Persaudaraan adalah suatu ikatan kekeluargaan yang tidak akan pernah terputus -Abi pangestu
Masalah adalah suatu teori yang sulit untuk diselesaikan, jika ada yang sedang digundah masalah, jangan pernah kalian lari dari masalah tersebut -Dino Donardo
Happy Reading❤
Mentari pagi sudah menyinari lorong sekolah pagi ini, Nadjwa dan teman-temannya kini sedang berjalan di lorong sekolah. Terlihat dari arah depan Adit sedang berjalan bersama ketiga temannya seperti biasa, membuat Nadjwa malu untuk menghampirinya.
"Lo kenapa sih Ju?" Tanya Nadiya tiba-tiba.
"Kenapa kaki lo sakit?" tukas Zahra nampak khawatir. "Sini Ju gue bantu," sambung Dina.
"Engga, bukan gitu. Hm itu."
"Apaan? Lo kalo ngomong jangan ngegantung deh, jangan kayak hubungan gue yang selalu di gantungin terus sama si Daffa," kata Zahra mendramatis.
"Sok lo, make ngomong digantungin segala. Deket juga ngga. Ngarep," ketus Dina.
"Iya dah iya yang punya cowok mah, liat aja ntar kalo gue sampe jadian sama si Daffa, bakal nyesel lo ngomong gitu ke gue."
"Halah udah lah, kalian tuh kalo udah ketemu ribut terusss pusing nih gue," sahut Nadiya.
"Puching pala abang."
"Sok pusing lo, mikirin apa kali."
"Ssst bisik."
"Ju lo kenapa sih?" Nadiya lagi bingung dengan tingkah temannya yang satu ini. "Ini gue mau..."
"APAAN? JANGAN BUAT GUE NGEGAS DEH PLIS BANGET," ujar Zahra dengan nada tinggi.
"Gue mau balikin jaket sama bandana Adit."
"WHATT?!" Zahra terkejut. "Lo minjem jaket sama bandana Adit buat apaan? Parah gak cerita-cerita," timpal Dina.
Nadjwa pun mulai menceritakan kejadiannya saat ia dan Adit berhenti ditengah jalan karena hujan, ia juga menceritakan bahwa ia dan Adit pernah mengunjungi panti asuhan bersama.
"Serius lo?!" Zahra heboh saat mengetahuinya. "Iya serius lah Ra, ya kali aku ngadi-ngadi," jawab Nadjwa.
"Ya udah sana Ju, lo balikin aja ke Adit," kata Nadiya.
"Nah iya! Samperin sana Ju!" Seru Dina.
"Hm ya udah deh iya." Nadjwa pun menghampiri Adit yang sedang berbincang bersama ketiga temannya.
"Dit," panggil Nadjwa membuat Adit menengok kearahnya, namun sedetik kemudian ia menatap ke depan seolah-olah tidak menganggap Nadjwa ada disampingnya.
"Kenapa, Ju?" tanya Abdul kepo.
"Bisa gak, Dul lo gak kepo sehari aja?" cetus Adit kesal.
"Ya udah lah ya jangan ganggu," sambung Randi.
"Udah ayo tinggal dulu," ajak Rafa. Mereka bertiga pun pergi meninggalkan Adit dan Nadjwa.
Adit masih saja diam dan bersikap dingin sama seperti tadi.
"Dit," panggil Nadjwa lagi, Adit sama sekali tidak mau meliriknya. "To the point aja mau ngapain?" ketus Adit.
"Aku cuma mau balikin jaket sama bandana kamu." Nadjwa mengambil jaket Adit yang berada di tasnya dan bandana yang berada di saku bajunya.
"Ini Dit, makasih ya. Semua nya udah aku cuci sampai bersih kok," kata Nadjwa.
Adit menerimanya dengan pandangan lururs, ia segera menyusul teman-temannya tanpa mengucapkan satu patah kata pada Nadjwa.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADITYA [Proses terbit]
Teen FictionAditya seorang lelaki tampan, pemberani mudah bergaul, dan tentunya nakal. Namun jika sudah menyangkut tentang perempuan sifat extrovertnya hilang seketika dan ia menjadi pria cuek kecuali pada perempuan dilingkupan keluarganya Sifat cuek Adit ter...