54. Perkemahan

189 23 18
                                    

Lagunya yang happy-happy aja yaa😂dengerin mulmednyaa uwu banget..

-NexGen, Kesan pertama.

Happy Reading❤

Setelah menunggu beberapa hari, akhirnya mereka sampai di hari ini, hari yang di tunggu mereka untuk pergi kemping. Semua mobil bus sudah terpakir di area sekolah, sangat kebetulan kelas X IPA dan IPS di gabung khususnya IPA 3 dan IPS 2.

Nadjwa duduk bersama Nadiya sedangkan Dina duduk bersama Zahra. Keempatnya terlihat sangat senang kali ini, mereka mem-posting foto mereka di instagram.

Panitia kemping datang untuk memberitahu sesuatu, ia memberikan 2 kertas kecil berwarna merah dan biru yang sudah di lipat-lipat. Kertas itu berisi nomor kelompok serta nomor tempat duduk di kursi bus. Kelompok tenda dan kelompok permainan di bedakan, jika kelompok tenda, murid-murid bebas memilih dengan siapa mereka akan satu tenda, kalau kelompok bermain pihak sekolah yang memilih bertujuan untuk meningkatkan rasa kekeluargaan diantara sesama siswa baik kakak kelas, adik kelas, ataupun seangkatan semuanya di gabung dalam kelompok permainan ini.

"Ini gimana pak maksudnya?" tanya Nadjwa yang tidak paham. "Oke anak-anak, jadi dua kertas ini adalah kertas penentu. Saya akan jelaskan kertas berwarna merah dulu, di kertas itu terdapat angka, misalnya. Angka yang saya punya delapan, dan angka punya bu Rani juga delapan, jika angka keduanya sama, itu tandanya kalian harus duduk bareng di dalam satu bus, bisa cowo dengan cowo, cewe dengan cewe, atau cowo dengan cewe, sesuai dengan angka yang kalian punya," jelas pak Agus selaku panitia kemping.

"Sampai sini paham?"

"Paham pak," jawab mereka serempak. "Oke, untuk yang kertas berwarna biru itu juga sebagai penentu. Intinya sama kayak tadi, tapi ini penentu kelompok permainan dalam kemping, yang angkanya sama berarti dia sekelompok, kelompok kalian di campur sama kelompok kakak kelas, itu di bukanya nanti ya saat kita sampai di tempat perkemahan."

"Kelompok permainan maksudnya gimana pak?" tanya Zahra. "Kelompok permainan itu adalah kelompok untuk kita bermain game."

"Game among apa mobil legend pak?" Pertanyaan Nio memang tidak masuk akal, semuanya tertawa karena Nio begitu polosnya bertanya seperti itu. "Bukan game itu Nio, tapi game dalam kemping, sampai sini paham?"

"Kalau kelompok tenda itu milih sendiri 'kan pak temen-temennya?" tambah Dina. "Iya, betul sekali, jadi paham gak nih sampai sini?"

"Paham pak."

"Dan sekarang kalian boleh buka kertasnya, lalu cari salah satu siswa yang memiliki angka yang sama dengan kalian, bus akan berangkat setelah ini, ayo silahkan di buka. Satu, dua, tiga," hitung pak Agus, mereka membuka gulungan kertas itu.

"Oh iya bapak hampir lupa, di mulai dari nomor urut satu sampai enam puluh ya," imbuh pak Agus. "Kok dikit banget pak?" tukas Rafa.

"Iya, karena masing-masing dari kelas kalian 'kan yang gak ikut lima orang-lima orang. Jadinya sepuluh orang, murid kalian dalam satu kelas ada tiga puluh lima, iya 'kan?"

"Iya pak."

"Sudah di buka semuanya?"

"Sudah pak."

"Oke, yang angkanya satu, duduknya di kursi nomor satu ya, siapa yang dapet nomor satu?"

"Saya pak." Zahra dan Randi mengacungkan tangan. "WHAT? GUE SAMA RANDI?!"

"Fix lo cocok," ujar Dina seraya terkekeh. "Apaan sih lo?!"

"Ayo Zahra, Randi, silakan duduk di kursi nomor satu." Keduanya pun berjalan menuju kursi itu dan mereka mulai mendudukinya. Selesai mereka duduk, semua murid berpindah tempat sesuai dengan nomor urutnya, semuanya mendengus kesal karena mereka tidak mendapatkan sesuai ekspetasi mereka.

ADITYA [Proses terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang