Part 61

5.2K 153 77
                                    

Please play to mulmed ya and votement nya!!!😉

Happy reading 💖
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Author POV

Satu minggu kemudian...

Kini, Nadhira tengah menikmati sarapannya sendirian di apartmentnya.

Ya, hari ini adalah hari pertama sidang perceraian Nadhira dan Reza nanti siang. Agenda sidang nanti, memang tidak memutuskan dirinya langsung bercerai dari Reza. Paginya, Nadhira akan bekerja terlebih dahulu ke rumah sakit Citra Medika. Kedua orang tua Nadhira dan Reza pun sudah mengetahui hal ini. Dan mereka hanya bisa mendukung keputusan ini, walaupun sebenarnya mereka tak rela jika Nadhira dan Reza berpisah. Apalagi kemarin ibu mertuanya menelpon sambil menangis tersedu-sedu, berkata bahwa Jessica sangat menyayangi Nadhira seperti anaknya sendiri dan meminta maaf atas segala kesalahan Reza itu.

Setelah selesai sarapannya, Nadhira segera mengendarai mobilnya menuju rumah sakit Citra Medika dengan kecepatan sedang.

Beberapa saat kemudian, Nadhira telah siap di ruangannya untuk memeriksa pasien-pasien kecilnya, dibantu oleh seorang suster.

Detik demi detik telah Nadhira lalui untuk memeriksa pasien-pasiennya. Kini, Nadhira tengah membereskan barang-barangnya untuk segera keluar dari ruangan itu karena jam kerjanya telah habis. Di luar ruangannya, sudah ada Zidan yang menunggu dan akan menemani dirinya ke pengadilan. David, Dinda, Reza, dan kedua orang tua Nadhira juga orang tua Reza menunggu di pengadilan nanti.

Ceklek...

Nadhira membuka pintu ruangannya. Namun entah kenapa, tubuhnya menjadi lemas, kepalanya pun terasa pusing.

"Eh eh... Kamu kenapa yang?" tanya Zidan khawatir sambil menahan tubuh Nadhira yang hampir jatuh.
"Aku ju..ga ga tau nih" jawab Nadhira lemas.
"Sini yang kamu duduk dulu" ucap Zidan sambil membantu Nadhira duduk di kursi ruang tunggu depan ruangannya.
"Aku periksa kamu disini ya, nih untung ada stethoscope di tas aku"  ucap Zidan kembali lalu segera memeriksa Nadhira.
"Sa..yang kamu udah telat haid be..rapa hari?" tanya Zidan penasaran.
"Hah, emang kenapa? Bentar, aku ingat-ingat dulu. Astagfirullah, aku udah telat haid seminggu. Dari pemeriksaan kamu gimana hasilnya?" ucap Nadhira panik.
"Kayak lagi hamil sih hasilnya. Tapi aku ga tau pastinya ya, takut salah juga kan aku bukan dokter kandungan. Maaf nih, apa kamu dan Reza melakukan itu lagi?" balas Zidan menjelaskan.
"Se..benarnya hiksss... Iya, waktu Reza datang pas ki..ta lagi jalan itu, dia bawa aku ke rumah terus dia me..lakukan itu sama aku. Walaupun aku diperlakukan dengan lembut, tapi hiksss... aku ga mau Zidan" ucap Nadhira sesenggukan.
"Ya ampun, benar-benar ya tuh cowok brengseknya" ucap Zidan kesal sambil menghela nafasnya kasar.
"Terus sekarang gimana nih, sidang perceraian kamu dan Reza kan mau dimulai sebentar lagi?" tanya Zidan bingung.
"Aku akan tetap lanjutin proses perceraian ini, karena aku udah benar-benar kecewa sama Reza dan ingin pisah dari dia. Dan untuk masalah aku hamil atau tidaknya, ya aku akan terima dan rawat anak ini dengan baik. Aku juga ga akan melarang Reza buat ketemu anak ini nantinya kalau benar aku hamil" jawab Nadhira menjelaskan.
"Yaudah kalau itu keputusan kamu, aku cuma bisa mendukungnya. Dan kalau pun nanti kamu hamil, aku akan tetap menikahi kamu dan aku siap bertanggungjawab untuk kamu dan anak ini. Aku cinta kamu Dhir, aku ingin kita bersama. Oh iya, selagi masih ada waktu, kita ke ruangan dokter Anita dulu ya buat mastiin kamu hamil atau tidaknya" ucap Zidan dengan lembut
"Makasih ya Zidan, udah dukung dan selalu ada buat aku. Eeemmm... Yaudah deh" balas Nadhira.
"Ok deh, yuk" ucap Zidan lalu menggandeng tangan Nadhira menuju ruangan dokter Anita.

Beberapa saat kemudian...

Nadhira dan Zidan telah keluar dari ruangan dokter Anita.

Dan kini, mereka tengah berada dalam perjalanan menuju pengadilan agama.

Karena Waktu Tidak Akan Pernah Kembali [Completed] [Sudah Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang