60. Kehilangan

300 30 11
                                    

Dengerin mulmednya yaa pas banget...
-Saat terakhir, ST12

Happy Reading❤

Hal yang paling menyakitkan bagiku adalah kehilanganmu untuk selama-lamanya. -Aditya Rakhananta.

***

Sore ini semua anak-anak Alerga inti sudah berada di rumah Adit. Mereka datang untuk merayakan ulang tahun Megan, adik perempuan Adit dan Arkhan. Rofi membawa seorang perempuan yang tidak di kenali oleh teman-temannya. "Wuidih, bawa siapa lo?" Arkhan melihat perempuan itu dari atas sampai bawah.

"Kenapa lo ngeliatinnya kayak gitu? wahh otak-otak mesum dasar," tuduh Rofi. "Sembarangan lo kalau ngomong! bajunya bagus makanya gue ngeliatin dia dari atas sampe bawah."

"Siapa nih?" tanya Abi yang baru saja menghampiri ketiganya. "Pacar baru gue," ujar Rofi dengan bangganya.

"Punya pacar lo emang?" Randi ikut-ikutan bertanya. "Lo gak liat segini gedenya? ini pacar gue, gak percaya banget lo kayaknya sama gue," ketus Rofi.

"Sumpah sih gue gak pecaya," sahut Ben. Amal menghampiri mereka, ia memandang wanita yang di bawa Rofi dengan terpesona. "Siapa nih? cakep amat," puji Amal.

"Pacar gue," jawab Rofi. "Hah? gue gak salah denger?"

"Ya gak lah," cetus Rofi. Amal menaikkan satu alisnya dan mengedipkan salah satu matanya dengan genit pada perempuan itu. "Hai cantik, boleh kenalan gak?" goda Amal, lelaki itu mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

Rofi yang notabe-nya sebagai pacar si perempuan merasa tidak suka, ia memukul tangan Amal hingga lelaki itu meringis. "Masih aja ya lo punya temen di embat, dasar pakboi lo, Bang," sindir Rofi.

Amal tertawa. "Santai dong," ucapnya. "Neng kenalan dong, diem-diem aja nih," goda Adam.

"Ah iya, nama aku Rika pacarnya Rofi." Perempuan itu memperkenalkan dirinya di hadapan teman-teman Rofi. "Salam kenal," jawab mereka dengan genit.

"Eh, si Asem adik lo mana?" tanya Roni mengedarkan pandangannya, tumben sekali adik-kakak ini tidak berangkat bersama. "Ada di belakang."

"Woi curut!" teriak Rafa yang memanggil Rofi dengan ledekannya, ia pun berjalan menuju arah mereka. "Sialan lo pake bawa tante Rika segala ke gandengan lo, pasti lo udah ngaku-ngaku kalau dia pacar lo 'kan?!"

"Iya emang kenapa? orang dia juga mau kok," jawab Rofi santai. Semua teman-teman mereka menyeringitkan dahi. "HAH? TANTE? LU PACARAN SAMA TANTE-TANTE ROF? HAH? GILA." Amal tertawa paling kencang di susul oleh yang lainnya.

"Tante Rika itu tante lo apa gimana sih?" ujar Adam heran. "Iya tante gue sama tantenya si curut, pasti dia ngaku-ngaku ya? emang dasar!" Rafa menjewer telinga Rofi-kakaknya.

"Aaah, sakit!" Rofi melepaskan jewerannya. "Kasian banget Rof jadi lo, udah di jewer adik sendiri, mau bohong tapi ketauan, mending lo ke laut aja," usir Amal memegang bahunya.

"Kamseupay, iyuh, iyuh, kamseupay," ledek Rafa membuat semuanya tertawa. "Emang lo Raf, adik paling juara! bangga gue sama lo! Pertahankan!" seru Randi.

"Itu yang dukung gak ada akhlak banget, dasar titisan paus!" sentak Rofi. "Eh tante cantik banget, udah punya pacar?" tanya Amal pada Rika.

"Saya janda anak satu." Teman-teman Rafa dan Rofi membuka mulut dan matanya lebar-lebar. "Wouw, janda bro. Sikat," bisik Abi pada Amal.

"Lain kali aja lah bang, gue maunya yang masih perawan," bisik Amal seraya terkekeh, Abi dan Amal terbahak-bahak atas percakapan yang mereka bicarakan.

ADITYA [Proses terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang