Dengerin mulmednya yaa..
-Jangan hilangkan dia, Rossa.Happy Reading❤
Malam ini, adalah malam yang akan aku kenang sepanjang masa karena aku telah memilikimu. -Aditya Rakhananta.
Kamu hanyalah miliku, bukan milik orang lain, aku bangga karena telah memilikimu sepenuhnya.-Nadjwa Rameehra.
***
Satu minggu telah berlalu, namun Nadjwa belum juga menemukan Adit. Setelah perayaan ulang tahunnya, Nadjwa tidak lagi melihat Adit sampai sekarang, bahkan Adit sudah tidak masuk sekolah selama satu minggu.
Gadis itu sudah lelah mencari Adit ke kelasnya jika berada di sekolah, ia juga sudah mencari ke berbagai tempat yang biasa Adit kunjungi tetapi lelaki itu belum juga menampakkan batang hidungnya.
Nadjwa sudah bertanya pada teman-temannya tetapi ketiga temannya tidak ada yang tahu, mereka juga belum menemukan keberadaan Adit, Nadjwa pernah bertanya pada Arkhan tetapi Akrhan menjawab hal yang sama yaitu tidak tahu.
Sangat tidak masuk akal seorang kakak tidak tau dimana keberadaan adiknya, padahal mereka satu rumah. Apa Arkhan tidak mencari Adit? Apa keluarganya tidak mempedulikan Adit?
Satu kata-kata yang terngiang di telinga Nadjwa saat ini adalah. "Suatu saat lo bakal tau alasannya saat lo udah bener-bener ngerasa kehilangan dia." Kata-kata Abi membuat fikiran Nadjwa berkelana kemana-mana, apa selama ini Abi yang menyembunyikan Adit? tapi untuk apa?
Nadjwa berjalan menuju kamar Abi, ia mengetuk pintunya dan keluarlah sosok yang ia cari. "Kenapa?"
"Apa abang tau suatu hal mengenai Adit?" Nadjwa bertanya seakan-akan Abi adalah tuhan yang tahu semuanya. "Gue gak tau apa-apa, kenapa lo nanyain dia? masih inget sama dia? bukannya lo yang udah nyia-nyiain dia?"
"Kok abang bilangnya gitu? maksud abang apa?"
"Lo ngerasa gak kalau belakangan ini lo nyia-nyiain Adit gitu aja? lo tau gak perjuangan Adit buat lo itu gimana?"
Nadjwa menggeleng tidak mengerti akan maksud kakaknya ini, ia dia merasa kalau belakangan ini ia telah menyia-nyiakan sifat Adit yang selalu berlaku manis padanya, itu semua karena kejadian saat Adit membawanya ke rumah Beno, semenjak kejadian itu entah mengapa Nadjwa merasa ada yang beda, perasaan sayangnya tetap ada di hati, tapi perasaan membencinya tiba-tiba muncul padahal ia tau bahwa itu bukanlah kesalahan Adit.
"Perjuangan apa?" tanya Nadjwa. Abi terkekeh. "Lo tau gak kenapa papa bisa dateng ke acara ulang tahun lo? logika aja deh. Papa yang segitu bencinya sama lo, tiba-tiba bisa dateng ke acara ulang tahun lo tanpa adanya ajakan dari orang lain, apa itu mungkin?"
"Gak mungkin bang, terus maksud abang apa? langsung ke intinya aja."
"Adit yang berjuang buat bujuk papa biar papa mau dateng ke acara ulang tahun lo, Adit ngerasa bersalah banget karena dia lo itu tersakiti, tersakiti gak di kasih kepastian, Adit yang tiba-tiba deket sama Tessa, Adit yang nyembunyiin misinya sama Tessa, dia udah buat lo kecewa terlalu banyak. Dan lo tau gak yang waktu kamera lo hancur gitu aja, dia ngira kalau itu Dito yang ngasih kamera ke lo, di situ gue jelasin kalau kamera itu bukan dari Dito tapi dari papa."
"Di situ Adit juga merasa bersalah banget sama lo, Ju. Dia minta saran ke gue gimana caranya biar lo seneng lagi dan lo mau maafin dia, gue saranin dia suruh ajak lo ke rumah papa dan ucapin selamat ulang tahun ke papa, itu yang lo pengen 'kan?"
Nadjwa mengangguk dengan satu bulir air mata yang keluar. "Tapi sayang, waktu itu papa memperlakukan lo dengan cara yang buat hati lo tambah sakit, Adit juga kaget, dia gak tau apa-apa soal itu. Ekspetasinya buat bahagiain lo hancur karena realita waktu itu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ADITYA [Proses terbit]
Teen FictionAditya seorang lelaki tampan, pemberani mudah bergaul, dan tentunya nakal. Namun jika sudah menyangkut tentang perempuan sifat extrovertnya hilang seketika dan ia menjadi pria cuek kecuali pada perempuan dilingkupan keluarganya Sifat cuek Adit ter...