Part 21

4.9K 149 0
                                    

"Eemmm... Jadi gimana, kamu mau kan?" tanya David kembali.
"Gimana ya, aku-"

~~~~~~~~~~~~

"Aku... mau Dav" ucap Nadhira dengan menunduk.
"Yeaayyy... Akhirnya kamu mau juga, aku seneng banget. Aku bakal buktiin kalau aku bisa bahagiain kamu dan lindungi kamu. Sekalian kita tunjukkan ke suami kamu itu, kalau kamu kuat dan kamu juga bisa ngelakuin apa yang dia lakuin juga. Trust me ok" ucap David menjelaskan lalu memeluk Nadhira.
"Eemmm... Iya Dav" balas Nadhira sambil melepaskan pelukan itu.
"Yaudah sekarang kita kembali ke dalam, udah gitu aku antar kamu pulang" ajak David dengan mengulurkan tangannya.
"Ayo Dav" jawab Nadhira sambil menggenggam tangan David.

"Ciyeee... Ciyeee abis darimana tuh, mesra banget sih" tanya mamah David menggoda.
"Eemmm... Abis dari taman ma" jawab Nadhira malu-malu.
"Ma, aku antarin Nadhira pulang dulu ya" ucap David.
"Loh kok buru-buru pulang sih, mamah kan masih kangen sama Nadhira" ucap mamah David tak terima jika Nadhira akan pulang.
"Eemmm... Udah hampir malam mah, aku harus siapin makan malam untuk suamiku. Kapan-kapan ya ma kita ketemu lagi" tolak Nadhira halus.
"Oh yaudah deh, hati-hati ya sayang. David jagain Nadhira ya" balas mamah David pasrah.
"Siap ma" ucap David.




Skip

"Yaudah, kamu langsung mandi terus istirahat ya pacarku" ucap David sambil mengelus puncak kepala Nadhira.
"Ishh David aku malu. Yaudah kamu juga hati-hati ya, makasih" balas Nadhira tersenyum.

"Eh nyonya sudah pulang" sapa Pak Anton sambil membuka gerbang.
"Eemmm... Iya pak, yaudah saya masuk dulu ya pak" balas Nadhira tersenyum.

Ceklek...

Ruang tamu di rumah itu terlihat sepi.

"Reza ada di rumah ga ya? Aku cek kamarnya deh" gumam Nadhira.

Tok... Tok... Tok...

"Mas, kamu ada di dalam ga?" tanya Nadhira di depan pintu kamar Reza.

Tak mendapat jawabannya, akhirnya Nadhira masuk ke kamar itu yang ternyata tidak dikunci. Dan terlihat Reza sedang fokus mengetik sesuatu di komputer yang ada di meja kerjanya. Nadhira bersyukur, malam ini ia tak melihat Clarissa.

"Mas, aku mau bicara sebentar boleh?" tanya Nadhira lembut.

Reza hanya menganggukkan kepalanya.

"Eeemmm... Kamu kan dulu bikin perjanjian, kalau kita boleh berhubungan sama siapapun. Terus aku lihat, kamu juga sama Clarissa berhubungan. Jadi, aku sekarang pacaran lagi sama David. Ga apa-apa kan?" tanya Nadhira hati-hati.

Deg...

Reza menghentikan jemarinya yang mengetik lalu mendongakkan kepalanya dan menatap Nadhira dengan tajam.

Kok gue ga terima ya, Nadhira punya pacar. Aarrrghhh... Apa sih za, justru bagus dong, dengan begitu lo semakin mudah pisah sama Nadhira. Tapi tetap aja, gue ngerasa sakit hati dengernya. Masa iya gue cemburu? Ah itu ga mungkin. Batin Reza

Nadhira yang ditatap seperti itu merasa ketakutan, lalu berkata "tapi kalau kamu ga ngebolehin juga aku bakal putusin David kok mas. Walaupun aku punya pacar, aku akan tetap mencintai kamu dan melayani kamu dengan baik sebagai suami aku"

"Ga usah putus, bagus deh lo punya pacar. Toh, itu semakin gampang buat kita cerai" ucap Reza tegas, meskipun batinnya masih tak terima.
"Yaudah makasih mas. Oh iya, aku siapin makan malam dulu ya" balas Nadhira lalu tersenyum.
"Gue ga laper, lo mending keluar. Ganggu gue kerja aja" bentak Reza.

Setelah memastikan Nadhira keluar, Reza masih saja gelisah dan tidak terima bahwa Nadhira telah mempunyai pacar. Dari hatinya yang paling dalam, sebenarnya ia takut jika Nadhira meninggalkannya suatu saat nanti. Tapi, ia menampik pernyataan itu. Ia menegaskan pada dirinya sendiri bahwa ia hanya mencintai Clarissa dan akan menikah dengannya setelah cerai dengan Nadhira beberapa bulan lagi.

Setelah mandi, Nadhira merebahkan tubuhnya diatas kasur empuk miliknya. Ia menatap langit-langit  kamarnya sambil memikirkan ekspresi Reza setelah mengetahui bahwa dirinya mempunyai kekasih. Ia heran, apakah Reza tidak cemburu? Atau memang lelaki itu tidak mencintainya? Apakah ia salah berhubungan kembali dengan David, sedangkan ia mempunyai suami walaupun suaminya tidak mencintainya dan suaminya sendiri pun memiliki kekasih? Terlalu lelah memikirkan hal itu, akhirnya Nadhira terlelap dalam tidurnya.

Sementara Reza, masih mengerjakan sesuatu di komputernya. Sebenarnya ia lelah, tapi entah mengapa rasa kantuk tak kunjung datang.

Drttt... Drttt... Drttt

Dengan segera, Reza mengangkat telepon itu.

"Hallo, sayang hiksss... Aku hamil" terdengar suara perempuan di telepon itu.


"Apaaa???" tanya Reza terkejut

Siapakah perempuan yang menelepon Reza???

Benarkah ia hamil???



















Jangan lupa klik "⭐" dan comment nya ya!!!

Biar author tambah semangat.

Secepatnya author up lagi.

Terimakasih

Karena Waktu Tidak Akan Pernah Kembali [Completed] [Sudah Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang