Happy Reading❤
Matahari telah terbenam, bulan dan bintang kembali menampakkan wujudnya untuk menemani saat-saat malam, Adit dan Arkhan berencana untuk mengunjungi rumah nenek mereka malam ini. Dengan pakaian rapi mereka siap beranjak keluar rumah dan mengajak Megan ikut serta bersama mereka.
"Eh Megalodon, lo gak usah ikut aja ya? Ribet kalau ada lo mah," ujar Adit sekenanya.
"Ih apaan sih! Bunda, Bang Aditnya nih," rengek Megan.
"Adit!" bentak Dewi menjewer telinga Adit. "Eh, iya-iya Adit kan cuma bercanda."
"Ya udah lah ayo cepet keburu malem," tukas Arkhan. "Ayo," balas Megan yang langsung digendong Arkhan dan disusul oleh Adit dibelakangnya.
Arkhan dan Megan pergi menggunakan mobil Arkhan sedangkan Adit memakai sepeda motornya sendiri itu bertujuan agar Megan tidak terus protes jika harus kehujanan dimotor bersama Adit karena saat ini sedang musim hujan, sungguh Adit sama sekali tidak mempermasalahkan alias bodoamat.
"Bang Adit, Megan bareng Bang Akhan ya," kata Megan setelah memasuki mobil Arkhan.
"Udah tau gue juga, gak usah ngomong lo, tinggal masuk mobil doang juga bawelnya minta ampun," cetus Adit. "Ya udah sih, ayo bang Akhan cepetan!"
"Iya-iya sabar dong," balas Arkhan lembut.
***
Setelah sampai. Mereka turun dari kendaraan masing-masing dan mengetuk pintu dengan salam.
"Assalamuallaikum nek, kek," ucap Arkhan memberi salam. "Waalaikumsallam," ujar neneknya.
Nia yang mendengar suara ketiga cucunya itu langsung membuka pintunya dengan perasaan yang amat senang, karena setelah beberapa bulan mereka baru mengunjungi rumahnya lagi. "Eh Arkhan, Adit, Megan," ucap neneknya dengan memeluk hangat ketiga cucunya.
"Nenek apa kabar?" tanya Adit lembut. "Baik, gimana kabar kalian?"
"Baik nek," jawab Arkhan mewakili Adit dan Megan. "Eh kok malah ngobrol disini, kita masuk aja yuk," ajak Nia nenek mereka.
"Mau minum apa?" tawar Nia saat mereka sudah berada diruang tamu. "Arkhan air putih aja nek," timpal Arkhan.
"Adit sama Megan maunya minum apa?"
"Megan mau sirup ya nek," kata Megan.
"Adit mau nya kopi sama rokok nya sekalian ada gak ya?" tukas Adit sekenanya. "Kamu masih sering ngerokok ya, Dit?"
"Ya gimana nek, udah kebiasaan juga dari lama."
"Jangan sering kayak gitu, nanti kamu juga bisa penasaran sama minum-minuman yang gak jelas. Nanti malah kamu coba lagi, gimana kata Bunda sama Papa kamu nanti kalau kelakuan kamu kayak gitu kedepannya."
"Insyaallah gak, Nek, Nenek juga jangan mikir sampe kayak gitu. Adit juga gak mau kecewain Bunda, Papa, Bang Arkhan, Nenek, Megan sama Kakek."
Brak!
Mereka menoleh kesumber suara. Terdapat Arman kakek mereka yang memukul meja dan nampak emosi. "Masih berani kamu datang ke sini?" Arman mencengkram kuat leher Adit.
"Maaf Adit lagi gak mau cari masalah sama kakek," ucap Adit.
"Dit, udah jangan di bales ntar malah nambah panjang urusannya," bisik Arkhan yang berdiri disamping Adit.
"Mas, udah cukup, jangan kayak gitu sama Adit," pinta Nia lembut pada suaminya.
"Kalau kamu gak mau saya kasarin dia, suruh dia pergi atau saya yang akan suruh dia pergi dengan cara saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
ADITYA [Proses terbit]
Teen FictionAditya seorang lelaki tampan, pemberani mudah bergaul, dan tentunya nakal. Namun jika sudah menyangkut tentang perempuan sifat extrovertnya hilang seketika dan ia menjadi pria cuek kecuali pada perempuan dilingkupan keluarganya Sifat cuek Adit ter...