13. Brengsek

335 64 8
                                    

Happy Reading❤

Bel istirahat sudah berbunyi, menandakan bahwa seluruh siswa akan menyerbu kantin. Beda dengan Adit yang kini sedang bermain basket bersama tim kelas X nya.

Di samping lapangan utama, terdapat Nadjwa dan ketiga temannya yang sedang berjalan menuju kantin. "Si Adit kalo diliat-liat cakep juga ya," kata Zahra.

"Semuanya aja lo bilang cakep," timpal Nadiya.

"Biarin namanya juga cabe-cabean," sambung Dina membuat Zahra kesal dan langsung menjewer telinga Dina.

"Heh! Gue cakep, terhormat gini dibilang cabe!"

"Hih! Sakit bego!"

"Aduh udah deh kepala aku pusing dengerin kalian berantem terus." Nadjwa kini melihat Adit dari kejauhan.

Nadiya mengikuti arah pandang Nadjwa yang kini tengah menatap Adit.

Tumben banget si Jua ngeliatin Adit sampe segitunya. Apa mungkin dia suka? Batin Nadiya.

"Ju," panggilan Nadiya belum juga memalingkan wajah Nadjwa.

"Woi Ju," panggil Dina.

"JUAAAAA!!!!!" Zahra berteriak membuat Nadjwa terlonjak kaget dan membuat tim basket dilapangan menoleh juga ke arah mereka.

"Hah? Kenapa Ra? Kamu jangan ngagetin gitu dong, aku kan jadi kaget."  Nadjwa baru saja berpaling dari pandangannya.

"Abisnya lo dipanggil berapa kali gak ada sautan, gue kira lo budek makanya gue teriakin." Zahra tertawa karena ucapannya sendiri.

"Emang udah gila kali ya nih bocah," timpal Nadiya pada Zahra.

"Eh Ra, gara-gara lo tuh. Cowo-cowo pada nengok, malu-maluin aja," kata Nadiya sambil melirik tim basket kelas X.

"Lo kayak nya gak seneng amat sih sama gue Din?!" pekik Zahra ngegas.

"Apa lo ngajak berantem?!"

"Hadeh udah woi! Bisa gak si sehari aja lo pada gak berantem, mending sekarang kita pergi sebelum di jadiin pusat perhatian banyak orang," ajak Nadiya, mereka pun langsung pergi dari pinggir lapangan.

Kini anggota tim basket kelas X sedang beristirahat di kantin sekolah, terlihat banyak sekali anak-anak Alerga yang duduk dibangku kantin hanya untuk julid, gak cowo gak cewe memang tukang Julid semua. Namun jangan salah walau mereka begitu setidaknya mereka menghargai dan menjaga pertemanan yang mereka bangun selama ini.

"Lo tau gak," Rafa memancing mereka untuk ghibah sehingga semuanya penasaran.

"Apaan?" Tanya Arkhan. "Masa ada anak baru di sekolah ini, beuhh cakep terus montok isi nya gajlukan semua gak ada yang lurus rata."

Adit langsung menoyor kepala Rafa, "Jangan ghibahin yang kayak gitu lah jiji gue dengernya," ucap Adit yang nampak tak nafsu memakan bakso dihadapannya.

"Idih aneh lo Dit, cowo-cowo malah pada nunggu kabar beginian tapi lo malah sensi" kata Ben.

"Gue paling gak suka kalo ada cowok yang ngomongin tentang kepribadian cewek, emak gue juga cewek bro. Bayangin aja emak lo di omongin sampe segitunya sama cowok lain, terima gak lo?"

"Ya ngga sih," jawab Rafa sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Nah makanya, omongin aja apa yang sewajarnya."

"Gue tau lo semua emang pada kaya gitu kalo ke cewek, tapi gue pesen sama lo pada. Jangan pernah sekali pun nyentuh cewe apalagi sampe ngerusak walau pun si ceweknya mau," sambung Abi menjelaskan.

ADITYA [Proses terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang