Part 17

4.3K 139 0
                                    

Author POV

Tin... Tin... Tin...

"Pak Anton tolong bukain gerbangnya ya" teriak Nadhira pada satpamnya dari dalam mobil.
"Eh iya nya, silahkan" balas Pak Anton.
"Makasih pak" ucap Nadhira lalu tersenyum.
"Sama-sama nya" ucap Pak Anton lalu kembali menutup gerbang.

Ceklek...

"Assalamu'alaikum" ucap Nadhira saat membuka pintu rumahnya.
"Wa'alaikumsalam nya" jawab bi siti menghampiri Nadhira.
"Eemmm... Bi, Reza udah datang belom ya?" tanya Nadhira.
"Tuan belom sampai nya. Oh iya nya, saya dan Inem sudah menyiapkan makan malamnya" jawab bi Siti.
"Yaudah makasih ya bi, aku mandi dulu" balas Nadhira lalu masuk ke kamarnya.

Beberapa saat kemudian, Nadhira telah siap dengan pakaian santainya. Ia mencoba menghubungi Reza beberapa kali, tapi tidak ada jawaban.  Akhirnya ia memutuskan untuk makan malam duluan, sambil menunggu Reza. Setelah selesai, Nadhira duduk di ruang TV.

Me

Mas kamu dimana?
Kok belom pulang?
Makan malam sudah siap.


Tetap saja pesan itu tak mendapatkan balasannya. Namun, Nadhira tetap setia menunggu. Dan sekarang sudah pukul 23.46 WIB

Ting nong... Ting nong...
Ting nong... Ting nong...

"Ah itu pasti mas Reza" gumam Nadhira.
"Iya, sebentar mas" ucap Nadhira kembali.


Deg...

Betapa terkejutnya Nadhira melihat suaminya pulang bersama perempuan lain dalam keadaan dua-duanya mabuk.

"Loh mas kok baru pulang?" tanya Nadhira penasaran.
"Ini kamu kok mabuk? Kenapa sama dia mas? Hiksss..." ucap Nadhira sesenggukan.
"Lama lo bukanya anj*ng, sana lo gue mau ke kamar sama Clarissa" ucap Reza kasar dengan badan sempoyongan.
"Eh ga bisa mas, kamu ga boleh tidur sama dia" balas Nadhira sambil merentangkan tangannya untuk menghalangi Clarissa masuk.
"Suka-suka Reza dong mau tidur sama siapa juga, sana lo minggir" ucap Clarissa sinis.

"Aawww..." ringis Nadhira setelah ia didorong Clarissa ke lantai.

"Ya Allah nyonya kenapa?" tanya bi Inem.
"Mari nya saya bantu" ucap bi Inem kembali.
"Eemmm... Saya ga apa-apa kok bi, oh iya bi tolong jangan kasih tau orang tua saya dan Reza ya" ucap Nadhira memohon.
"Tapi kan nya-"
"Udah ya bi, saya ga apa-apa. Saya ke kamar dulu" balas Nadhira yang memotong ucapan bi Inem.
"Baik nya" ucap bi Inem.


"Ya Allah kasihan nyonya Nadhira, semoga diberikan kekuatan. Dan semoga tuan Reza cepat sadar" gumam bi Inem setelah Nadhira masuk ke kamarnya .


Kini, Nadhira tengah menangis di atas ranjangnya.

"Hiksss... Hiksss..."
"Kamu jahat mas"
"Kamu tega"
"Apa salahku sama kamu mas? Sampe kamu begini hiksss..."


Drttt... Drttt...

David is calling

Ha..lo, ke..napa Dav?


Loh Dhir kamu kenapa? Kok suaranya kayak abis nangis?


Eemmm... Aku ga apa-apa kok Dav.


Aku tau kamu bohong, ayo kamu cerita ada apa?


Ga kok Dav, I'm fine. Eh iya, kamu ada apa nih?


Besok sore bisa temenin aku cari kado buat sepupu ku ga Dhir?


Bisa kayaknya Dav.


Yaudah ntar aku jemput kamu ke rs ya.


Ok Dav, kabarin aja kalau udah di rs.


Siap tuan putri. Yaudah sekarang kamu tidur gih, semoga mimpi indah.


Iya Dav, bye.

~Di kamar Reza

Reza dan Clarissa kini tengah melakukan hal yang seharusnya dilakukan oleh suami istri.

"Aarrrghhh... Kamu nikmat sayang" gumam Reza.
"Za, a..ku ma..u keluar aarrrghhh..." ucap Clarissa.
"Kita keluar bersama sayang"
"Aaaahhhhh..." ucap keduanya.

Setelah itu, Reza dan Clarissa tidur berpelukan dengan tubuh yang masih telanjang. Sebelum terlelap, Reza mengecup mesra bibir Clarissa.

"Selamat tidur sayang" ucap Reza lalu tidur.

Clarissa yang sedari tadi belum tidur, mengetikan pesan kepada seseorang.

"Baby, aku udah berhasil jebak Reza. Sebentar lagi rencana kita berhasil baby" ketik Clarissa.

"Good job sayang" balas seseorang itu.

Kamu benar-benar bodoh Za. Gumam Clarissa pelan dengan tersenyum smirk.

Siapakah seseorang yang dihubungi Clarissa?

Mengapa panggilan mereka mesra?

Dan apa rencana mereka sebenarnya?




















Jangan lupa klik "⭐" dan comment nya ya!!!

Biar author tambah semangat.

Secepatnya author up lagi.

Terimakasih

Karena Waktu Tidak Akan Pernah Kembali [Completed] [Sudah Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang