09. Renggang

436 74 6
                                    

Beri nilai dari usahanya, bukan dari hasilnya. Percayalah, akan ada hasil terbaik jika kita sudah berusaha. -Nadjwa Rameehra.

HAPPY READING

"Assalamuallaikum," ucap Adit, saat sudah sampai didepan rumahnya, ada seseorang dari balik pintu.
bugh!

Adit mendapat serangan tiba-tiba dari kakaknya sendiri yaitu Arkhan.

Arkhan terkekeh dan bertepuk tangan, "Cara main lo bagus bos." ia mendorong sebelah bahu Adit.

"Lo kenapa?" balas Adit mengusap pipinya yang lembam karena pukulan Arkhan. "Gak usah sok belaga gak tau lo Dit," ketusnya.

"Emang apa? nyatanya gue emang gak tau."

Bugh!

Satu pukulan mendarat di sudut bibir Adit. "Pukul aja terus bang, sampe lo bener-bener puas buat ungkapin amarah lo."

bugh!

bugh!

bugh!

Arkhan memukul Adit beberapa kali, membuat Adit jatuh berkali-kali tetapi ia tetap memandang Arkhan dengan santai dan tidak membalas pukulannya sedikitpun.

"Gue salut sama drama lo." Arkhan membalikan badannya hendak menuju kamarnya.

"Gue gak ada maksud buat bohongin lo, gue lakuin itu cuma demi Abdul bang."

"Lo juga gak tau Dit posisi gue gimana, coba lo di posisi gue,apa lo gak akan marah?"

Adit membisu lalu menjawab, "Gue tau gue salah, gak seharusnya gue lakuin itu ke lo."

"Ya bagus kalau lo sadar, tapi jangan pernah berharap kalau gue bakal maafin lo gitu aja."

"Gue bukan bocah Dit, gue juga gak bisa di bohongin. Gue paling gak suka ada orang yang bohong sama gue."

"Jujur gue enek sama kelakuan lo yang begini," tambahnya.

"Gue cape dilarang terus-terusan pacaran sama lo, bahkan bunda sama papa aja fine kalau gue pacaran, tapi kenapa lo yang cuma adik gue ngelarang gue sampe segitunya?"

"Cuma lo bilang? Lo bener-bener anggep gue adik atau gak si bang?" Adit akan bicara. "Gue cuma takut lo ngalamin hal yang sama, sama kayak gue dulu."

"Gue gak akan kayak lo Dit, gue beda sama lo, Nadjwa sama Nadiya itu beda."

"Bukan itu maksud gue," timpal Adit. "Gue cuma takut Nadjwa cuma pura-pura sayang di depan lo, lagian lo juga baru kenal bang sama dia."

"Gue sama dia udah sama-sama dewasa Dit, buang jauh-jauh pikiran lo tentang itu."

"Sikap dewasa gak akan mengubah hati seseorang bang, kalau orang itu gak cinta ya tetep aja gak cinta. Cinta itu gak bisa dipaksain."

"Sekarang gue tanya, emang lo tau isi hati Jua gimana sampe-sampe lo ngomong kayak gini?"

Adit tergelak, "Gue emang gak tau. Tapi gue cuma ingetin bang."

"Udah deh Dit, gue udah muak bahas beginian."

"Sekarang gini aja, kalau lo gak seneng sama hubungan gue, bilang."

ADITYA [Proses terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang