Part 45

5.9K 152 12
                                    

Author POV

"Ini aku buatin es kopi dan kue, silahkan dinikmati" ucap Nadhira berusaha ramah.

Ya, akhirnya Reza diizinkan masuk oleh Nadhira. Karena, Nadhira tak tega melihat Reza yang terus memohon sambil berlutut dengan menangis. Tak enak juga kejadian seperti itu disaksikan oleh beberapa karyawan apartment yang lewat dan penghuni-penghuni dekat kamar Nadhira.

"Terimakasih istriku sayang" ucap Reza tersenyum.
"Hmmm" gumam Nadhira singkat.
"Eemmm... Enak sayang, aku jadi nyesel karena jarang makan masakan kamu" ucap Reza menunduk.

Lagi kayak gini aja, kamu panggil sayang. Tapi dulu, jangankan nyebut sayang, liat muka aku aja kamu ogah-ogahan. Batin Nadhira

Nadhira duduk di kursi yang berbeda dengan Reza. Jujur saja, Nadhira masih enggan berdekatan dengan Reza karena Nadhira masih kecewa terhadap suaminya itu. Sedari tadi, Reza terus memperhatikan Nadhira walaupun keduanya masih sama-sama diam.

"Sayang, aku mulai ya ngomongnya. Boleh?" tanya Reza lembut.

Nadhira menganggukkan kepalanya.

"Terimakasih karena kamu sudah memaafkan aku, walaupun aku tau kamu masih kecewa dan sakit hati sama aku. Tapi sekali lagi, aku benar-benar minta maaf atas perbuatan aku dulu yang selalu menyakiti kamu. Maaf karena sejak pertama kita bertemu, aku sudah menunjukkan rasa tak suka sama kamu, selama kita menikah juga aku selalu menyakiti fisik dan batin kamu, membentak kamu, bermesraan dengan Clarissa di depan kamu, aku selalu nyalahin kehadiran kamu yang buat aku ga bisa menikah dengan Clarissa, aku selalu berkata bahwa masakan kamu tidak enak padahal masakan kamu enak banget, aku selalu mengerjai kamu, aku belom pernah ngasih nafkah lahir maupun batin untuk kamu, aku sering tampar pipi kamu, dan terakhir aku menuduh-menuduh kamu sampai aku mengurung kamu di kamar. Aku menyesal sayang. Aku juga baru tau kemarin kalau sebenarnya kamu lah yang mendonorkan darah untukku. Dan dengan bodohnya aku menyuruh kamu pulang dari rs serta percaya pada Clarissa saat itu. Aku sadar sekarang, kalau aku hanya lelaki brengsek yang menyia-nyiakan tulusnya cinta kamu. Kita mulai dari awal lagi ya sayang, aku pengen bangun rumah tangga yang harmonis sama kamu. Aku sayang dan cinta banget sama kamu pokoknya" ucap Reza tersenyum sambil menggenggam tangan Nadhira.
"Kamu mau kan sayang, kembali sama aku?" tanya Reza penuh harap.

Nadhira yang mendengar Reza berkata seperti itu, mendongakkan kepalanya lalu menatap mata Reza cukup lama, ia ingin melihat apakah yang diucapkan Reza itu tulus? Dan ternyata benar, Nadhira tidak menemukan kebohongan yang terdapat pada manik mata Reza.

"Maaf, aku ga bisa kembali sama kamu dulu. Percayalah Za, perlakuan dan omongan kamu saat ini hanya sebatas rasa bersalah kamu padaku dan karena kamu dibohongi oleh Clarissa. Bukan karena kamu benar-benar ingin memperbaiki rumah tangga ini. Masih jelas diingatan aku, kalau kamu pas di rs lebih milih diurus sama Clarissa daripada sama aku yang jelas-jelas istri kamu, dan kamu selalu bilang kalau kamu ga sudi berdekatan dengan aku, kamu tidak menginginkan pernikahan ini, serta tidak menganggap aku sebagai istri kamu yang sesungguhnya, sebelum kamu kecelakaan pun kamu tampar aku, tuduh aku, sampai kamu kunciin aku di dalam kamar. Bukannya kamu sendiri yang bilang kalau kamu ga cinta sama aku, tapi kamu lebih cinta sama Clarissa, kamu lebih peduli sama dia. Aku benar-benar kecewa dan sakit hati atas perlakuan kamu selama ini. Dulu, aku selalu sabar menghadapi kamu, tetap melayani kamu dengan baik walaupun kamu jahat sama aku, tapi sekarang aku ga bisa seperti itu lagi. Apa salah aku sama kamu Za, sampai kamu seperti ini hiksss...??" ucap Nadhira dengan air mata yang membasahi pipinya, lalu ia melepaskan genggaman tangannya dengan Reza.
"Jika kamu tidak tau yang sebenarnya tentang hal ini, apakah kamu akan memohon seperti ini Za?" tanya Nadhira.
"A..ku eemmm... Aku-" ucap Reza gelagapan dan bingung, ia juga tidak tau pasti dengan jawaban dari pertanyaan Nadhira tadi.
"Tuh kan bener yang aku bilang. Yaudah, sekarang kamu pulang ya. Maaf, aku butuh waktu buat sendiri" ucap Nadhira tegas.
"Tapi sayang-"
"Tolong Za, keluar sekarang" ucap Nadhira memohon.
"Ga, aku ga mau. Kamu jangan gitu dong sayang, kita ini masih suami istri. Dosa loh ngusir suami. Aku nginep disini aja ya, mau tidur sama kamu sekalian kita buat baby, gimana?" ucap Reza sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Ish ga boleh nginep, aku ga mau. Sana pulang" ucap Nadhira mendengus tak suka.
"Yaudah kamu ikut aku pulang aja ya ke rumah kita" Reza masih terus berusaha membujuk agar Nadhira kembali bersamanya.
"Aku bilang ngga ya ngga, sana ih cepet pulang. Jangan maksa dong" balas Nadhira lalu mendorong badan Reza namun ia tak kuat, karena Reza cukup berat untuknya.
"Hmmm... Yaudah, aku ga bakal maksa lagi. Tapi kamu bikinin aku makanan dong, aku laper" ucap Reza memelas sambil menepuk-nepuk perutnya pertanda ia lapar.
"Ck... Yaudah deh. Tunggu sebentar" ucap Nadhira pasrah karena ia juga tak tega membiarkan Reza yang kelaparan seperti itu.

Karena Waktu Tidak Akan Pernah Kembali [Completed] [Sudah Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang