11. BISIK-BISIK

10.4K 579 3
                                    

Hari ini tepat hari Sabtu. Keluarga Haykal akan datang ke sini pada malam hari nanti tepatnya pukul 07.00. Sungguh dia sangat gugup sekarang.

"Mama, Aya gugup," rengek Aya kepada Emily yang sedang memasak makanan untuk nanti malam.

Emily yang mendengarnya hanya tersenyum sambil sesekali melihat anaknya yang sedang memeluknya sambil merengek. 'Sudah mau jadi mama tapi kelakuannya masih kayak anak kecil.'

"Ih Mama mah senyum-senyum doang," kesal Aya. Bi Sum yang sedang membantu majikannya memasak, pun ikut terkekeh kecil melihat anak majikannya yang kelakuan seperti anak bocah yang kesal tidak diberi es krim.

"Ya terus, Mama gimana? Masa Mama lempar kamu ke kolam renang biar gak gugup lagi," sewot Emily.

"Au ah dark. Aya mau ke atas dulu. Bye-bye Ma, Bi." pamit Aya yang langsung berlari di tangga untuk naik keatas.

"JANGAN LARI AYA!" Teriak Emily yang melihat putrinya itu berlari.

"IYA MAMA SAYANGGG!!!" Jawab Aya ikut berteriak. Sambil memelankan langkahnya.

***

Tok..

Tok..

"Ay, udah belum? Ini udah jam tujuh kurang loh." Tanya Emily kepada Aya yang lama sekali.

"IYA SABAR MA, INI AYA DIKIT LAGI SELESAI. MAMA DULUAN AJA." Teriak Aya dari dalam kamarnya.

"Oke Mama tunggu di bawah ya. Cepet ya kamu turun, itu keluarganya Haykal udah mau sampai," ucap Emily yang langsung turun ke bawah, lebih tepatnya ruang tamu.

"Aduh gemetaran. Giman_ nih ya?" Aya sambil berusaha menenangkan dirinya. Kegugupannya bertambah ketika mendengar suara deru mobil yang masuk ke dalam perkarangan rumahnya.

Aya yang mendengarnya segera turun ke bawah.

***

"Jadi gimana?" tanya Zafran memecahkan keheningan yang melanda.

"Biasa aja kali Fran, ini tidak sedang rapat bisnis," gurau Zavier kepada temannya itu. Oh ya, Zavier dan Zafran adalah teman bisnis. Kebetulan sekali, bukan?

"Ya sudah, dimana anakmu itu?" tanya Zafran tak santai. "Berniat tanggung jawab atau tidak?" sinisnya.

"Pah," Emily mencengkram lengan Zafran agar tidak berbicara seperti itu.

"Putra saya tidak pengecut."

Ya, Aya sejak tadi tidak melihat keberadaan Haykal. Ia hanya melihat seorang pria yang masih sangat tampan di usianya yang tak terbilang muda lagi. Dan juga wanita yang sangat cantik. Pantas Haykal sangat tampan, kedua orang tuanya saja seperti ratu dan raja.

Oh ya, jangan lupakan anak laki-laki yang sangat imut, mukanya bulat, pipinya tembem. Tapi itu lucu sekali, ingin sekali Aya mencubit pipinya yang tembam itu. Dia baru tau bahwa Haykal memiliki seorang adik.

Lamunan Aya buyar, ketika Ia mendengar suara bariton yang sangat Ia sukai.

"Maaf telat.,"

yap! Itu Haykal. Haykal langsung menyapa dan mencium tangan kedua orangtua Aya. Aya hanya menundukkan kepalanya.

"Oke, karena semuanya sudah berkumpul. Saya pribadi ingin minta maaf atas kecerobohan anak saya." ucap Zavier.

"Iya om, saya minta maaf. Saya yakin om belum begitu yakin dengan Saya. Saya yakin om juga belum begitu yakin kepada saya untuk menjaga Aya dan Calon anak kita,"

Disappointed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang