56. Kebenaran yang terungkap

207 28 3
                                    

Dengerin mulmednya ya gess, sad bgt uww😥
-Last child, Duka.

Happy Reading❤
Saat ini aku benar-benar terjatuh ke dalam curam yang begitu dalam, rasanya perih dan menyakitkan, jika aku di haruskan memilih, aku lebih baik memilih mati di banding harus merasakan hal sesakit ini. -Aditya Rakhananta.

***

Adit membawa mobilnya seperti orang kesetanan. Ia memukul stir mobil beberapa kali, lelaki itu memukul kepala dan juga dadanya yang terasa sesak. Kalau gue tau akhirnya lo sama orang lain,  gue gak akan mau hadir di hidup lo! batin Adit.

Ia semakin mempercepat kendaraannya agar cepat sampai di rumah. Nadjwa benar-benar membuat hatinya hancur terpecah belah. Gadis itu benar-benar menerkam jantung dan hatinya, dia telah mengambilnya secara paksa hingga membuatnya kesulitan bernapas, itu yang Adit rasakan sekarang. Begitu sakit hingga ia menitikkan air mata di wajahnya.

"Gue emang bukan siapa-siapa lo, tapi seengganya lo hargai gue sedikit aja, gue yang selalu ada buat lo tapi lo gak pernah liat gue ada, semenjak kejadian ulang tahun papa lo, lo jadi berubah, Ju, salah gue apa? kenapa lo seakan-akan bikin gue ngerasa bersalah banget? kenapa harus gue yang tersiksa di dalam hal kayak gini? kenapa?!" Adit memukul stir mobil dengan kencang.

Drtttdrtt.

Ponsel Adit berdering, ingin sekali rasanya ia membanting ponsel itu. Sangat berisik dan mengganggu, apalagi kondisinya sedang seperti ini sekarang. Adit terpaksa mengangkat telponnya.

"Adot lo dimana?" ujar Arkhan di sebrang telpon. "Di mobil," jawab Adit singkat.

"Ya iyalah di mobil ya kali di pesawat, maksud gue bukan gitu tong. Lo lagi di daerah mana? kok gue gak liat lo di acara ulang tahun Nadjwa sih?"

"Lo bisa diem gak? gue bilang di mobil ya di mobil!"

"Dih ngegas nih anak, gue tau dari bang Abi katanya lo dateng ke sini tapi lo pulang lagi karena liat Nadjwa sama Dito lagi dansa, lo itu salah paham, Dit."

"Jadi itu..."

Beep.

Adit memutuskan sambungannya, ia tidak mau mendengar ocehan abangnya itu. Karena hanya bisa membuat Adit pusing.

Drttdrtt.

Arkhan kembali menelpon Adit, dia ingin menjelaskan yang sebenarnya. Tetapi Adit enggan untuk mengangkat telponnya.

Drrtdrtt.

Lama kelamaan, panggilan itu sangat mengganggu Adit, Adit terpaksa mengangkatnya kembali.

"Gue belom selesai ngomong ye titisan kuda! lo itu gak ada akhlak banget ya emang! kok bisa gitu gue punya adik kayak lo."

"Lo mau ngomong apa? gue lagi gak mau basa-basi."

"Lo salah paham, Dit..."

Beep.

"Apaan sih gak jelas banget si Makan," ketus Adit yang merasa kesal karena sambungannya terputus tiba-tiba. Arkhan menggerutu kesal, pada saat ia ingin menjelaskan, ada saja halangannya. "Dasar lo hape bapuk! benci gue sama lo!" Arkhan memaki-maki ponselnya yang tiba-tiba mati karena batrainya habis.

"Eh Rop, lo 'kan baik hati dan tidak sombong ya 'kan? gue pinjem hape lo, dong," pinta Arkhan pada Rofi. "Buat apaan?"

"Buat nonton bokep, puas lo?!" Rofi terkekeh geli mendengar ucapan Arkhan yang dengan nada tingginya, semua tamu undangan melihat Arkhan dengan pandangan jijik. "Ih Arkhan ganteng-ganteng masa nonton begituan," ujar salah satu tamu perempuan.

ADITYA [Proses terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang