Part 22

4.7K 145 1
                                    

"Hallo, sayang hiksss... Aku hamil" terdengar suara perempuan di telepon itu.


"Apaaa???" tanya Reza terkejut

~~~~~~~~~~~~

"Akhirnya kita punya anak juga ya sayang. Aku seneng banget" ucap Reza bahagia.


"Tapi kamu janji loh ya, mau nikahin aku. Dan aku juga mau jadi prioritas kamu" ucap perempuan itu dengan bergelayut manja di lengan Reza.


"Pastinya dong Clarissa sayang, aku akan kabulkan semua permintaan kamu. Yaudah kamu istirahat ya, besok aku kesitu. I love you" balas Reza dengan lembut.


"I love you too Reza" ucap Clarissa.


Ya, perempuan yang tadi menelpon Reza itu adalah Clarissa. Tapi, benarkah ia hamil?? Jika benar hamil, apakah anak yang dikandungnya itu memang anak Reza??






~Di lain tempat

"Hallo sayang, aku tadi udah berhasil loh jebak Reza. Dan dia dengan bodohnya percaya kalau aku hamil anaknya hahaha..." ucap Clarissa bangga.


"Kamu memang pintar baby, tapi ingat loh itu anak aku dan kamu ga boleh beneran cinta sama Reza" ucap seorang lelaki di telepon itu.



"Iya sayang tenang aja. Kan rencana kita itu cuma menguras harta kekayaan Reza aja" balas Clarissa sambil tersenyum smirk.


"Ya, itu benar sayang. Tapi aku kangen kamu baby, aku juga mau 'menengok' anak kita" ucap lelaki itu.

"Kamu yang sabar ya sayang, pokoknya setelah rencana kita berhasil kita akan sama-sama lagi" balas Clarissa dengan manja.


"Yaudah kamu jangan lupa makan ya dan banyakin istirahat. Aku ga mau kamu lelah. I love you baby" ucap lelaki itu dengan lembut.

"I love you too" balas Clarissa.

"Hahaha... Reza Reza, sekali lagi aku katakan kalau kamu itu benar-benar bodoh. Dengan mudahnya kamu percaya kalau anak ini beneran anak kamu. Padahal kamu aja ga tau kan, pas kita ngelakuin 'itu' sebenarnya aku lagi hamil anak kekasihku yang di Aussie. Udah punya istri juga masih aja jelalatan. Tapi bagus deh, aku jadi lebih gampang menguras harta kamunya" Gumam Clarissa dengan tersenyum smirk.







~Pagi hari di kediaman Reza & Nadhira

Nadhira tengah menikmati sarapannya sendiri. Sebelumnya ia telah membangunkan Reza, tapi lelaki itu tak kunjung bangun juga. Mengingat jam kerjanya sebentar lagi dimulai, maka Nadhira pun memutuskan sarapan tanpa Reza. Ia takut telat sampai di rumah sakitnya.

Tap...

Tap...

Tap...

Nadhira mendongakkan kepalanya saat mendengar langkah kaki Reza. Ia mengernyitkan alisnya bingung melihat Reza membawa koper besar.


"Reza mau kemana ya??" batin Nadhira.


Reza terus saja berjalan menuju pintu keluar rumah itu, tanpa menatap dan menyapa Nadhira terlebih dahulu. Nadhira yang melihat hal itu, segera menghampiri suaminya dengan menahan lengannya. Reza pun memutarkan badannya menghadap Nadhira.

"Mas, kamu mau kemana bawa koper besar itu?" tanya Nadhira bingung.
"Oh ini, gue mau tinggal di apartment Clarissa" jawab Reza santai.
"Maksud kamu?? Kok tinggal disana mas, kenapa??" tanya Nadhira kembali.
"Yaiyalah gue harus tinggal disana karena sekarang Clarissa lagi hamil anak gue" balas Reza tegas.

Deg...

Detik itu juga, dunia Nadhira seakan runtuh. Hatinya teramat sakit mendengar pernyataan pahit yang keluar dari mulut suaminya sendiri. Bagai ada ribuan belati yang menusuk hatinya.

"Hiksss... Kamu jangan pergi mas, ingat aku ini istri kamu. Dan juga ka..lau orang tua kita ke..sini ga ada kamu gi..mana hiksss...?" tanya Nadhira dengan menangis.
"Itu urusan lo dan gue ga peduli. Minggir lo, gue mau pergi" bentak Reza kasar.
"Mas aku mohon mas jangan tinggalin aku hiksss..." ucap Nadhira sambil menahan lengan Reza.
"Aarrrghhh... Berisik lo anj*ng" bentak Reza dengan mendorong Nadhira kasar dan setelah itu ia pergi meninggalkan Nadhira yang tersungkur di lantai.

"Hiksss... Hiksss... Mas jangan pergi mas..." ucap Nadhira yang masih saja menangis melihat kepergian suaminya itu.

"Ya ampun Dhira... Hey kamu kenapa nangis hm?" David berlari menghampiri Nadhira.

Dan kebetulan saja David mampir ke rumah Nadhira. David memang sengaja kesitu, tadinya ia akan menjemput Nadhira. Namun saat melihat Nadhira menangis, ia mengepalkan tangannya kuat.

"Pasti Reza yang buat Nadhira nangis" Batin David

"Ayo berdiri, aku bantu. Kita masuk dulu ya" ucap David sambil menuntun Nadhira duduk di sofa rumahnya.
"Ka..mu kok bi..sa ada disini?" tanya Nadhira sesenggukan.
"Ya aku tadinya mau jemput kamu sayang. Sekarang kamu cerita, kenapa kamu nangis sambil duduk dilantai gitu hm?" tanya David lembut.
"Re..za" jawab Nadhira pelan.

"Sialan lo za, beraninya buat Nadhira nangis" ucap David dalam hati dengan tangannya yang terkepal kuat.

"Emang kenapa si Reza itu hah sampe buat kamu nangis??" tanya David sambil menghapus air mata Nadhira dengan menahan emosinya.

"Jadi Reza itu-" akhirnya Nadhira menceritakan hal yang membuat dirinya menangis.

"Aarrrghhh... Bang*at lo za, sialan lo. Gue ga terima Nadhira nangis karena cowok brengsek kayak lo" Batin David geram.

"Yaudah kamu jangan ke rs dulu ya! Lebih baik kamu istirahat dulu, tenangin diri kamu ok. Nanti aku yang minta izin ke ayah kamu" ucap David.
"Tapi Dav-"
"Eitsss... Udah ya, kamu nurut aja" potong David.
"Ayo aku antar kamu ke kamar" ajak David mengulurkan tangannya.
"Yaudah iya" balas Nadhira menggenggam tangan David.

Sesampainya di kamar, David langsung membaringkan tubuh Nadhira diatas kasurnya lalu menyelimuti nya sampai dada.

"Dhir... Aku pamit dulu ya, ada yang mau aku urus. Nanti aku kesini lagi sekalian bawa makanan. Dan kamu jangan kemana-mana ya" ucap David.
"Hmmm... Yaudah deh. Makasih Dav" balas Nadhira tersenyum.

Setelah keluar dari kamar Nadhira, David segera menelpon seseorang.

"Hallo... Tolong lo cari tau tentang Reza dan Clarissa yang sebenarnya. Gue minta sebelum siang udah beres" perintah David tegas pada seseorang yang ia telepon itu.

Sebentar lagi, kebenaran akan terungkap. Gumam David sambil melangkahkan kakinya keluar.















Jangan lupa klik "⭐" dan comment nya ya!!!

Biar author tambah semangat.

Secepatnya author up lagi.

Terimakasih

Karena Waktu Tidak Akan Pernah Kembali [Completed] [Sudah Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang