47. Rapuh

215 25 2
                                    

Dengerin mulmednya, lagunya emang sad si menurut aku, tapi ga tau kalau menurut kalian gimana. Dengerin yaa🤗

-Serpihan hati, Utopia.

Happy Reading❤

Hari ini, siswa/siswi SMA Nusantara sedang mempersiapkan sesuatu untuk acara sekolah. Acara ini berupa penyumbangan lagu yang di wakili oleh setiap kelas, tetapi hanya kelas X saja.

Suara yang paling bagus nanti, akan di pakai untuk band sekolah kelas X. Pihak sekolah mengambil dua orang dengan suara terbaik dan itu pun harus lelaki dengan perempuan.

Nadjwa sebagai osis kelas X bertanggung jawab untuk menghias panggung, sedangkan Adit, Dino, dan Randi bertugas untuk membenahi panggung dengan serapi-rapi mungkin.

Riyana yang melihat semuanya kesulitan pun akhirnya membantu. Ia membantu menghias panggung bersama teman-teman lainnya. Setelah sekian lamanya tidak masuk sekolah karena ibunya sakit, sekarang Riyana masuk dengan tampang yang tidak se-asik dulu.

"Kak Riyana?" tukas Nadjwa saat melihat Riyana berada di sampingnya, Riyana terkejut karena tiba-tiba Nadjwa berada di sampingnya. "Ngapain lo di sini?" Riyana memandang Nadjwa dengan pandangan tidak suka.

"Bantu-bantu kak," jawab Nadjwa dengan senyum manisnya, mencoba untuk terlihat biasa saja di depan Riyana. "Kakak masih marah sama aku?"

"Menurut lo?" Riyana memandangnya dengan sinis. "Maafin aku, kak. Aku 'kan gak tau jadinya bakal kayak gitu," ujar Nadjwa menundukan kepalanya.

Riyana terkekeh pelan. "Terus, gue peduli?" Ia mengambil segelas air mineral di sampingnya. Gadis itu ingin membasahi wajah Nadjwa dengan air itu.

Blush!

Riyana terkejut karena yang wajahnya basah adalah Adit bukan Nadjwa. Adit memejamkan matanya lalu mengusap wajahnya dengan telapak tangan. "Jangan jahat-jahat jadi orang," ketus Adit.

"Ngapain sih lo make ngebela dia segala? Jelas-jelas dia yang udah ngerebut Arkhan dari gue, dan sekarang hubungan pesahabatan gue sama Arkhan harus hancur karena adanya dia." Riyana menunjuk wajah Nadjwa yang mengumpat di belakang Adit.

Arkhan menghampiri kericuhan yang terjadi di atas panggung. "Yan, lo itu apa-apaan sih, yang salah itu gue bukan Nadjwa. Gue yang ngasih lo sama Nadjwa harapan, Nadjwa gak tau apa-apa dia waktu itu cuma nerima ajakan gue," jelas Arkhan yang mengingat kejadian saat ia mengungkapkan perasaannya pada Nadjwa.

Arkhan menggenggam tangan Riyana, ia membawa Riyana turun dari panggung, semua orang melihat kejadian tadi. Banyak pasang mata yang terkejut dengan sikap Riyana pada Nadjwa.

Adit membalikkan badannya ke arah Nadjwa. "Makasih ya," ucap Nadjwa tersenyum tipis, Adit mengangguk dan membalikkan badannya untuk pergi. "Setelah ini, jangan pernah tolongin aku lagi," ucap Nadjwa dari belakang tubuhnya.

"Gue emang udah relain lo, lo boleh ngejauh dari gue, tapi gue bakal terus lindungin lo apa pun keadaannya." Adit berkata bohong, ia tidak benar-benar merelakan Nadjwa. Itu sulit, karena hatinya memang untuk Nadjwa seorang.

"Jua, lo gapapa 'kan?" tanya Zahra yang menghampirinya bersama kedua temannya, Nadjwa mengangguk. "Aku gapapa kok," ujarnya.

Seseorang menghampirinya dan menyodorkannya minum. "Buat lo," kata Dito memberikan minumannya, Nadjwa menerima minuman itu. "Makasih," ucapnya.

Adit melihat mereka dari kejauhan dengan senyuman manis, senyuman manis itu nampak pahit jika di rasakan. Menahan cemburu dengan senyuman itu sangat sakit, apalagi dia bukan milik kita. Nyatanya dia gak akan tau seberapa besarnya cinta kita ke dia, mungkin ini yang Nadjwa rasakan kemarin.

ADITYA [Proses terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang