Part 25

5.1K 141 3
                                    

Author POV

Ceklek...

"Ah akhirnya sampai juga" ucap Clarissa dengan merebahkan tubuhnya di sofa apartmentnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah akhirnya sampai juga" ucap Clarissa dengan merebahkan tubuhnya di sofa apartmentnya.
"Barang-barang kamu, aku taruh disini ya" ucap Reza

Dan kini, mereka tengah duduk di sofa dengan posisi kepala Reza ada di pangkuan Clarissa menghadap ke perut perempuan itu.

Lalu, Reza mengelus perut perempuan itu "sayang, ini kok perut kamu udah lumayan besar ya? Padahal kamu bilang ke aku kalau kamu hamil itu baru 2 minggu yang lalu?" tanya Reza bingung.

Clarissa yang ditanya seperti sontak kaget, ia gugup tapi tak lama ia berusaha menyembunyikan kegugupannya itu "ah... Ini mung..kin aja anak kita kembar nah iya kem..bar makanya besar"
"Kamu kok jawab nya gugup gitu sih?" tanya Reza mendongakkan kepalanya.
"Ja..di kamu ga percaya sa..ma aku ka..lau ini beneran anak ka..mu hiksss..." Clarissa pura-pura terisak untuk menutupi kebohongannya.
"Eh... Bukan gitu kok sayang, aku cuma aneh aja. Aku percaya kok sama kamu. Yaudah, yang penting kamu dan anak kita sehat ya" Reza menenangkan Clarissa dengan melumat bibirnya lembut.

Clarissa yang memang hormon sex nya meningkat semenjak hamil pun, membalas ciuman Reza dengan agresif. Keduanya terhanyut dalam suasana yang intim itu. Tetapi kegiatan mereka harus terhenti karena bunyi dari ponsel Reza.

Sebenarnya Reza masih heran dengan ukuran perut Clarissa yang lebih besar dari kandungan usia 2 minggu pada umumnya.

Drttt... Drttt... Drttt...

"Ck... Siapa sih ganggu mulu" kesal Reza.

Setelah melihat nama penelpon itu ia terkejut, karena yang menelpon ini mamihnya.

"Aduhh... Sayang gimana ini, mamih aku nelpon?" ucap Reza panik.
"Yaudah angkat aja, aku mau mandi dulu deh" jawab Clarissa.


Ha..llo, iya mih?


Kamu abis ngapain, lama banget angkat telponnya?


Eemmm... Sorry mih, tadi aku ada kerjaan.


Yaudah, ini mamih lagi dijalan mau ke rumah kamu malam ini.


Apaaa???


Kamu kenapa sih teriak-teriak begitu?


Eh ga apa-apa mih, cu..ma Reza malam ini ga ada di ru..mah soalnya Reza ada meeting mendadak yang pen..ting di luar ko..ta


Astaga Reza, kamu ini ya bukannya mesra-mesraan sama Nadhira biar mamih cepet punya cucu. Tapi kamu malah sibuk kerja terus.


Iya mih iya. Yaudah, Reza tutup dulu ya telponnya. Bye mamih


Reza menjambak rambutnya frustasi, ia bingung harus melakukan apa sekarang?

"Ah iya, gue telfon Nadhira aja" gumam Reza.


~Di kamar Nadhira

Nadhira dan Dinda tengah tiduran diatas kasur milik Nadhira sambil menonton film

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nadhira dan Dinda tengah tiduran diatas kasur milik Nadhira sambil menonton film. Ya, malam ini Dinda menginap di rumah Nadhira. Saat asyik menonton, pandangan Nadhira teralih pada handphone nya yang berdering.

My husband is calling...

Nadhira menyerengitkan dahinya bingung "Mas Reza?"

Tumben sekali suaminya menelpon. Ada apa? Pikir Nadhira.

Ha..llo iya mas ada apa?


Mamih gue mau kesitu, tolong lo bilangin kalau gue ada kerjaan di luar kota.

Hah maksud kamu-?


Tuttt...

"Reza nelpon? Apa katanya?" tanya Dinda.
"Dia bilang, katanya mamih mau kesini" jawab Nadhira.
"Apaaa??? Terus lo bilang apa ntar soal Reza yang ga ada disini?" tanya Dinda kembali.
"Gue disuruh bilang ke mamihnya kalau Reza ada kerjaan di luar kota" ucap Nadhira menjelaskan.
"Ck... Dasar tuh cowok" kesal Dinda.

Ting nong... Ting nong...

Bi Inem yang mendengar bunyi bel masuk, segera membuka pintu rumah itu.

Ceklek...

"Eh nyonya besar toh, kirain bibi siapa aja. Mari nya, masuk" sapa bi Inem ramah.
"Iya bi, makasih. Saya langsung ke kamar Nadhira ya" balas mamih Reza.
"Iya nya" ucap bi Inem.

Jessica, mamihnya Reza itu melangkahkan kakinya menuju kamar Nadhira.

Ceklek...

"Nadhira, mamih datang" ucap Jessica.
"Loh Dinda? Kamu ada disini juga?" tanya Jessica pada Dinda.

Nadhira dan Dinda segera menghampiri Jessica lalu mencium tangannya. Kemudian, mereka bertiga duduk di sofa kamar Nadhira.

"Hehe iya tan, aku sekalian nemenin Nadhira" jawab Dinda tersenyum.
"Oh gitu" ucap Jessica.
"Sayang, apa benar Reza ada kerjaan di luar kota?" tanya Jessica pada Nadhira.
"Eemmm... Iya mih benar" jawab Nadhira.
"Ck... Anak itu ya" kesal Jessica.
"Eh iya, kamu udah ada tanda-tanda isi belum?" tanya Jessica kembali.
"Maksud mamih, isi apa ya?" tanya Nadhira bingung.
"Aduh kamu itu, maksud mamih itu ya tanda-tanda kamu hamil udah ada belum?" tanya Jessica kembali.
"Ah itu, belum mih. Do'ain aja ya" ucap Nadhira lembut.
"Eemmm... Yaudah deh mamih do'ain semoga kalian cepat punya anak. Oh iya, ini mamih bawain makanan buat kalian" balas Jessica.
"Wahhh... Makasih banyak mih" ucap Nadhira.
"Makasih tante" ucap Dinda menimpali.
"Yaudah, mamih cuma ngasih itu aja. Mamih pulang dulu ya" ucap Jessica pamit.
"Eh iya mih, yaudah yuk aku antar sampai depan" ucap Nadhira.
"Ga usah sayang. Mamih pamit ya, Assalamu'alaikum" balas Jessica lalu pergi.
"Wa'alaikumsalam, hati-hati mih" ucap Nadhira.


























Jangan lupa klik "⭐" dan comment nya ya!!!

Biar author tambah semangat.

Secepatnya author up lagi.

Terimakasih




Karena Waktu Tidak Akan Pernah Kembali [Completed] [Sudah Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang