55. Menemukan bahagia

191 23 3
                                    

Dengerin mulmednya yaa, pas banget saat Adit ngeliat Nadjwa sama Dito lagi dansa😥

-Mawar de jongh, sedang sayang-sayangnya.

Happy Reading❤

-Semoga lo bahagia dengan kejutan yang gue kasih, gue bahagia kalau lo bahagia walau hati gue sakit saat tau balasan yang lo kasih, bener-bener gak terduga sakitnya akan sesakit ini. -Aditya untuk Nadjwa.

-Perlu kamu tahu, aku menunggumu di hari bahagiaku ini. Tetapi kamu dimana? aku selalu mendambakan bahwa kamu yang pertama kali mengucapkan selamat ulang tahun padaku, tetapi malam ini, kamu membuat khayalanku buyar, mengucapkan saja tidak apalagi datang. -Nadjwa atas kekecewannya.

***

Setelah pulang dari perkemahan, Adit langsung membelikan hadiah untuk ulang tahun Nadjwa nanti malam. Ia membelikan sebuah hadiah yang sangat bagus, lelaki itu membungkusnya ke dalam kotak dan menutupnya dengan erat. Ia akan datang ke acara ulang tahun Nadjwa nanti malam.

"Gue yakin, pasti Nadjwa suka," ujar Adit seraya tersenyum manis meratapi kotak yang sudah ia bungkus rapi. Arkhan menghampiri kamar Adit dan merebut kotak itu dari tangannya. "Widihh ngado apaan lo?"

"Kepo banget sih lo, sini balikin!" Adit berhasil merebut kotak itu dari tangan Arkhan, kakak lelakinya itu duduk di sampingnya. "Lo gak mau kasih suprise ke Nadjwa sekarang? suprise khusus dari lo maksudnya, kalau nanti malem 'kan suprise dari tante Mira sama bang Abi."

"Gue udah siapin suprise buat Nadjwa, gak tau bakal berhasil apa gak," ucapan Adit seketika membuat Arkhan bingung. "Lo mau ngasih suprise apaan dah? kok bilangnya gak tau berhasil apa gak? mau bikin apa lo? gue bantuin nih."

Adit berdecak. "Gak usah, lo gak akan tau maksud dan tujuannya, gue bisa sendiri. Doain ya."

"Apaan sih? jangan buat gue bingung dah gue tempeleng juga nih."

"Berisik! Intinya spesial, karena ini berharga banget pastinya."

"Heleh make ngomong berharga segala," cibir Arkhan. "Ya emang bener, lo gak tau sih. Udah sana lo pergi aja."

"Parah emang lo! jelek muka lo!" Arkhan langsung keluar dari kamar Adit dan menutup pintunya kembali, tetapi ia masih mengintip dari luar melewati celah-celah pintu, adik lelakinya itu senyum-senyum sendiri seperti orang gila. "Udah gila."

***

Malam ini semuanya tengah hadir di acara ulang tahun Nadjwa, yang di undang hanya orang-orang yang Nadjwa kenal saja contohnya seperti anak-anak Alerga. Gadis itu sudah rapi dengan gaun berwarna ungu yang di belikan mamanya kemarin. Nadjwa terlihat sangat cantik dengan make up sederhana yang ia poles di wajahnya.

Nadjwa menyambut tamu dengan senyum manisnya. Semua orang menatapnya dengan kagum, ia sangat berbeda dari hari biasanya.

"Happy birthday sayang!" ucap Zahra yang datang bersama Randi. "Makasih!"

"Tumben lo dateng sama Randi," goda Dina yang datang bersama Dino.

"Gue udah jadian sama Randi." Ketiga teman Zahra membelalakan matanya, seorang Zahra menerima cinta Randi? rasanya tidak mungkin karena mereka tau bahwa Zahra hanya mencintai Daffa. Daffa yang lewat pun sama terkejutnya dengan pengungkapan itu, rasanya seperti ada yang mengganjal, apa Daffa sudah mencintai Zahra saat gadis itu telah memiliki kekasih?

"Emang kamu bisa lupain kakak sepupu aku?" ejek Nadjwa yang merupakan adik sepupu Daffa. "Bisa lah, dia aja bisa lupain gue, masa gue gak." Zahra melirik Daffa dengan sinis.

ADITYA [Proses terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang