48. Terungkap (2)

215 21 0
                                    

Dengerin mulmednya yaa, sad banget lagunyaa:'

-Utopia, benci

Happy Reading❤

Dimata kita dia memang sepertinya tulus mencintai kita, tapi belum tentu dengan hatinya.-Nadjwa Rameehra.

***

Setelah acara pemilihan band itu selesai, Adit berkunjung ke Villa Abi bertujuan untuk menanyakan sesuatu. Ia senang mendapat kabar bahwa ia bisa berkolaborasi dengan Nadjwa dalam band sekolah.

Karena di antara banyaknya perwakilan kelas, Nadjwa dan Adit yang terpilih dalam satu band. Tapi di sisi lain,  ia juga terus-terusan gelisah karena melihat Nadjwa serapuh itu tadi. Adit berjanji pada dirinya sendiri saat ini, kalau ia akan menyudahi misinya bersama Tessa, besok ia akan menemui Tessa setelah pulang sekolah.

Mengapa tidak di sekolah? Karena Adit tidak mau kalau sampai ada yang mengetahui tentang misi itu, cukup ia dan Tessa saja yang tau. Lelaki itu sudah sampai di villa Abi, Abi menunggunya di luar.

"Kenapa lagi?" tanya Abi saat Adit menghampirinya. Adit mengajak Abi ke kedai kopi dekat Villa tersebut agar lebih enak untuk bicara empat mata. "Gue mau ngomong soal ayahnya Nadjwa."

Abi memandang Adit dengan serius. "Lo waktu itu pernah bilang 'kan kalau bakal bantuin gue soal ayahnya Nadjwa?"

Abi mengangguk, waktu itu ia memang pernah bilang kalau ia akan membuat Nadjwa memaafkan Adit dengan cara ia membantu Adit untuk bicara pada ayah mereka agar ayahnya mau kembali pada mereka.

Sesulit apa pun itu, Adit akan berjuang untuk kebahagiaan Nadjwa. Ia tau apa yang ia lakukan itu adalah hal yang salah, maka dari itu ia ingin meminta maaf pada Nadjwa dengan cara menyudahi misinya dengan Tessa dan membantu Nadjwa bertemu dengan ayahnya kembali.

"Serius lo mau bantuin keluarga gue?" tukas Abi membuat Adit mengangguk. "Mungkin gue udah ngelakuin kesalahan terbesar sama Nadjwa makanya gue mau buat dia bahagia dengan cara kembaliin papanya, tapi gue mohon rahasiain ini dari Nadjwa."

"Iya gue rahasiain, oh iya Nadjwa waktu itu pernah bilang kalau dia mau bikin kue ulang tahun buat papa, kalau dia pengen papa meluk dia lagi, dia juga pengen papa dateng ke pesta ulang tahunnya yang sebentar lagi terlaksana," jelas Abi.

"Dia juga pernah bilang, kalau papa kembali sifat dia akan kembali kayak dulu lagi, kembali dengan sifat yang tegas bukan karena sifat yang sekarang."

Adit merasa bingung dengan ucapan Abi. "Maksudnya gimana, Bang?"

"Jadi, dulu Nadjwa itu 'kan di tinggal sama papa, dia jadi berubah, dulu dia galak, asik, gampang gaul, suka main basket, tapi sekarang dia malah jadi lugu, dia juga udah gak mau main basket lagi, sampe akhirnya Dito dateng dan mengubah semuanya, Nadjwa banyak berubah saat Dito hadir. Dia bisa kembali lagi seperti dulu waktu papa belum ninggalin kita, tapi sayang gue gak suka sama Dito karena dia nakal, akhirnya Dito ninggalin Nadjwa karena dia takut sama gue, setelah Dito pergi, sifat Nadjwa berubah drastis, sifatnya berubah jadi lugu, pendiem, intinya sama seperti waktu dia di tinggalin sama papa."

"Mungkin dengan cara papa kembali Nadjwa bakal berubah kayak dulu."

"Jadi Dito yang udah ubah hidup Nadjwa jadi lebih berarti?" Abi mengangguk mendengar ucapan Adit. "Apa dia bisa berubah karena gue, bang? Gue takutnya malah bikin dia semakin jatuh bukan bikin dia bangkit kayak dulu lagi."

ADITYA [Proses terbit]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang