Dengerin mulmednya yaa enak banget itu lagu😂
Pasto, cintamu bukan untukku.
Happy Reading❤
Aku di buat terbang melayang sejauh-jauhnya tapi aku juga yang di buat jatuh, sejatuh-jatuhnya. -Nadjwa Rameehra.
Lebih baik merelakan dia yang kita cintai bersama orang lain, dari pada melihatnya tersakiti karena ulah kita sendiri -Aditya Rakhananta.
***
Setelah sampai di halaman rumah Nadjwa, tubuh Nadjwa mendadak drop. Dito menggendongnya sampai di depan pintu, lelaki itu hanya bisa memberi salam tanpa mengetuk pintunya karena dia menggendong Nadjwa dengan ala bridal style.
Lelaki berbadan gagah membukakan pintunya, ia adalah Abi. Abi nampak panik karena melihat adik kesayangannya di gendong oleh musuhnya. "Biar gue aja yang gendong." Abi mengambil alih gendongannya, ia menidurkan adiknya di sofa ruang tamu.
Abi menyuruh Dito mengambilkan kompresan berupa air dingin dan juga air mineral dan obat penurun panas. Suhu tubuh Nadjwa seketika berubah menjadi panas, panas yang mencapai suhu tertinggi dari manusia normal.
Abi sangat panik namun ia harus nampak tenang untuk mengurus adiknya. Ia tau Nadjwa memang suka begini kaau habis hujan-hujanan. Mira sudah memberitahunya tentang hal apa saja yang bisa membuat suhu badan Nadjwa menjadi normal kembali setelah terkena air hujan.
Abi memeras air kompresan itu lalu menempelkannya pada dahi Nadjwa. Ia membiarkannya beberapa menit, jika panasnya sudah turun dan Nadjwa sudah sadar ia akan menyuruhnya meminum obat penurun panas dan menyuruhnya berganti baju.
Bugh!
Abi memukul Dito sehingga Dito tersungkur di bawah lantai. "Lo apain lagi adik gue bangsat?!" pekik Abi yang merasa kesal dengan Dito.
"Ini bukan salah gue, tapi salah Nadjwa sendiri udah tau hujan bukannya neduh malah hujan-hujanan, dia keliatan lagi nunggu seseorang di bangku taman sekolah tadi," jelas Dito yang memegang sudut bibirnya.
"Dia nunggu siapa?" Dito mengedikkan bahunya seolah bicara tidak tau. Ya, memang Dito tidak tau kalau Nadjwa sedang menunggu Adit sampai kehujanan. "Kenapa lo bisa sama dia?"
"Gue ngelanggar aturan karena ngerokok di dalam kelas. Terus ketauan dan akhirnya di hukum suruh nyabutin rumput sampe rumput itu habis, gue lakuin itu semua sampe rumput-rumputnya agak sedikit pendek, gue lakuin itu sampe berjam-jam, saat gue mau ke parkiran gue ngeliat Nadjwa duduk di bangku taman, pas gue mau nyamperin eh malah hujan ya udah gue samperin pake payung."
"Gue ngajak dia neduh tapi dia gak mau, sampe akhirnya kepala dia pusing dan hampir pingsan, ya udah gue bawa pulang harusnya lo berterimakasih sama gue."
Abi melihat ketulusan di mata Dito, dulu waktu SMP Dito berhadapan dengan Abi saja tidak berani apalagi berbicara panjang lebar seperti itu, apa mungkin dia mau serius sama Nadjwa?
"Lo itu kayaknya emang gak usah ngedeketin Jua, baru masuk sekolah aja udah bikin masalah apalagi nanti lo masuk ke dalam hati adik gue, yang ada lo nambah-nambah masalah buat dia."
"Gak akan, gue jamin Nadjwa bakal bahagia kalau dia mau balik lagi sama gue, mending sama gue dari pada sama Adit."
"So iye lo ngomong begitu, lo sama Adit juga masih perfect-an Adit kali," kekeh Abi meremehkan. "Ya terserah lo, mungkin kalau lo tau kebenarannya lo bakal marah sama dia karena dia udah nyakitin hati adik lo," jelas Dito.
Abi mencengkram leher Dito. "Seharusnya lo miror, dulu lo emang gak nyakitin Nadjwa? Jangan bikin gue kehasut sama omongan busuk lo, gue gak mungkin percaya gitu aja sama musuh licik kayak lo." Abi melepaskan cengkramannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADITYA [Proses terbit]
Teen FictionAditya seorang lelaki tampan, pemberani mudah bergaul, dan tentunya nakal. Namun jika sudah menyangkut tentang perempuan sifat extrovertnya hilang seketika dan ia menjadi pria cuek kecuali pada perempuan dilingkupan keluarganya Sifat cuek Adit ter...