Happy Reading❤
Pagi ini Adit berangkat sendiri ke sekolah, biasanya memang berangkat bersama Arkhan, tapi tidak untuk kali ini. Arkhan berangkat lebih dulu ketimbang Adit, tidak tau kenapa mungkin ada urusan penting.
Tapi malah bagus ia tidak berangkat bersama Arkhan, ia malas ribut dengan abangnya itu walau Arkhan memang selalu kalah perdebatan dengan Adit. Tetapi Adit malah senang seperti ini, setidaknya darahnya tidak naik pagi-pagi.
Ia berjalan santai melewati sepanjang koridor, di hadapannya terdapat lelaki yang ia kenal, ia pun memanggilnya dengan nada tinggi agar lelaki itu bisa mendengarnya.
"Dul!" panggil Adit pada Abdul yang jalan didepannya. "Apa?" balasnya menengok ke arah Adit.
"Bareng," ujar Adit berlari menghampiri Abdul. Abdul memandangnya dengan tatapan takjub tidak percaya. "Tumben lo gak telat," kekeh Abdul.
"Yee, buntut kuda!" Adit menoyor bahu Abdul. Mereka mulai berbincang-bincang seperti biasa.
"Eh, Dit," ucap Abdul sambil menepuk-nepuk bahu Adit. "Apaan dah?" Adit menatapnya dengan bingung.
"Tuh cewe cakep ya?" tanyanya. "Mana sih?" tanya Adit dengan wajah cengo.
"Itu tuh," ujar Abdul mengarahkan kepala Adit pada arah perempuan itu.
itu bukannya cewe yang gue tabrak? batinnya.
"Biasa aja," ujar Adit merasa tidak tertarik dan merasa bodoamat akan semuanya. Ia tidak peduli mau ada cewe secantik apapun, itu tidak akan merubah hidupnya yang dingin seperti ini.
"Kenapa sih lo? cuek banget kalau udah bahas cewe heran gue."
"Ya Gapapa," balasnya dengan langkah cepat untuk mendahului Abdul. "Lomau kemana?"
"Kelas," jawabnya. "Ett, ntar dulu si kenalan dulu sama tuh cewe."
"Ngapain sih kenalan sama cewe kayak gitu? cakep kaga cupu iya," ketusnya sangat menusuk sambil melirik perempuan itu.
"Dor!" Rafa dan Randi mengagetkan mereka. "Eh, ayam copot," ujar Abdul latah.
"Latah banget lo," tukas Randi menepuk bahu Abdul. "Lagian lo ngagetin aja sih!"
"Woi, Dit, diem aja lo," tegur Rafa dengan menepuk bahu Adit. "Tau tuh anak aneh," sahut Abdul.
"Raf, Ran, liat tuh cewe cakep ya?" tanya Abdul pada mereka. "Lumayan," jawab Rafa.
"Cakep sih kalo kata gue mah. Tapi cupu gitu keliatannya," tambah Randi. "Noh kan Dit selera lo terlalu tinggi sih, orang tuh cewe cakep juga," sindir Abdul.
"Iya terserah lo pada, tapi menurut gue gak ada apa-apanya dibanding sama kecantikan bunda gue."
"Serah lo!" bentak mereka. "Kok, jadi pada ngegas ke gue sih?"
"Lagian lo nya juga sok ganteng banget!" cetus Randi sekenanya. "Emang gue ganteng dari lahir."
"Berisik lo," ujar Abdul memisahkan diri dan menuju arah lain. "Mau kemana lo, Dul?" tanya Adit.
"Kenalan sama tuh cewe."
"Dasar fakboi kelas pro!" teriak Randi dan Rafa.
Walau mereka baru kenal tapi rasanya seperti sudah kenal lama, gak pernah ada rasa malu atau jaim sedikit pun diantara mereka, pokoknya semua image terbongkar.
"Hai," sapa Abdul pada perempuan itu, "Eh iya Hai."
"Kok sendirian aja?" goda nya. "Em...gak kok lagi nunggu temen," ucap perempuan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADITYA [Proses terbit]
Teen FictionAditya seorang lelaki tampan, pemberani mudah bergaul, dan tentunya nakal. Namun jika sudah menyangkut tentang perempuan sifat extrovertnya hilang seketika dan ia menjadi pria cuek kecuali pada perempuan dilingkupan keluarganya Sifat cuek Adit ter...