40. Ungkapan rasa

202 27 0
                                    

Nadjwa duduk di penyangga kasur. Hari ini ia sangat lelah sekali, ia merebahkan tubuhnya di kasur dan memainkan ponselnya.

Ia membuka instagram sebagai penghilang bosan yang melanda dirinya, gadis itu menge-like beberapa foto yang temannya posting di instagram. Fotonya sangat bagus, Nadjwa ingin seperti mereka, tetapi tidak bisa. Dia tidak bisa seriang dulu.

Tingg.

Notifikasi itu datang dari aplikasi whatsapp, Nadjwa membukanya untuk mengecek siapa yang mengirim pesan.

Aditya: Ju

Nadjwa: iya kenapa Dit?

Aditya: tadi aja gak usah pulang

Nadjwa: loh kenapa? Udah malem juga kan

Aditya: gue...

Nadjwa: kenapa?

Aditya: gue sedetik aja udah kangen sama lo

Aditya: makanya gue gak mau cepet-cepet pulang

Aditya: takut kangennya berlebihan, kan gak lucu kalau gue mati karena kangen sama lo

Nadjwa: paansih, gombal!

Nadjwa tertawa membacanya, bisa-bisanya Adit gombal di malam-malam seperti ini.

Aditya: gue serius, Ju

Aditya: Ju, kok lama balesnya

Aditya: lo marah ya sama gue?

Aditya: yang gue lakuin salah lagi ya?

Baru saja di tinggal sedetik, sudah bilang lama membalasnya. Padahal cuma sedetik.

Nadjwa mencoba meminta kepastian lewat chat. Sebenarnya ia tidak mau, tapi ia hanya mencoba Adit peka atau tidak.

Nadjwa: serius-serius, ngasih aku kepastian aja ga

Nadjwa: eh ga ko, siapa juga yang marah

Nadjwa: aku kan udah bilang, aku udah maafin kamu

Aditya: masa? Boong kali

Nadjwa: aku mah ga pernah bohong, emangnya kamu

Aditya: dih, nyindir terus ni ya...

Nadjwa: bodoamat wle!

Aditya: serius-serius, ngasih aku kepastian aja ga. balasan: hah? Gimana-gimana?

Nadjwa: gak tau mikir aja sendiri

Aditya: dih ko gitu, emang kepastian itu apa?

Nadjwa: g tau

Aditya: oh yaudah

Sumpah rasanya Nadjwa ingin mencekik leher Adit sekarang juga, benar-benar keterlaluan.

Nadjwa: Y

Aditya: kenapa? Gue salah lagi ya?
Read.

Adit terus mengacak-acak rambutnya frustasi. Apa ia salah ketik? Apa ia salah lagi? Baru saja Nadjwa memaafkannya ia sudah berulah lagi. "Emang salah gue dimana sih?" ujar Adit bermonolog.

"Aih kamu kenapa Adit ngomong sendiri?" tukas Dewi yang sedang membersihkan tumpahan air di meja karena ulah Megan. "Bun, aku mau nanya."

Dewi menghentikan aktivitasnya dan mendekat pada Adit. "Nanya apa?"

Adit menyodorkan ponselnya, ia tidak peduli bundanya akan meledeknya 7 hari 7 malam, asalkan Nadjwa tidak marah lagi padanya. "Coba baca deh, Bun. Salah Adit dimana sih?"

ADITYA [Proses terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang