Happy Reading😍
Adit terdiam saat melihat sosok perempuan didepannya ini, ia sangatembencinya dan sama sekali tidak ingin menatapnya. "Hai Dit," sapa Nadiya kikuk.
Adit membalikkan badannya, "Loh Den Adit mau kemana?" Tanya bi Mimi.
"Ngobatin luka," jawabnya cuek. "Sini Den biar bibi aja yang obatin lukanya."
"Gak usah Mi," tolak Adit halus. "Adit di obatin sama bunda aja." Ia pun melangkahkan kaki nya untuk kembali pada Dewi.
"Den Adit tuh kenapa sih?" Tanya Bi Mimi pada Arkhan."Gak tau mi. Badmood kali dia."
"Oh iya sampe lupa bibi, nama Non siapa?"
"Kenalin bi nama saya Nadiya Prisia," ucap Nadiya memperkenalkan diri.
"Nadiya?" Bi Mimi berfikir sejenak.
"Ini Nadiya temen nya Arkhan sama Adit dulu Mi, masa Mimi lupa," ujar Arkhan membuat mata Bi Mimi berbinar dan refleks memeluk Nadiya.
"Yaallah gusti, kamu udah gede aja ya." Bi Mimi masih mendekap Nadiya, Nadiya pun membalas pelukannya.
"Inget gak Nad sama bi Mimi?" Tanya Arkhan. "Jadi ini bi Mimi?"
"Lah baru sadar lo?"
"Iya, Aaaaa bibi apa kabarr!!!" Seru Nadiya semakin mendekap kencang tubuh bi Mimi.
"Udah-udah nanti lagi pelukan nya, ayo masuk Nad," ajak Arkhan. Nadiya hanya manggut-manggut saja menuruti perintahnya.
Adit duduk di sofa ruang tamu ditemani oleh Dewi yang kini sedang mengobati luka di wajahnya. "Tadi siapa yang dateng Dit?" Tanya Dewi.
"Assalamuallaikum," ucap Nadiya. "Waalaikumsallam," jawab Dewi.
Dewi bangkit dari sofa dan mulai menghampiri Nadiya.
"Halo bunda," sapa Nadiya membuat Adit muak rasanya. "Siapa?" Tanya Dewi pada Arkhan.
"Nadiya bun, inget gak?" Tanya Arkhan. "Nadiya anak Doni?"
"Iya bunda," dari kecil Nadiya memang sudah memanggil Dewi dengan sebutan bunda, Dewi pun sudah terbiasa mendengarnya.
"Ngapain kamu kesini?" Sinis Dewi. "Loh bun kok kayak gitu sih?" Tanya Arkhan.
"Lebih baik kamu pergi, gak ada yang mengharapkan kehadiran kamu disini?" ujar Dewi nampak mengusir.
"Kok bunda ngomongnya gitu sih?" Tanya Arkhan bingung.
"Saya gak mau lagi ada kehancuran di keluarga saya seperti kejadian lalu, lebih baik kamu pergi," kata Dewi.
"Keluarga kamu pembawa bencana di keluarga saya," ucap Dewi lagi. "Bun," panggil Adit.
"Mending bunda ke kamar aja, gak usah ladenin dia, gak penting," ujar Adit.
Tubuh Nadiya gemetar, Arkhan dan Adit tidak tau apa yang sebenarnya terjadi di masa lalu, Adit membenci nya karena mungkin Adit berfikir bahwa Nadiya meninggalkan nya dulu, kini hanya Arkhan yang nampak membela Nadiya.
Andai lo tau bang. Pasti lo gak akan sudi ngebela gue. Batin Nadiya.
Memang benar kata Dewi, keluarganya adalah penghancur, ini bukan lagi soal percintaan. Nadiya meninggalkan Adit tanpa alasan karena keluarganya bermasalah dengan keluarga Adit.
"Bunda jangan seenaknya ngomong gitu dong," bela Arkhan. "Kamu diam aja Arkhan," kata Dewi.
"Lebih baik gue pergi aja dari sini bang, gue serasa gak ada harganya di sini, apa lagi di mata bunda lo," ujar Nadiya yang masih menatap lurus dengan mata yang berkaca-kaca.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADITYA [Proses terbit]
Teen FictionAditya seorang lelaki tampan, pemberani mudah bergaul, dan tentunya nakal. Namun jika sudah menyangkut tentang perempuan sifat extrovertnya hilang seketika dan ia menjadi pria cuek kecuali pada perempuan dilingkupan keluarganya Sifat cuek Adit ter...