13. BOCAH

11K 546 2
                                    

"Mama, Aya mau sama mama," rengek Aya kepada Emily yang sedang berpelukan itu. Mereka sekarang sedang di lobby hotel milik Zavier. Ya, setelah resepsi selesai mereka langsung pulang ke rumah masing-masing.

"Ya gak bisa dong, sayang. Kamu kan sekarang udah jadi istri. Gak boleh gitu dong, lagian mama sama papa besok langsung ke luar kota,"

"HUAA MAMA JAHAT,"

Haykal yang melihat itu hanya mendengus. Sungguh kekanak-kanakan sekali.

"Udah ya, sayang. Lagian kamu gak bakal sendiri kok. Kan ada mama," ucap Syena sambil tersenyum.

"Iya, kan ada Zayn. Jadi kakak gak kesepian," sahut Zayn yang ikut angkat bicara.

"Ih lebay banget sih kamu. Zayn aja yang masih kecil ngerti," ledek Zafran.

Aya tak mempedulikan itu.

"Yodah ya, cepet pulang kamu harus istirahat. Mama juga udah capek," Emily sudah jengah.

"Ih mama mah, Mama ngusir Aya ya?" Tanya Aya cemberut.

"Ya enggak, tapi kamu gak kasian sama yang lain tuh. Yang lain pada capek, lah kamu rengek-rengek gak jelas. Udah lah mama pulang, bye. Ayo pa. Bye, nyonya Keandra," goda Emily.

"Masuk!"

Aya tersentak dari lamunannya, ketika mendengar nada dingin dari Haykal yang sekarang telah resmi menjadi suaminya itu. Dia memasuki mobil Haykal tanpa sepatah kata pun.

Sejak tadi hanya keheningan yang mengisi mobil yang berisi pasutri baru itu. Aya sejak tadi hanya melamun sambil mengelus lengannya. Ia merasa kedinginan. Bayangkan saja, Ia masih memakai dress yang Ia gunakan saat resepsi. Dress dengan lengan pendek dan cuaca yang dingin. Mantul! Lama-lama Aya bisa mati kedinginan.

Haykal yang sejak tadi fokus menyetir. Mulai menyadari kegelisahan dari perempuan disampingnya. Lalu, dia mematikan AC di dalam mobilnya itu dan mengambil jas yang sudah Ia tanggalkan sejak tadi dan memberinya kek Aya. Ya, Haykal hanya mengenakan Kemeja putihnya itu dan menggulung lengannya hingga siku.

Aya mengangkat alisnya sambil bertanya, "Kenapa kak? Cuciannya kan di rumah. Entar aja deh ya."

"Bodoh! Pake!"

Aya mengambil jas Haykal tersenyum malu. Wuhh unch banget sih kamu, gimana gak makin sayang. "Makasih, Kak."

***

"Eungh, aduh pegel bener nih badan." Lirih Aya sambil membuka matanya sedikit demi sedikit. Dan Ia tersadar ini bukan kamarnya. Dimana dia? Dari wanginya saja sudah berbeda, "HUAA GUA DIMANA INI?" Teriak Aya sambil menangis. "Hiks mama,"

"Berisik." Ketus Hayka yang keluar dari kamar mandi.

Aya menutup bibirnya rapat-rapat.

"Cepet ganti baju lo!"

Aya yang mendengar itu langsung memperhatikan pakaian yang dia pake. Ia masih menggunakan dress saat resepsi. Lalu, Aya bangkit berdiri dan mencari bajunya itu. Dan langsung masuk ke dalam kamar mandi.

Setelah bersih-bersih, Aya keluar dari kamar mandi, dengan memakai kaos putih polos oversize dan celana pendeknya itu.

Kemudian berbaring di kasur dengan kaki menggantung di lantai. Ia lelah sekali. Lalu semenit kemudian kesadarannya sudah merenggut ke alam mimpi. Dengan kaki yang masih menggantung.

Haykal yang melihat itu hanya menghela nafas kasar. Bocah banget sih.

Lalu berjalan mendekat ke Aya,untuk membenarkan posisi tempat tidur Aya dan menarik selimut hingga perut. Pergerakannya terhenti saat tangannya tak sengaja menyentuh perut Aya yang sudah sedikit menonjol.

Bibirnya melengkung saat telapak besarnya sudah mulai mengelus perut yang di dalamnya terdapat darah dagingnya. Dan setelah itu Haykal langung menarik tangannya dari perut Aya.

Kemudian cowok itu mengambil bantal dan tidur di sofa yang ada di kamarnya itu. Walaupun tubuhnya lelah, ya apa boleh buat. Ia tidak mau Aya tiba-tiba teriak saat Ia bangun nanti.

***

VOMMENTNYAA YAAA!!!

Disappointed.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang