Happy Reading<3Pagi ini mereka semua sudah bersiap untuk pergi joging, banyak nya diantara mereka pergi menggunakan tracksuit. Namun ada juga beberapa orang yang menggunakan hoodie.
Pagiku cerahku
Matahari bersinar
Ku gendong tas merahku
Dipundak
Selamat pagi semua..."Aduh Ben! Kayak bocah tk tau gak lo nyanyi begituan?!" Riyana memotong nyanyian Ben.
"Suka-suka gue lah, selagi bisa nyanyi mah gas aja."
"Berisik lo berdua! Gue jodohin baru tau rasa lo!" Pekik Dino.
"Sensi banget abang," sambung Rofi. "Lagi bulannya kali," kekeh Abdul.
"Ayo woi, udah siap semua kan?" Abi baru saja datang bersama Nadjwa. Akhir-akhir ini Abi lebih sering tinggal bersama Mama dan Adiknya ketimbang tinggal di apartemen miliknya.
Abi memilih tinggal sendiri karena ia tidak mau menyusahkan Mira, ia juga mencari kerja sampingan setelah pulang sekolah. Itu juga kalau ia tidak berkumpul bersama anak-anak Alerga. Ia seperti itu karena ia ingin belajar jadi lelaki yang mandiri juga bertanggung jawab atas keluarganya. Jika ia mendapat uang dari hasil kerjanya juga ia akan membagikan setengahnya pada Mira dan Nadjwa. Itu alasannya mengapa Nadjwa dan Abi tidak tinggal serumah padahal mereka berdua memiliki hubungan adik-kakak.
"Siap dong!" Seru Zahra. "Ya udah yuk sekarang aja otw nya," ajak Nadjwa.
Mereka mengangguk setuju dan mulai melangkahkan kaki mereka. "Eh tunggu." Ben menghentikan pergerakan mereka.
"Apaan sih?" Tanya Dino ketus. "Ada yang baru nih," kata Ben.
"Apaan Ben?" Tanya Arkhan. "Tuh," tunjuk Ben mengarah pada Nadjwa dan Adit yang sekarang memakai hoodie couple berwarna hitam.
"Apaan sih lo bang, kok ke gue-gue?" Cetus Adit kesal.
"Cie hoodienya sama euy," Goda Rofi.
"Yaelah gitu doang," sambung Arkhan dengan pandangan jutek.
"Berkesan lah, yang pacaran aja ngga sampe couplean gitu." Mata Ben terus saja melirik Dina dan Dino.
"Ngapain lo ngeliatin gue kayak gitu? Ngefans lo?" Kata Dino.
"Buseh geer bener!" Balas Ben tidak terima. "Ya elah Ben! Kirain gue apaan!" Tegas Abi.
"Biasa nama nya juga suka cari sensasi," lanjut Amal.
"Dih gak lah ngapain juga!"
"Eh kalian udah mau berangkat?" tukas Mira yang baru saja keluar dari dapur.
"Iya, Ma" jawab Nadjwa. "Ya udah gih sana nanti keburu siang pasti rame tuh," sarannya.
"Abi jagain Nadjwa ya." Abi mengangguk mengerti akan kondisi Nadjwa saat ini.
"Kalian juga hati-hati ya, kalau ada apa-apa hubungin tante aja, oke?"
"Oke siap tante!" jawab mereka serempak. "Ya elah tante sigap banget kayaknya, padahal kan cuma joging doang bukan mendaki gunung," sahut Ben.
"Ya gapapa dong, tante kan perhatian," kata Mira.
"Woo iya, perhatian banget tante! The best intinya," ujar Ben hiperbola.
Adit melirik Nadjwa, dan yang paling utama ia melirik hoodie yang dikenakan Nadjwa.
Kok bisa sama sih? Batinnya.
Nadjwa menoleh, mendapati Adit yang kini menatapnya. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan berusaha menjangkau tatapan elang yang diberikan oleh Adit, ia melihat ke arah sepatu sneakers nya yang berwarna putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADITYA [Proses terbit]
Teen FictionAditya seorang lelaki tampan, pemberani mudah bergaul, dan tentunya nakal. Namun jika sudah menyangkut tentang perempuan sifat extrovertnya hilang seketika dan ia menjadi pria cuek kecuali pada perempuan dilingkupan keluarganya Sifat cuek Adit ter...