Adit mengambil air wudhu bersama ke tiga temannya. Setelah selesai, ia membenarkan rambutnya yang turun terkena air ke arah belakang. Jakunnya naik turun karena ia menelan ludah beberapa kali.
Lelaki itu nampak mempesona dengan penampilannya sekarang. Adit menggigit bibir berwarna merah mudanya itu, lalu tertawa karena lawakan dari ketiga temannya.
"Yaallah, ciptaanmu manis sekali," ucap salah satu siswi.
"Yaallah jodoh gue," timpal siswi yang terpesona akan ketampanannya.
Semua siswi memandang Adit dengan pandangan terpesona, tetapi tidak dengan Nadjwa. Ia tidak memandang Adit sama sekali, sikap cueknya membuat Adit merasa bersalah karena telah membohonginya.
Semua siswa dan siswi SMA Nusantara sudah tau bahwa Adit di hukum karena kesalahannya semalam, yaitu balap motor. Di tambah lagi ia belum mengejarkan PR-nya.
Ya begitulah, masalah yang di alami anak-anak Alerga baik kelas sepuluh, sebelas, maupun kelas dua belas, pasti di ketahui apa penyebabnya oleh semua siswa di SMA Nusantara ini.
Adit menghampiri Nadjwa yang hendak sholat di mushola, ia ingin menghentikan jalan Nadjwa dengan tangannya tetapi tidak bisa, karena lelaki itu sudah mengambil air wudhu.
Nadjwa yang melihat itupun megangkat dagunya dengan angkuh. "Apa?" Ujarnya dingin. Adit menggeleng seperti anak kecil. "Gak apa, Jua masih marah ya sama Adit?" ujar Adit seperti anak kecil.
"MENURUT LO?!" yang ditanya siapa tapi yang ngegas pastinya Zahra si cewek bar-bar. Adit memandang Zahra cuek, tidak peduli dengan gadis itu.
"Ju, lo marah sama gue?" tanya Adit lagi. "Minggir!" sentak Nadjwa. Adit tidak mau memberinya jalan, ia terus menghalangi jalan Nadjwa.
"Minggir atau mau aku batalin air wudhunya?!" ancaman Nadjwa membuat Adit mundur. Ia berlalu begitu saja meninggalkan Adit yang terpaku di tempat. "Makanya jangan suka bohong, boy," sindir Zahra dengan tatapan sinis.
Adit mengepalkan tangannya, jika ini bukan sekolah mungkin ia akan membenturkan kepalanya ke tembok dan meninju kaca hingga pecah, tak peduli serpihan kacanya akan melukai tangan Adit.
Nadjwa sangat marah ketika tau bahwa Adit membohonginya karena berita balap liar yang Adit lakukan sudah menyebar ke telinga semua orang. Kesalahan yang sulit Nadjwa maafkan adalah kebohongan, dan perselingkuhan, gadis itu sama persis sifatnya dengan Arkhan.
Hanya Nadjwa satu-satunya perempuan yang paling sempurna di mata Adit, setelah Dewi ibunya. Ya, memang awalnya ia mendekati Nadjwa hanya karena sebuah misinya dengan Tessa, tapi lama kelamaan perasaan cinta ini tumbuh dengan sendirinya, baik Adit maupun Nadjwa tidak akan bisa menghentikannya.
Rasa cinta yang Adit miliki sangat tulus tanpa unsur apapun, meski ia tetap harus menjalankan misinya bersama Tessa, ia tidak akan membuat Nadjwa kecewa bagaimana pun caranya.
Seorang gadis familiar itu nampak berjalan ke arah Adit. Ia berjalan bersama Rahma dan Lia, dua teman yang setia menemaninya kemana pun ia pergi. Gadis itu sudah kembali masuk sekolah setelah di skors selama dua hari karena kasus pembullyan yang menimpanya.
"Rahma, Lia, kalian duluan. Gue mau ngomong sama Adit," ujar Tessa di angguki keduanya. "Keliatannya lo lagi berantem ya Dit sama Nadjwa?" sindir Tessa.
Adit memandang Tessa dengan malas. Sumpah, jika Tessa bukan perempuan, mungkin Adit sudah mencengkram lehernya sekarang juga, situasi semakin memanas saat Tessa hadir.
"Kalau dia marah sama lo, minta maaf. Gue gak mau ya misi kita gagal gitu aja cuma gara-gara ini doang," ucap Tessa yang pergi begitu saja.
Bangsat lo Tessa, batin Adit.
KAMU SEDANG MEMBACA
ADITYA [Proses terbit]
Teen FictionAditya seorang lelaki tampan, pemberani mudah bergaul, dan tentunya nakal. Namun jika sudah menyangkut tentang perempuan sifat extrovertnya hilang seketika dan ia menjadi pria cuek kecuali pada perempuan dilingkupan keluarganya Sifat cuek Adit ter...