Aditya Rakhananta

3.2K 199 79
                                    

Happy Reading❤

"Dot." Ledekan itu membuat Adit menoleh ke arah asalnya, Aditya Rakhananta. Seorang pria tampan yang memiliki sikap Extrovert (mudah bergaul) dan asik dengan laki-laki. Namun, jika sudah menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan perempuan sikap extrovertnya itu tiba-tiba hilang dalam sekejap mata, maksudnya ia akan sangat cuek jika sudah bersama dengan perempuan, kecuali perempuan dalam keluarganya.

"Apaansih?" tanya Adit dengan ketus. "Lo mau berangkat bareng gak?" tawar kakaknya-Arkhan.

Arkhananta Gibran. kakak dari Aditya, sikap mereka hampir sama. Namun jika sudah menyangkut perempuan pasti sikapnya berubah menjadi sosok yang sangat perhatian, kalau perempuan itu adalah perempuan yang ia suka.

"Gak usah gue udah gede," balas Adit. "Yee, dasar Adot!" ledeknya lagi, Adot merupakan ledekan kesayangan Arkhan pada Adit.

"Nama gue Aditya Rakhananta bukan Adot!" geram Adit.

"Suka-suka siapa? ya suka-suka gue lah," tukas Arkhan.

"Aduh, udah deh kalian ini ribut terus! cepet sarapan bentar lagi mau berangkat sekolah juga!" bentak ibunya Ananta Dewi.

"Bun, nanti aku sekolah juga ya kayak bang Adit sama bang Arkhan," ujar Megan.

Megan Amantha adik dari Adit dan Arkhan. Umur Meghan sekarang masih enam tahun, beberapa bulan lagi ia akan berulang tahun dan berusia tujuh tahun.

"Iya sayang," balas bundanya dengan senyuman manis.

"Giliran ama si Megan aja lembut banget giliran sama Arkhan aja gak," ketusnya Arkhan seperti anak kecil.

"Brisik lo makan!" sahut Adit merasa terganggu, "Nama gua Arkhan oi! bukan makan!"

"Gak nanya juga gue," cetus Adit. "Adit berangkat dulu Bun," pamitnya berlari mengambil sepeda motornya.

"Eh, Dit!" teriakan Arkhan sama sekali tidak dihiraukan oleh Adit, ia pun langsung beranjak menuju mobilnya. "Arkhan duluan bun."

"Eh ntar dulu!" teriakan Dewi membuat mereka menoleh ke arahnya. "Kalian tuh ya udah gede tapi kelakuannya kayak bocah. Pusing Bunda, sekarang cepet kalian pamit sama Papa kalian! lupa apa kalo punya Papa?" omel Dewi berkacak pinggang.

"Astagfirullah harus extra sabar ngadepin emak-emak super rempong, untung aku sayang," cicit Arkhan pelan sambil mengelus dadanya. Adit hanya terkekeh mendengar penuturan Arkhan.

Megan yang melihat tingkah Adit dan Arkhan hanya bisa menyeringit bingung. "Ih bang Akhan sama bang Adit udah gila Males Megan," kata Megan sambil mengibas rambutnya dengan gayanya yang centil.

"Untung adik gue, kalau bukan udah gue sumpelin mulut tuh anak," gumam Adit pelan membuat Arkhan terbahak karenanya.

"Adit, Arkhan! cepet, malah ketawa!" Bentak Dewi lagi.

"Sabar Bun gak usah marah-marah ntar keriput loh, mau emangnya?" kata Arkhan tertawa geli.

Kini mereka harus menghampiri Raka, ayah mereka untuk berpamitan. "Heran gue berangkat sekolah aja harus sungkeman dulu," ujar Adit nyeleneh.

"Salaman cok bukan sungkeman." Arkhan menoyor kepala Adit. "Papa," panggil mereka berdua.

"Iya?" jawab Raka Yudistira ayah mereka. "Arkhan sama Adit pamit dulu mau berangkat sekolah," pamit mereka dengan mengecup punggung tangan Raka dan memberi salam.

"Adit juga, Pa, kita buru-buru assalamuallaikum yang gak jawab dosa!" seru Adit seenaknya.

"Waalaikumsalam, Adit! jangan bawa motor dulu motor kamu masih..."

ADITYA [Proses terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang