04. Pertandingan basket (2) & SMA SAMUDRA

491 90 9
                                    

Happy Reading❤

"Dit, mau kemana lo?" Abdul melihat Adit jalan mendahuluinya, Adit tidak menghiraukan ucapan Abdul dan mulai berjalan melewati Arkhan juga Nadjwa.

"Misi numpang lewat!" kata Adit yang baru saja menabrak bahu Arkhan dengan bahunya dari belakang.

"Buset nih bocah ganggu aja lo," sahut Arkhan. "Bodoamat." Adit melanjutkan langkahnya kembali.

"Dia kenapa sih?" kekeh Nadjwa.

"Gak tau gue juga, emang gitu anaknya udah biarin aja," kata Arkhan.

"Woi Adit!" teriak Abdul tepat di tempat Arkhan dan Nadjwa.

"Eh ampun bos. Gak liat," kekeh Abdul. "Udah sana lo," usir Arkhan.

"Santuy amang somay!" ketus Abdul. Abdul tidak suka jika Arkhan terus-terusan bersama Nadjwa, karena ia juga nampak menyukai Nadjwa.

Abdul kembali berlari mengejar Adit. "Adit! budek apa conge sih?!" panggilnya dengan memegang pundak laki-laki yang berada di depannya ini.

"Siapa lo?!" bentak Adam setelah menengok ke belakang. Abdul menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Eh sorry bang salah orang, kirain gue lo Adit."

"Malu gue mah malu!" teriak Rafa dengan tawa kencangnya. "Siapa tuh salah orang," teriak Randi dengan gelak tawanya.

"Santai," ujar Adam pada Abdul. "Boleh bareng gak, Bang?"

"Sini, gak usah malu-malu, lo jadi cowo jangan ngondek," kekeh Adam. "Sialan!" sungut Abdul dengan candanya.

Setan lo, Dit! batin Abdul menggerutu.

****

Setelah sampai Adit bingung harus kemana, karena ia meninggalkan teman-temannya. Ia memutuskan untuk duduk di tribun yang paling depan pada lapangan indoor basket.

"Hai," sapa Tessa yang baru duduk disamping Adit, namun Adit sama sekali tidak menghiraukannya. Saat ini lapangan indoor basket sudah mulai ramai, begitu pun dengan penonton nya yang sudah berdesak-desakan agar bisa duduk di tribun paling depan. Kini sifat Tessa berubah menjadi baik pada Adit, setelah ia tau bahwa Adit adalah adiknya Arkhan.

"Halo?" tegur Tessa mencari respon dari Adit.

"Wasap bro," Abdul dan lain nya baru saja datang.

"Dari mana aja lo curut!" sungut Adit kesal.

Sial! batin Tessa. "Gue duluan ya, Dit," pamit Tessa, dan Adit sama sekali tidak menghiraukan nya.

"Anjir, Dit, cewe secantik itu lo kacangin?" tukas Rafa, "Percuma cakep tapi sifatnya jelek," ujar Adit menusuk.

"Duduk sini aja Ju." Arkhan baru saja datang bersama Nadjwa.

"Hadehhh perasaan yang jalan duluan tadi siapa ya? Yang jalan duluan siapa yang dateng duluan siapa, oh ada yang moduss kayaknya," sindir Adit.

"Sumpah lo kenapa sih, Dit?"Rafa memegang dahi Adit. "Apaan sih gue gapapa." Adit menyentak tangan Rafa dari dahinya.

"Biarin aja orang iri kayak gitu, iri tanda tak mampu. Makanya cari cewe," sindir Arkhan lagi.

"Bilang aja lo modus, orang yang jalan lo duluan ama si Jua, eh yang sampe malah mereka duluan," kata Adit.

"Huh! pengen gue gorok tapi adik gue gitu, yang ada ntar gue di bacok balik sama emak gue," balas Arkhan.

"Untung gue punya adik yang kayak gini, catet nih sejarah kalo gue ngakuin si Rafa jadi adik gue setelah sekian lama nya gue buang dia," ucap Rofi.

ADITYA [Proses terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang