Dengerin mulmednya yaa pas banget sama part akhir 45. Aku udah berusaha buat bikin part ini sebagus mungkin, semoga kalian suka😍
-Kepastian, Rossa.
Happy Reading❤
Yang menunggu berjam-jam akan kalah dengan yang di prioritaskan setiap jam. -Nadjwa Rameehra.
Jangan terlalu mencintai orang dengan cara berlebihan, karena bisa saja orang yang kamu cintai itu adalah orang yang menghancurkan kamu nantinya. -Nadjwa Rameehra.
***
Sudah berjam-jam Nadjwa menunggu kehadiran Adit di taman, tapi lelaki itu tidak menampakan batang hidungnya sejak tadi. Apa ia tidak akan datang?
Tidak, pasti dia datang. Adit sudah berjanji pada Nadjwa bahwa ia akan menemui gadis itu di taman, pasti ia akan menepati janjinya, seyakin itu Nadjwa pada Adit.
Udara mulai dingin di sore ini, sudah di pastikan hujan akan turun deras. Awan hitam sudah terlihat di atas langit, suara petir menyambar dimana-mana. Setitik air turun dari atas langit hingga akhirnya hujan turun dengan sangat deras.
Hujan sudah turun, tapi dimana Adit? Mengapa ia belum juga kemari? Apa ia mengingkari janjinya?
Nadjwa tidak berteduh sama sekali karena bajunya pun sudah terlanjur basah, gadis itu masih setia pada tempat yang ia duduki sedari tadi. Hujan mengingatkannya saat Adit memberikannya jaket waktu itu. Adit nampak melindunginya dari air hujan, tapi sekarang dimana dia? Apa dia tidak memikirkan Nadjwa yang sejak tadi menunggunya? Apakah ia lupa?
Air hujan seketika berhenti membasahi tubuh Nadjwa. Gadis itu mendongak dan melihat seseorang yang memayunginya dari samping. Ia beranjak dari kursi taman dan menatap orang itu. "Ngapain kamu kesini?" ketus Nadjwa.
"Ini lagi hujan, Ju. Cepet neduh nanti lo sakit," ujar Dito dengan suara yang kecil karena kalah kencang dengan suara air hujan. "Peduli apa kamu sama aku?"
"Jelas peduli, buktinya gue dateng kesini buat bawa lo neduh, bahkan kalau lo mau juga gue bisa anter lo pulang," jelas Dito.
"Aku rasa itu gak perlu, gak usah sok baik mending sekarang kamu pulang, dan gak usah samperin aku lagi." Nadjwa melihat sekitar taman yang sangat sepi karena semua anak murid sudah pulang, Nadjwa sangat takut karena ia hanya berdua dengan Dito saat ini, ia takut akan terjadi hal-hal yang tidak di inginkan akan terjadi padanya.
Dito menggenggam tangan Nadjwa dengan erat. "Ju, gue tau mungkin lo benci sama gue karena kejadian dulu gue udah ninggalin lo dan matahin semangat lo buat main basket setelah lo udah bangkit dari keterpurukan lo dulu, maafin gue karena gue udah bikin lo sehancur ini."
Perlu kalian ketahui, dulu waktu kecil Nadjwa sudah di ajarkan bermain basket oleh ayahnya, ia sangat mahir walau ia masih kecil. Saat ayahnya meninggalkan mereka tanpa sebab dan menceraikan mamanya begitu saja, Nadjwa sangat terpuruk dan tidak mau bermain basket lagi.
Sampai akhirnya ia menemukan Dito saat duduk di bangku SMP. Lelaki itu menjadi teman baik Nadjwa dan merekapun saling menyukai satu sama lain, hingga Dito menyatakan perasaannya.
Sejak mereka berpacaran, Nadjwa sangat terbuka dengan Dito, ia menceritakan kejadian dulu saat ayahnya meninggalkan keluarganya, Dito tau Nadjwa sehancur apa dulu.
Dito mengajak Nadjwa bermain bakset tetapi Nadjwa terus menolaknya dengan alasan ia tidak ingin mengingat masa lalunya dengan sang ayah. Dito terus membujuk Nadjwa sampai akhirnya Nadjwa kembali bersemangat dan mulai bermain basket lagi.
Kehadiran Dito mengubah hidup Nadjwa menjadi lebih berarti, lebih berwarna, karenanya Nadjwa bisa menghidupkan semangatnya kembali untuk bermain basket.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADITYA [Proses terbit]
Teen FictionAditya seorang lelaki tampan, pemberani mudah bergaul, dan tentunya nakal. Namun jika sudah menyangkut tentang perempuan sifat extrovertnya hilang seketika dan ia menjadi pria cuek kecuali pada perempuan dilingkupan keluarganya Sifat cuek Adit ter...