rayya yang mendengar pertanyaan itu hanya menjawab malu-malu "Makan kok kak, cuman belum di pesan,"
"Ya udah gua pesenin buat kalian berdua," ucap Naufal yang langsung berdiri. Rayya yang mendengar itu langsung menyembunyikan rona merah dipipinya.
Aya menahan tangan Naufal dan menyuruh Naufal duduk kembali "Gak usah kak, aku aja yang beli," tolak Aya yang langsung berdiri, namun badannya ditahan oleh Naufal.
"Gua aja. Lo duduk disini,"
Rayya melihat semuanya. Rayya berusaha untuk tidak meneteskan air matanya. Tiba-tiba Ia merasakan punggungnya ada yang mengelusnya. "Kalo gak kuat, tutup mata aja," ucap Ryan pelan. Rayya yang mendengarnya tersenyum.
"Jiehelah, lo berdua mau beli makanan aja harus pake drama-drama segala," ucap Maliq jengah.
"Tau, kasian Maliq yang jomblo," balas Kenan dengan muka songongnya itu.
"Heh?! Kentut lo tau gak—," ucapan Maliq terpotong ketika Kenan yang langsung memotong ucapannya.
"Gak."
Maliq yang mendengarnya kesal.
"Udah lo duduk aja, biar gua aja yang beli," kekeuh Naufal.
"Ih aku aja kak, biar cepet." Ucap Aya yang sudah mulai kesal.
Haykal melihat drama tidak jelas itu langsung berdiri dan pergi ke stan makanan. Sebelum itu Haykal mengucapkan kalimat yang membuat mereka cengok dan membuat Aya merona seketika.
"Bacot! Kelamaan. keburu anak gua laper."
"Gila, Haykal gua udah berubah," decak Kenan.
"Iya, Haykal kita udah dewasa Ma," sahut Maliq. Kenan yang mendengar itu langsung menonyor kepala Maliq "Jijik anjing!"
Aya yang melihat adegan itu tertawa kecil.
"Duduk Ay," ucap Naufal sambil menuntun Aya duduk.
"Nih." Haykal dateng langsung membawa satu bubur ayam dan satu nasi goreng untuk Rayya.
"Ihh aku gak suka bubur kak," ucap Aya sambil mengerucutkan bibirnya. Ia tidak suka bubur, bubur bentuknya encer-encer membuat Aya geli melihatnya.
"Makan." titah Haykal dingin.
"Ya udah sini biar gua suapin," ucap Naufal yang sudah memegang mangkok bubur dan Aya langsung menahannya, "Aku bisa kok kak," ucap Aya dengan nada lembut sambil tersenyum dan langsung memakan buburnya.
Ketika sudah sendok ketiga Aya sudah tidak kuat dan membuat dia ingin muntah "Huek,,Huek,," Aya langsung berlari ke arah toilet.
Haykal yang sedari tadi memainkan ponselnya. Langsung berlari mengikuti Aya.
Naufal yang melihat dirinya kalah cepat oleh Haykal hanya tersenyum miris. 'Itu anak dia, kenapa lo yang mau ngejar. Dasar bego.'
Teman-temannya yang melihat itu hanya tersenyum miris. Rayya? Tentu dia kesal, sedih, sakit itu yang dia rasakan sekarang. Mengapa Naufal begitu peduli dengan Aya? Apakah dia tidak pantas mendapat cintanya Naufal?
***
JANGAN LUPA VOMMENTNYA YAA!!
![](https://img.wattpad.com/cover/222813174-288-k278988.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Disappointed.
Teen FictionAku kecewa terhadap diriku. Aku kecewa terhadap logika otakku. Aku kecewa kepada semua yang ada dalam diriku. Aku kecewa karena hanya memikirkan diriku saja. Kesalahan terbesarku membuatku menjadi membenci diriku sendiri. Musuh terbesarku adalah aku...